Ini adalah sebuah karya Rusia yang telah banyak menginspirasi dunia. First Love adalah karya Ivan Turgenev yang menarik untuk dinikmati.
Surabayastory.com – Novel First Love (Cinta Pertama) ini adalah karya Ivan Turgenev yang terkenal. Karya klasik yang dibuat tahun 1860, mengambil setting abad ke-19 saat aristokrasi Rusia mulai memudar. Mengisahkan perkembangan pengetahuan seorang anak lelaki dan pengendalian atas hatinya ketika ia menghadapi sifat cinta dewasa yang kompleks.
Membaca karya ini akan terlihat sebuah penggambaran situasi yang detil dan otentik mengalir ringan dan mendebarkan. Pergulatan hati yang gundah, gelisah, hingga binar kebahagiaan mampu tersaji secara lembut dengan bahasa yang mempesona. Karya ini bukan saja nyaman dibaca sebagai bacaan yang menghanyutkan tetapi juga mendewasakan wawasan tentang kedalaman cinta dan kehidupan.
Karya First Love (Cinta Pertama) ini diyakini sebagai karya terbaik Turgenev. Karya ini mampu menggambarkan sebuah situasi sosial kehidupan yang detil di balik pergulatan hati seorang anak muda yang didera asmara. Kisah ini berkembang dan mengalir dengan mendebarkan. Sebuah kajian filsafat dan psikoanalisis secara tidak langsung turut hadir di sini.
First Love adalah novel Turgenev yang pertama kali diterbitkan tahun Maret 1860 di Perpustakaan Reader. Ini adalah salah satu fiksi singkatnya yang paling populer. Ini menceritakan kisah cinta antara seorang gadis berusia 21 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun. Sebuah kisah cinta yang universal.
Kisah cinta antara anak petani dan seorang wanita cantik. Selama musim panas 1833, kala Vladimir berusia 16 tahun, bersama kedua orang tuanya ia tinggal di sebuah rumah pedesaan di dekat gerbang Kalouga. Tidak lama kemudian, di pondok kecil di sebelah rumahnya, tinggal seorang putri tua miskin, Putri Zasyekin beserta anak gadisnya, Putri Zinaida Aleksandrovna.
Sebagaimana pria-pria lain dari berbagai macam profesi yang tinggal di sana, Vladimir juga dibuat jatuh hati oleh kecantikan dan kewibawaan Putri Zinaida. Vladimir bahkan pernah rela melompat dari sebuah dinding yang tingginya empat belas kaki kala diminta oleh sang putri muda. Putri Zinaida sebenarnya sedari awal sudah mengatakan pada Vladimir bahwa usia mereka terpaut cukup jauh, hanya saja saat itu Vladimir gigih menunjukkan cintanya. Saat pernyataan itu diperkuat, bahwa Putri Zinaida mencintai Vladimir hanya sebagai adik, barulah Vladimir tersadar.
Di sisi lain, Vladimir juga menyadari bahwa Putri Zinaida sedang jatuh cinta, namun entah dengan siapa, dan Vladimir berniat membalas dendam pada laki-laki misterius itu — berusaha mengintai dan membunuhnya. Namun tak disangka, laki-laki misterius tersebut tak lain adalah ayah Vladimir sendiri. Hal itu pada akhirnya menjadi jelas setelah sebelumnya Vladimir merasa bahwa sang ayah hampir selalu membela keluarga Zasyekin, berbanding terbalik dengan sang ibu yang menyatakan ketidaksukaannya.
Singkat cerita, keluarga Vladimir meninggalkan Kalouga untuk kembali ke Petersburg. Vladimir sudah merelakan cinta pertamanya itu kandas. Di Petersburg Vladimir berkuliah, sedangkan sang ayah mendadak meninggal dunia beberapa saat setelahnya. Empat tahun kemudian, Vladimir mendapat kabar tentang Putri Zinaida.
Niat untuk berkunjung sebenarnya sudah ada, hanya saja niat itu selalu terhalang oleh urusan-urusan lain yang bersifat mendesak. Kendati demikian, pada akhirnya Vladimir benar-benar bisa mengunjungi tempat di mana sang putri muda tinggal. Namun sayang, ketika Vladimir bertanya terkait keberadaan Putri Zinaida pada warga setempat, Vladimir mendapat kabar bahwa sang putri telah meninggal empat hari sebelumnya karena melahirkan
Seperti kebanyakan karya Turgenev, yang satu ini sangat otobiografi. Memang, penulis mengklaim bahwa itu adalah otobiografi paling banyak dari semua karyanya. Di sini Turgenev menceritakan kembali sebuah kejadian dari hidupnya sendiri, kegilaannya dengan seorang tetangga muda di negara ini, Catherine Shakovskoy (Zinaida dari novelnya), sebuah kegilaan yang berlangsung sampai ditemukannya bahwa Catherine sebenarnya adalah nyonya ayahnya sendiri.
Kritik terbagi. Beberapa mengkritik topik bahasanya yang tidak menyentuh isu sosial dan politik yang mendesak hari ini. Yang lain mengutuk ketidakpatuhan materi pelajaran tersebut, yaitu seorang ayah dan anak yang jatuh cinta dengan wanita yang sama dan seorang wanita muda yang merupakan simpanan seorang pria yang sudah menikah. Namun, ada banyak pengagumnya, termasuk novelis Prancis Gustave Flaubert, yang menuangkan sebuah surat kepada Turgenev, “Betapa gadis yang menyenangkan dari Zinochka [Zinaida]!” Countess Lambert, seorang kenalan dekat Turgenev, mengatakan kepada penulis bahwa kaisar Rusia sendiri telah membaca novel tersebut kepada sang permaisuri dan merasa senang karenanya.
*****
Ivan Turgenev adalah salah satu sastrawan besar Rusia. Banyak karyanya berfokus pada isu-isu sosial dan politik Rusia. Ia menjadi salah satu sastrawan dunia yang diperhitungkan. Serangkaian novel karyanya mencerminkan masa kehidupan Rusia selama 1830-an hingga 1870-an yaitu Rudin (1856), Home of Gentry (1859), On the Eve (1860), Fathers and Sons (1862), Smoke (1867) dan Virgin Soil (1877). Ia juga menulis banyak drama, cerita pendek, esai sastra, memoar dan novel pendek.
Turgenev berada di zaman age of realism, zaman keemasan sastra Rusia. Turgenev tercatat sebagai salah satu penulis prosa terbaik di masa ini. Penulis lainnya adalah Leo Tolstoy dan Fyodor Dostoyevskiy. Di zaman ini sastra Rusia meraih masa puncak dengan lahirnya karya-karya monumental dan legendaris.
Nama Turgenev melejit ketika lahir karya Sketsa-sketsa Seorang Olahragawan, yang juga dikenal sebagai Catatan Seorang Pemburu. Karya ini terbit pertama kali tahun 1852. Di sini digambarkabn secara detil tentang proses berburu burung dan kelinci di tanah ibunya di Spasskoye. Di sini bukan saja proses berburu secara kasat mata yang diceritakan, tetapi ada sebuah filosofi kehidupan yang dalam dari sepenggal aktivitas dalam hidup.
Karya Turgenev lainnya adalah Sarang para Bangsawan (1859), diikuti oleh Di Malam Hari, sebuah cerita yang mengandung salah satu tokoh perempuannya yang paling cantik, Helen. Dalam karya Di Malam Hari , dengan penggambaran Turgenev tentang tokoh revolusioner Bulgaria, Dmitri, tentu sangat menarik secara politis bagi para pembaca sezamannya.
Sementara novel Father and Son adalah sebuah novel yang berstruktur indah, di mana si pengarang dengan indah menggambarkan doktrin-doktrin revolusioner yang saat itu mulai menyebar di Rusia. Tokoh utamanya, Basarov, dipuji oleh banyak orang sebagai salah satu tokoh yang paling indah dalam novel abad ke-19. Para kritikus Rusia abad ke-19 tidak menyukai Ayah dan Anak-anaknya. Kritik yang tajam, khsuusnya dari para radikal yang elbih muda, membuat Turgenev kecewa dan ia sangat sedikit menulis pada tahun-tahun setelah Bapak dan Anak-anaknya.
Dalam keseharian, Turgenev sering melakukan perjalanan untuk beberapa kota di Eropa, dan belajar filsafat. Tahun 1843, ia menerima sebuah jabatan kecil di Kementerian Dalam Negeri yang membuatnya kenalan dengan Pauline Viardot, seorang penyanyi Prancis. Turgenev menyatakan cinta seumur hidup dengan penyanyi Prancis itu.
Setelah pensiun, dia pergi ke Prancis, menghabiskan waktu di perumahan Viardot di Paris. Periode Prancis ini sangat produkstif dalam karir sastranya. Dia menulis sebagian besar fragmen diterbitkan dalam Sketsa Olahraga Seorang Olahragawan, Agustus 1852. Turgenev menyaksikan Revolusi Februari di Paris (1848) dan ia punya hubungandengan kelompok-kelompok reformasi di Rusia.
Tahun 1869, dia mengalami kesulitan keuangan dan harus menjual vila yang baru dibangunnya, namun tetap tinggal di sana sebagai penyewa. Dia menyiapkan karya-karyanya yang terkumpul yang kemudian menghasilkan Rudin (1855), A Nest of Gentlefolk (1859), On the Eve (1860), dan Smoke (1867), dan beberapa drama. Selama sepuluh tahun berikutnya, Turgenev mengerjakan novelnya, Virgin Soil, dan beberapa drama lainnya, menghabiskan waktu di Baden, Paris, Inggris, dan Rusia.
Ia mendapat gelar kehormatan dari Oxford. Sebagai menjadi pengagum Pushkin yang hebat, dia berperan aktif dalam Festival Pushkin tahun 1880. Tahun 1882, dia sakit parah, namun terus bekerja, dan mendikte naskah Fire at the Sea dan The End.
Turgenev meninggal di Prancis, 3 September 1883, dengan Madame Viardot dan anak-anaknya. Tahun sebelum kematiannya, dia menerbitkan sebuah naskah singkat dari apa yang dia sebut “lelucon orang tua” dengan judul Puisi dalam Prosa. –sa