Surabayastory.com – Apakah dongeng itu? Menurut pengertiannya, dongeng adalah sebuah cerita yang menggambarkan kehidupan atau keadaan suatu tempat dengan para tokoh berasal dari berbagai jenis, bisa. Dewa, peri- peri, binatang atau bahkan manusia sendiri. Tujuan dibuatnya dongeng yaitu untuk menggambarkan tabiat-tabiat manusia serta tingkah laku ke dalam bentuk tokoh-tokoh tadi. Ada kisah yang nyata dan ada juga imajinatif.
Jenis dongeng yang paling populer di dunia adalah fabel, yakni cerita yang menjadikan hewan- hewan memiliki kehidupan seperti manusia dan bertingkah laku layaknya manusia. Tema hewan yang paling banyak hadir dalam di tengah-tengah keluarga di negeri kita sebagai binatang piaraan dan ternak. Fabel Yunani kuno adalah dongeng paling termasyur di dunia.
Dongeng- dongeng di dunia dan beribu- ribu cerita, dengan ratusan penulis juga di seluruh dunia. Ada Dongeng Eropa, Dongeng Yunani Kuno, Dongeng Cina, Dongeng Arab, Dongeng India, hingga Indonesia.
Bagaimana dengan perkembangan dongeng di Indonesia? Indonesia yang terdiri dari 38 provinsi, memiliki begitu banyak cerita dongeng. Jenis dongeng yang populer di Indonesia adalah yang bertemakan cerita rakyat.
Dongeng itu Pelajaran Kehidupan
Setiap dongeng adalah sumber kebajikan. Dongeng memang bisa dinikmati sebagai sekadar cerita atau kisah yang terjadi di alam antah berantah. Namun, dongeng, sesungguhnya, juga ingin menyatakan sesuatu yang kita anggap berarti dan bernilai bila diteruskan kepada pembacanya. Mungkin karena itulah dongeng selalu bersifat abadi, dan tak lekang oleh waktu.
Mengapa membaca dongeng itu penting? Banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan membacakan cerita/dongeng, terutama pada anak yang masih belum bisa membaca dan menulis atau pada masa pra-sekolah. Karena itu tumbuh kebiasaan di kalangan orangtua untuk mendongeng kepada anaknya.
Cerita atau dongeng biasanya dibacakan menjelang anak tidur malam oleh orang tua mereka atau dari kakak kepada adiknya. Tapi pembacaan cerita/dongeng telah lama dikemas juga menjadi program televisi khusus untuk anak-anak. Ini menunjukkan bahwa pembacaan cerita/dongeng memang sangat penting dan menarik perhatian anak-anak.
Tentu ini merupakan sesuatu yang positif pada diri anak. Anak akan merasa bahwa orang tuanya selalu hadir dalam kehidupannya.
Cerita/dongeng sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi dalam masyarakat kepada anak. Karena dalam cerita atau dongeng yang baik selalu terkandung pesan moral. Seperti pesan agar anak berbuat baik kepada sesama ataupun kepada lingkungan alam dan seisinya, berbakti kepada orang tua, patuh kepada guru, menghormati orangtua, menyayangi saudara, bersikap jujur, ramah, sopan, dan suka menolong.
Di samping menjadi sarana transfer nilai-nilai, cerita/dongeng diharapkan mampu mendorong rasa ingin tahu dan mengembangkan daya imaginasi anak. Ini merupakan dasar bagi pengembangan kreativitas anak di kemudian hari.
Dongeng itu Mendorong Minat Baca
Cerita/dongeng diharapkan juga bisa mendorong minat baca anak ketika sudah mulai bisa membaca dan menulis. Lebih bagus lagi tentunya kalau kemudian muncul minat untuk menulis. Karena saat ini mereka yang terjun di bidang tulis-menulis masih sangat langka. Agar mereka bisa lebih mudah memahami, cerita dibuat sesederhana mungkin sesuai dengan daya tangkap anak-anak, dan bahasanya dikemas agar mudah dipahami.
Hanya saja, mengapa pola yang jahat kalah dan pihak yang baik menang ini selalu muncul dalam hampir setiap kisah-kisah? Bisa jadi itu menunjukkan bahwa ada nilai-nilai yang bersifat universal tentang kejahatan dan kebaikkan. Kita boleh berbeda bangsa, suku, golongan, atau agama, namun dalam apa yang disebut nilai-nilai kebaikkan, kita hampir sepakat.
Bagi para pembaca dewasa bisa mengambil hikmah dari cerita yang tampak sepele tetapi sebenarnya sangat dalam. Sebaliknya buat anak-anak, ada nilai kebajikan serta pesan kehidupan yang bisa menjadi panutan.
Dibaca secara sepintas, dongeng-dongeng ini memang punya alur yang sangat sederhana. Ada pihak baik, ada kehidupan bahagia, dan ada pihak jahat yang dengki dengan kebahagiaan itu. Selanjutnya si jahat akan berupa merebut kebahagiaan itu dengan berbagai cara. Nah, cara-cara yang dipakai si jahat inilah yang hampir selalu menimbulkan antipati kita. Kita selalu tidak suka pada orang ada tokoh yang mau menang dengan cara seenaknya sendiri dan tidak mau bersusah payah berupaya.
Karena alam semesta ini selalu berpihak pada yang baik dan benar, maka usaha jalan pintas si tokoh-tokoh jahat ini selalu berakhir dengan kehancuran mereka.Inilah pelajaran yang ingin disampaikan dongeng-dongeng ini. —sa