Setiap penemuan, selalu terselip kisah menarik yang menyertai. Bagaimana kisah Galileo Galilei tentang penemuan obyek ritmis dan pendulum sederhana?
.

.
Surabayastory.com – Usianya tujuh belas dan ia bosan mendengarkan Misa yang sedang diselenggarakan di katedral Pisa. Sementara mencari-cari suatu objek yang bisa menarik perhatiannya, siswa kedokteran yang muda itu mulai memusatkan diri pada sebuah kandelar yang berada tinggi di atas kepalanya, tergantung pada rantai yang panjang dan tipis, berayun dengan pelan ke kiri dan ke kanan dalam angin sepoi musim semi. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh osilasi (goyangan) itu sendiri untuk berulang, ia bertanya-tanya, sambil mengukur goyangan itu dengan detak nadinya. Dengan keheranan ia mendapati bahwa lampu itu memerlukan banyak detakan nadi untuk menyelesaikan sebuah ayunan ketika benda itu hampir tidak bergerak sama sekali sementara angin membuatnya berayun lebih lebar. Nama pemuda itu, yang ditakdirkan untuk menciptakan penemuan-penemuan ilmiah lain yang penting, adalah Galileo Galilei.
Legenda mengenai bagaimana Galileo menemukan isokronisme pendulum sederhana, seperti yang dikisahkan oleh penulis biografinya Vincenzio Viviani, diragukan kebenarannya. Namun yang tidak bisa disangkal adalah kenyataan bahwa ia menemukannya dan pengaruhnya yang mendalam terhadap peradaban kita dalam abad-abad berikutnya. Buku ini adalah mengenai irama waktu, bagaimana irama itu pada akhirnya diatur oleh pendulum Galileo, pengaruh yang kuat dari osilasi pendulum terhadap persepsi kita mengenai irama itu, dan bagaimana osilasi ini kemudian didapati memanifestasikan dirinya sendiri dalam banyak fenomena alam lainnya.
Tiga bab pertama mengatur panggungnya, menggambarkan irama waktu sebagai tercatat sebelum kedatangan yang membuat stabil ayunan pendulum: penanaman rangkaian siang dan malam terhadap organisme hidup, sejarah kalender, yang ditandai oleh pergulatan peradaban untuk mengakurkan siklus lunar (bulan) dan solar (matahari), dan memperhitungkan interval waktu yang lebih pendek sampai Abad Pertengahan. Baik mekanisme biologi yang dilakukan oleh alam untuk menanamkan irama dalam makhluk hidup maupun metoda yang dikembangkan oleh kebudayaan manusia untuk melacak periode-periode yang dipaksakan terhadap kita oleh alam tidak ada yang stabil maupun akurat. Namun mekanisme biologi memberikan keuntungan adaptif yang cukup untuk menjadikannya ciri-ciri kehidupan yang ada di mana-mana, dan selama beribu-ribu tahun yang terakhir memenuhi kebutuhan manusia dengan memadai.
.
Kemajuan Setelah Renaissance
Setelah Renaissance, bagaimanapun, kemajuan-kemajuan komersial dan ilmiah memaksakan sebuah tekanan yang penting untuk mengukur waktu dengan lebih akurat, dan kemajuan yang lebih jauh dari peradaban Barat telah dengan kerasnya dihambat tanpa penemuan jam yang stabil dan mantap. Navigasi maritim skala-besar seperti juga halnya ilmu pengetahuan modern bergantung kepadanya. Pendulum, dan kemudian mekanisme fisika yang sejenis lainnya, memenuhi tujuan ini dengan luar biasa.
Mengejutkan, ilmu fisika pada osilator harmonik—yaitu, pendulum Galileo—yang membuatnya mungkin untuk mengatur aliran waktu, memimpin jauh daripada hanya sebagai alat untuk membuat jam-jam yang akurat. Osilator ini telah didapati menjadi dasar tidak hanya mengenai apa yang kita dengar sebagai suara musik dan lihat sebagai warna cahaya, namun, melalui teori kuantum, juga mengenai apa yang kita mengerti sebagai struktur alam semesta. Tanpa osilator, tidak akan ada partikel: tidak ada udara untuk bernafas, tidak ada cairan untuk menopang kehidupan, dan tidak ada materi padat untuk membentuk bumi. Ini adalah sejarah mengenai sistem fisika dalam alam yang paling sederhana namun paling fundamental dan bagaimana itu menyatukan irama waktu dan eksistensi material kita. – vee