Seorang yang sukses adalah dia yang mampu memotivasi dirinya sendiri. Dia memiliki kata-kata pamungkas yang membuatnya tak ingin menjadi biasa-biasa saja.
Surabayastory.com – Tak ada seorang pun yang tahu jalan hidup anak manusia. Tak ada satupun makhluk yang bisa memastikan ke mana kaki akan di arahkan, atau ke mana angin bertiup. Hidup adalah misteri. Banyak kejutan-kejutan tak terduga. Jalan sukses seseorang juga sering tak disangka-sangka. Kerap jauh dari harapan, namun tak sedikit yang melebihi cita-cita.
Kehidupan Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi jilid pertama memang penuh warna. Ia merupakan sosok menteri yang memiliki pribadi yang unik. Ia seorang wanita yang jauh dari kesan feminim sebagaimana umumnya wanita. Penampilannya nyentrik, bicaranya ceplas-ceplos dan suka merokok.
Kontroversi bertambah ramai ketika terungkap ia juga memiliki tato di kakinya. Ini sungguh bukan hal biasa bagi para wanita. Lalu sisi hidupnya yang tak kalah mengundang heboh adalah kegagalan tiga kali perkawinannya, dua di antaranya dengan pria asing.
Kontroversi masih terus berlanjut ketika ternyata pendidikannya hanya sampai SMP saja. Ia bersekolah hanya sampai kelas 2 SMA di Yogayakarta. Karena sempat sakit akibat jatuh dari tangga gedung sekolah, ia pulang kampung dan kemudian berhenti sekolah.
Namun di balik hal-hal yang mengundang cemoohan itu, ternyata Susi Pudjiastuti adalah seorang pengusaha yang sukses. Yang lebih mengagumkan ia merintis usahanya dari bawah. Walaupun orangtuanya seorang pedagang sapi dan kerbau yang cukup berada, namun ia tak mau mengandalkan modal dari orangtuanya.
Selepas drop-out dari SMA, Susi berjualan apa saja. Tapi ketika sadar tanah kelahirannya, Pangandaran, memiliki potensi besar di bidang perikanan, ia putar haluan menjadi bakul ikan seperti kebanyakan wanita di daerahnya.
Ia melihat daerahnya surplus hasil laut. Lantas ia memperkirakan kalau seluruh hasil laut di Pangandaraan dieksplorasi, maka tak akan terserap pasar lokal. Ia pun mulai melirik pasar di luar daerahnya sendiri. Awalnya ia membidik pasar Jakarta. Lantas kemudian melirik pasar ekspor.
Dan yang paling brilian ia mulai berpikir menggunakan angkutan pesawat terbang untuk membawa hasil lautnya dari nelayan menuju tempat para pemesan. Dengan cara itu, maka hasil laut sampai ke tempat tujuan dalam keadaan masih segar. Dengan demikian harganya pun akan tinggi sekali.
Ia adalah wanita Indonesia yang inspiratif. Ia bekerja keras, tak gampang menyerah, dan berjalan dengan keyakinannya. Dan ia membuktikannya pada masyarakat dunia. Meski berpikiran jauh ke depan, ia masih tetap “berkaki” di Pangandaran. Ia juga tetap menjadi “ibu” yang hangat bagi para nelayan yang membutuhkan uluran tangannya.
Ia juga orang pertama yang nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, untuk memberikan bantuan, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Ia adalah bagian pemimpin masa depan yang dibutuhkan Indonesia. Lebih banyak kerja daripada berkata-kata. Pemimpin masa depan yang berkeyakinan akan keberhasilan masa depan bangsa kita, hanya kita didapatkan dengan jiwa dan pikiran yang merdeka.
Darinya lahir banyak kata-kata inspiratif. Pembaca boleh merenungkan, dan mematrikannya dalam sanubaru, agar tak menjadi manusia yang biasa-biasa saja. –sa