Penyakit diabetes adalah penyakit yang sangat berbahaya. Bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi, dan menderita seumur hidup.
Surabayastory.com – Diabetes atau yang sering disebut dengan kencing manis atau penyakit gula. Penyakit ini salah satu jenis penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula di dalam darah. Diabetes ini tidak dapat disembuhkan namun penderita hanya dapat mengontrol kadar gula darahnya.
Ketidakmampuan atau ketidakpedulian terhadap perkembangan gula darahnya sendiri dapat berakibat fatal terhadap penderita diabetes. Survei menunjukkan bahwa usia rata-rata penderita diabetes berkurang sekitar 15 tahun. Ini beda misalnya kalau si penderita mampu melakukan kontrol yang baik terhadap gula darahnya.
Pada orang yang sehat tingkat gula dalam darah secara otomatis dapat dikendalikan. Ini tidak berlaku pagi penderita diabetes. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi. Pada penderita diabetes terjadi gangguan pada sel-sel pankreas sehingga insulin tidak bisa diproduksi atau produksi tapi dalam jumlah yang sedikit. Bisa juga insulin dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup tapi ditolak oleh sel-sel tubuh sehingga gula darah tidak bisa diubah menjadi energi. Akibatnya terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh.
Diabetes sebenarnya mempunyai dua tipe utama, tipe 1 dan tipe 2, di mana tak semua orang tahu perbedaannya. “Membandingkan tipe 1 dan tipe 2 seperti membandingkan apel dengan traktor,” kata Gary Scheiner, CDE, penulis Think Like a Pancreas, yang juga banyak mengakrabi diabetes.
Orang-orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 menghadapi masalah insulin. Tetapi bagaimana penyakit ini muncul adalah sesuatu yang sangat berbeda. Jika Anda menderita diabetes tipe 1, tubuh Anda tidak memroduksi insulin sama sekali. Itu karena tipe 1 merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dan menghancurkan sel-sel pembuat insulin di pankreas Anda. Tidak seorang pun tahu secara pasti apa yang menyebabkan itu, tetapi faktor genetik bisa jadi berperan dalam hal ini.
Sedangkan, pada diabetes tipe 2, tubuh memroduksi insulin, tetapi tubuh mempunyai kesulitan menggunakan insulin secara efisien. Faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2 termasuk obesitas (terutama jika Anda mempunyai berat badan lebih di sekitar perut Anda) dan tak banyak melakukan aktivitas fisik. Riwayat keluarga yang mempunyai penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko Anda.
“Satu-satunya kesamaan yang mereka miliki adalah keduanya melibatkan ketidakmampuan untuk mengontrol kadar gula darah,” ujar Gary.
Ini Beda Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2
Dilihat dari perbandingan jumlah kasus, diabetes tipe 1 mencakup 10-15 persen dari jumlah seluruh pengidap diabetes. Dikutip dari ABC News, jumlah kasus diabetes tipe 2 terutama di negara maju dan berkembang mencapai 85-90 persen dari seluruh pengidap diabetes semua tipe.
Lalu kenapa Diabetes disebut juga dengan kencing manis? Glukosa yang menumpuk di saluran darah menyebabkan ginjal tak bisa melakukan penyaringan dengan baik. Sebagian glukosa itu masuk ke sistem urine sehingga air kencing penderita diabetes mengandung gula.
Tanda dan gejala yang sering dikeluhkan pasien diabetes mellitus antara lain : sering buang air kecil dimalam hari, sering merasa haus, cepat merasa lapar, berat badan turun dengan cepat, merasa lemah dan gampang kelelahan, sering kesemutan di kaki dan tangan, penglihatan kabur, sering infeksi, keputihan, luka atau memar yang sukar sembuh (gangren), bisul, kulit kering atau gatal-gatal.
Apabila dibiarkan tak terkendali serta tanpa perawatan yang memadai, kondisi diabetes ini dapat menimbulkan komplikasi penyakit yang berakibat fatal, seperti kerusakan saraf (neuropathy), otak (cerebrovaskular), gangguan mata (retinopathy), penyakit jantung (kardiovaskular), penyakit ginjal (nefropathy), impotensi, gangguan pencernaan, mudah terinfeksi, kelainan kulit (gatal-gatal biasanya di sekitar kemaluan) dan luka membusuk (gangren).
Lebih Jauh tentang Tipe 1 dan Tipe 2
Banyak orang yang masih beranggapan bahwa diabetes tipe 1 sama dengan diabetes tipe 2. Hal ini masih dapat dianggap wajar mengingat gejala keduanya memang mirip. Namun pemahaman yang lebih baik terhadap masing-masing penyakit tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi anda, khususnya dalam hal pengobatan yang nantinya dijalani. Berikut ini perbedaan antara diabetes tipe 1 dan 2:
- Salah satu perbedaan DM tipe 1 (kering) dan DM tipe 2 (basah) adalah usia penderitanya.
Perbedaan pertama terletak pada usia pasien saat pertama kali didiagnosis. Diabetes tipe 1 lebih banyak menyerang pasien di bawah umur 20 tahun sehingga sering disebut juvenile onset, sebaliknya tipe 2 menyerang usia 35 tahun ke atas atau disebut adult onset.
Penggunaan istilah juvenile onset dan adult onset saat ini sudah dihilangkan, sebab pada kenyataannya diabetes tipe 1 dan 2 bisa menyerang usia berapapun. Hanya saja, kecenderungannya masih sama yakni tipe satu lebih banyak menyerang di usia muda dan tipe 2 di usia tua.
- Selanjutnya adalah postur dan perawakan pengidapnya.
Pasien diabetes tipe 1 umumnya memiliki perawakan kurus, sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang-orang bertubuh besar yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight) maupun obesitas.
Biasanya, penyakit berlebihnya kadar gula dalam darah ini rentan menyerang orang-orang bertubuh tambun karena obesitas. Namun, orang kurus pun ternyata juga bisa terserang obesitas ketika tubuhnya punya lebih banyak lemak daripada otot.
Dalam istilah medis, kondisi orang berberat badan normal tetapi menderita obesitas disebut sebagai metabolically obese normal weight (MONW). Keberadaan lemak ini yang bisa mendongkrak kadar gula darah orang yang terlihat kurus sekalipun. Diabetes bukan masalah gemuk atau kurus melainkan komposisi lemak. Jika komposisi lemaknya tinggi, terutama di perut, risiko terkena diabetes lebih tinggi, apalagi kalau pola makannya tidak dijaga.
omposisi tubuh yang baik adalah yang berotot. Jika badan gemuk tapi tak berotot dan isinya lemak saja, pasti akan ada gangguan.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Journal of the American Medical Association, satu dari empat orang kurus juga memiliki gejala diabetes dan termasuk dalam kategori obesitas. Oleh karena itu, orang bertubuh kurus pun perlu melakukan antisipasi terhadap diabetes.
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang, sementara tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin dalam arti insulinnya cukup tetapi tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah.
- Perbedaan lain, berdasaarkan bisa dicegah atau tidak.
Diabetes tipe 1 susah diprediksi dan dicegah, sebab merupakan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Sedangkan diabetes tipe 2 sangat bisa dicegah dengan mengendalikan faktor pemicu. Faktor pemicu tersebut meliputi gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, pola makan yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik atau olah raga. Faktor keturunan bukanlah faktor pemicu utama untuk DM tipe 2.
- Perbedaan lainnya terletak pada pantangan makanan.
“Orang dengan diabetes tipe 1 dapat makan apa saja yang mereka inginkan, jika sesuai dengan dosis insulinnya,” kata Scheiner.
Jadi jika penderita tipe 1 berencana untuk pergi ke pesta ulang tahun, mereka hanya harus mengonsumsi insulin lebih banyak untuk melawan serangan gula dari kue.
Bagi penderita diabetes tipe 2, mungkin harus lebih sedikit hati-hati terhadap makanan. Kebanyakan orang dengan tipe 2 tidak mengonsumsi insulin dan artinya tubuh tidak bisa mengatasi dengan mudah apa yang Anda makan. Diabetes tipe 2 juga berkaitan erat dengan obesitas dan konsumsi banyak makanan manis.
- Perbedaan Pengobatan
Karena penyebabnya berbeda, maka pengobatannya kedua jenis DM inipun juga berbeda. Karena orang dengan tipe 1 tidak dapat memroduksi insulin sendiri, mereka harus melakukan injeksi insulin rutin atau memakai pompa insulin yang melekat pada tubuh mereka. Tanpa insulin, hidup mereka akan berakhir.
Untuk diabetes tipe 2, pilihan pengobatannya lebih banyak. Anda mungkin akan diberi petunjuk untuk memonitor diet Anda, melakukan lebih banyak latihan dan menurunkan berat badan. Tetapi kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2 juga mengonsumsi pil yang mendorong tubuh untuk membuat lebih banyak insulin dan atau menurunkan kadar gula darah.
Jika langkah-langkah ini tidak bekerja dan penyakit semakin memburuk, Anda mungkin harus beralih menggunakan suntikan insulin.
Mana yang Lebih Berbahaya?
Meskipun mungkin tipe 1 dapat ditemukan sejak masa kanak-kanak, kemudian berkembang pada orang. Karena itulah mengapa ini disebut sering disebut dengan diabetes anak-anak (juvenile diabetes). Sementara diabetes tipe 2, di sisi lain, lebih mungkin terjadi saat usia Anda bertambah, maksudnya risiko Anda akan meningkat setelah usia 45 tahun.
Namun yang perlu diingat, diabetes jenis apapun yang Anda derita, sangat penting bagi Anda untuk mengelola dan mengendalikannya secara serius. Keduanya dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kebutaan, amputasi dan gagal ginjal.
Yang terpenting adalah, kita tetap dapat menjalani kehidupan panjang yang sehat dengan salah satu bentuk penyakit ini. Minum obat seperti apa yang diarahkan, sering memantau kadar gula darah, makan dengan baik, berolahraga dan tidak stres merupakan kuncinya. –drs