Surabaya dirambah fenomena baru: warganya gemar bersepeda. Lajur khusus sepeda di Jalan Tunjungan dan Raya Darmo ditambah.
Surabayastory.com – Setelah lama berdiam di rumah, warga Surabaya mulai keluar rumah dalam suasana yang belum normal. Jengah lama berdiam di rumah, namun masih takut ke luar jauh dari rumah. Akhirnya, mereka memilih bersepeda di jalanan kota Surabaya.
Sepeda sepertinya menjadi hobi lama yang kembali menjadi baru. Lebih banyak orang yang bersepeda di jalur-jalur utama kota Surabaya. Gejala gemar bersepeda semakin terlihat di akhir pekan. Ini selaras dengan keterangan para penjual sepeda, ada peningkatan penjualan. Tempat reparasi sepeda juga menyatakan kelimpahan garapan.
Semakin banyaknya warga Surabaya yang bersepeda di jalanan kota, membuat Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya menambah lebar jalur sepeda dan memasang lajur khusus pop-up bike lane sejak akhir Juni 2020. Ada dua jalan yang dipakai ujicoba, di sepanjang Jalan Tunjungan dan Jalan Raya Darmo Surabaya. Lajur ini dibuat untuk menertibkan dan melindungi para pesepeda dari kendaraan bermotor.
Dari data Dishub Surabaya, lajur sepeda telah dibuat dengan panjang ruas jalan mencapai 15.029 meter. Meliputi Jl Darmo, Jl Basuki Rahmat, Jl Gubernur Suryo, Jl Panglima Sudirman, Jl Yos Sudarso, Jl Pemuda, Jl Gubeng, Jl Walikota Mustajab, Jl Wijaya Kusuma, dan Frontage A. Yani Sisi Barat. Selain itu, jalur khusus sepeda juga disiapkan di Jl Sumatera, Jl Sulawesi, Fly-over Gubeng Pojok, Jl Prof Dr. Moestopo, serta Jl Dr. Soetomo sisi selatan.
Hobi bersepeda sebenarnya pernah meraih puncaknya di tahun awal tahun 1990-an. Ketika itu hampir setiap minggu ada even sepeda. Di tahun 2000-an juga sempat ramai, namun belum sepadat decade sebelumnya.
Jalur khusus sepeda yang dihadirkan pemerintah kota Surabaya memang menarik. Namun sebenarnya dalam praktiknya masih belum juga sepenuhnya “jalur khusus sepeda”. Jalur ini masih sering diserobot kendaraan bermotor, gerobak, hingga ada yang dibuat tempat parkir.
Jalur sepeda di Surabaya memang masih jauh dari kata aman. Juga belum nyaman. Di beberapa titik malah dipakai sebagai tempat berhenti sepeda motor. Tak ada pengamanan khusus. Jadi ketika pesepeda berjalan di jalur ini, dan waktu bersamaan sepeda motor dan mobil masuk jalur ini, maka mau tidak mau pesepeda harus minggir dulu.
Dengan kondisi sewaktu-waktu bisa diserobot kendaraan bermotor tentu jalur sepeda ini menjadi tak aman bagi pengendara sepeda. Mereka terancam terserempet sepeda motor atau mobil.
Dengan meningkatnya kembali kegemaran warga kota dengan sepeda, karena situasi kesehatan masih belum kondusif, tatanan kesehatan baru juga wajib diperhatikan. Standar saja: seperti memakai masker dan menjaga jarak. Tak merepotkan. Penambahan lebar jalur juga akan membuat para pesepeda tetap nyaman. –sa