Untuk menenangkan pikiran, melenturkan otot-otot yang kaku, melembutkan jiwa, kami mengajak untuk rileks sejenak di akhir pekan. Menikmati sajian fiksi dan puisi, yang sangat mungkin bisa membawa kita kembali ke jiwa kita sebagai manusia. Ketika semua urusan dunia itu menegangkan, sastra akan melembutkannya. Selamat menikmati.
Dear astro,
Ada galau yang ingin kuhalau…
Dia datang dari kegelapan,
Mengepung dan merasuki jiwa,
Berputar-putar, dan merongrong,
Jantung ini berdetak kencang,
Meledak-ledak, mau pecah,
Hilang kesabaran, hendak marah, tak terkendali,
Aku tak sanggup bernafas, terasa sesak,
Sesak sekali, aku ingin menjerit,
Tuhan, ada apa? apa yang terjadi?
Daku ingin terbang, seperti bunga rumput,
Pergi ke suatu tempat,
Tempat yang damai,
Berangin, berumput, berbunga,
–Bulan
*****
Dear Bulan,
Aku sudah menerima surat balasanmu, terimakasih. Aku tak tahu saat ini aku sedang dilanda kesedihan atau tidak. Tulisan itu meluncur begitu saja, seperti air hujan yang membuat basah kuyup kemarin sore. Hidupku hanya laut dan langit.
Hanya laut, hanya langit, hanya kekosongan. Hidup ini seperti laut dan langit. Keduanya hanya berpisah tipis, melingkar, dan memberi batas tengah pada bumi. Hidup ini juga sebuah garis tipis, antara hidup dan mati, hitam-putih, atau baik-buruk. Keduanya seperti dua sisi mata uang, saling tarik-menarik satu dengan lainnya. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di depan kita. Bisa saja sedetik kemudian kita menjulang tinggi, tetapi sekejap mata kita bisa ganti berguling-guling. Semuanya hanya sebuah garis tipis yang kadang kita tak pernah tahu garis itu berada di mana. Hanya sebuah kekosongan dan keikhlasan untuk menjalani kehidupan ini. Kita nikmati saja hidup ini……
Bagaimana menurutmu?
–Astro