Marco Polo membuat kisah perjalanan yang menarik tentang Pulau Jawa. Dalam diskripsinya, dengan gambaran misteri di belahan bumi selatan, membuat para peneliti dan pembuat peta dunia datang ke Jawa.
Surabayastory.com – Sejak dulu, pulau Jawa selalu digambarkan samar. Tak jelas dengan kasat mata utuh. Di sana ada misteri, ada mitos dengan gambaran-gambaran yang (mungkin sengaja) disamarkan. Kekayaan alam serta sumber daya mineralnya, membuat para penjelajah terdahulu, tak ingin membaginya dengan orang lain. Di abad ke-16, gambaran peta di bagian selatan Jawa disajikan secara terpotong. Ada pula yang menggambarnya dengan garis putus-putus. Sementara Marco Polo menggambarkannya sebagai puilau terbesar di dunia. Apakah ini salah pandang, atau sengaja disembunyikan? Belum ada jawaban yang pasti. Yang jelas, Jawa dan Nusantara sudah kondang dengan kekayaan alam serta matahari yang bersinar sepanjang tahun. Sesuatu yang sangat langka bagi kaum Eropa.
Bagi para penggemar petualangan, atau pembaca kisah-kisah petualang, nama Marco Polo bukanlah sesuatu yang asing. Ia sangat dikenal di kalangan bangsa-bangsa Eropa karena kisah-kisahnya sangat menarik dan dipandang aneh. Di masa itu, bangsa Barat tidak mengenal dunia Timur. Karena itu menjelajah bumi bagian timur selaksa membuka cakrawala dunia baru yang sebelumnya gelap dan tak dikenal.
Cerita perjalanan Marco Polo ke Pulau Jawa, diawali dengan keberangkatan dari pulau Zambia, dan mengarahkan haluan ke arah antara selatan dan tenggara, sekitar 1.500 mil, kemudian sampai di sebuah pulau yang sangat luas, bernama Jawa, yang mana berdasarkan keterangan dari ahli navigasi yang mengetahui banyak hal, pulau ini adalah yang terbesar di dunia, dan jika kita mengitarinya jauhnya sekitar 3.000 mil.
Pulau ini di bawah kekuasaan satu orang raja, dan para penduduknya pun tidak tunduk pada kekuasaan dari bangsa kain. Mereka adalah pemuja berhala. Negara ini kaya dengan bahan-bahan keperluan yang diperdagangkan. Lada, pala, spikenard (salep beraroma dari zaman purbakala/ zaman Roma), laos, kemukus, cengkih, dan banyak lagi rempah-rempah dan obat-obatan lainnya adalah merupakan bahan-bahan yang dihasilkan pulau ini; dan karena itulah banyak kapal pemuat barang dagangan yang singgah di pulau ini, yang mana mendatangkan banyak keuntungan bagi pemilknya.
Jumlah emas yang ditemukan di sana melampaui batas perhitungan dan akal kita. Biasanya para saudagar dari pulau Zipangu dan Manji mendatangkan barang-barangnya dari sini, yaitu seperti logam yang diimpor dalam jumlah besar, dan pulau ini juga menjadi penyalur terbesar rempah-rempah untuk dunia. Tetapi Khan Agung tidak menjadikan pulau ini sebagai subyek untuk di jadikan daerah jajahannya, karena sehubungan dengan jauhnya jarak yang harus ditempuh dan bahaya-bahaya selama perjalanan.
Pulau Jawa yang didiskripsikan di atas saat ini adalah Pulau Jawa Besar, sedangkan Pulau Sumatera disebutkan sebagai Jawa Kecil. Kala itu Marco Polo berkeyakinan Pulau Jawa adalah pulau terbesar di dunia. Dalam perkembangannya, para peneliti mengungkapkan mungkin dalam pandangan Marco Polo, pulau tersambung hingga pantai utara Australia.
Salah satu kisah Marco Polo yang menarik untuk bangsa Indonesia adalah cerita tentang unicorn atau kuda bertanduk satu yang menurutnya dijumpainya di pulau Sumatra. Tetapi, ilmu pengetahuan membuktikan bahwa yang ditemukan Marco Polo itu bukanlah unicorn melainkan badak Sumatra.
Sekarang akan kita lanjutkan ke pembahasan tentang pulau Jawa Kecil. Setelah meninggalkan kepulauan Pentan, dan melanjutkan perjalanan ke arah tenggara sekitar seratus mil, Anda akan sampai di pulau Jawa yang kecil. Pulau ini memang kecil, dianggap kecil karena lingkup perbandingan, keliling pulau ini hanya berukuran sekitar dua ribu mil. Di pulau ini terdapat delapan kerajaan, yang dipimpin oleh banyak raja, dan setiap kerajaan menggunakan bahasanya sendiri, dan sangat berbeda antara satu dan yang lainnya. Penduduknya adalah para pemuja berhala. Di pulau ini terdapat kekayaan yang berlimpah, seperti, rempah-rempah, urat kayu gaharu, kayu sappan yang digunakan sebagai bahan celup, dan bermacam-macam obat-obatan, namun karena jauhnya jarak yang harus ditempuh dan bahaya selama perjalanan, sehingga kekayaan itu tidak diimpor ke negara Eropa, melainkan hanya ke propinsi Manji dan Cathay.
Sekarang mari kita bicarakan secara tersendiri tentang hal-hal yang berhubungan dengan penduduk dari tiap kerajaan-kerajaan ini; tetapi sebelumnyperlu diketahui bahwa pulau ini terletak nun jauh ke selatan hingga bintang utara tampak terlihat. Enam dari delapan kerajaan ini pernah disinggahi oleh Marco Polo; dan sekarang kita akan membicarakan tentang dua kerajaan yang belum sempat dia lihat.
Asal-muasal Marco Polo
Marco Polo adalah penjelajah asal Italia. Ia lahir di Venezia, 15 September 1254. Dia sebenarnya adalah pedagang, dan seperti layaknya pedagang dan penjelajah lautan zaman itu, mencari rempah-rempah dan barang-barang komoditas yang laku di pasaran Eropa. Namun Marco Polo bukan sekadar pedagang. Cerita-cerita yang dibawanya selalu menarik dan unik. Masyarakat Eropa selalu haus dengan wilayah dan budaya Timur yang waktu itu menjadi misteri. Cerita-ceritanya yang selalu baru, membuatnya selalu ditunggu.
Marco Polo pergi ke Tiongkok semasa berkuasanya Dinasti Mongol. Sebagian cendekiawan berpendapat bahwa Marco Polo memang pergi ke Tiongkok, tetapi tidak mengunjungi semua tempat yang digambarkan dalam bukunya (misalnya Xanadu).
Perjalanan Marco Polo ke tempat-tempat yang disebutnya dengan “Jawa” menarik para penjelajah dan peneliti di tahun-tahun berikutnya. Kisah perjalanan Marco Polo di India dan Samudera Hindia ini kemudian menjadi catatan penting dalam dunia ilmu pengetahuan dunia. Yang tak kalah penting, sejak dulu, Jawa sudah menjadi perhatian dunia akan kekayaan alam, flora-fauna, serta budayanya.
Kisah ini bukan hanya sekadar menggambarkan tempat-tempat yang telah disaksikan dan dikunjungi oleh Marco Polo sendiri, lebih daripada itu hasil kerjanya telah mengenalkan pada masyarakat Eropa sebuah dunia yang nyaris sama sekali tertutup bagi mereka dan berpengaruh begitu mendalam selama berabad-abad pada kegiatan eksplorasi dan imajinasi yang selanjutnya. –sa