Ini adalah mahakarya dalam perjalanan peradaban manusia. Keindahan taman gantung yang menakjubkan di zaman sebelum Masehi.
Surabayastory.com – Bagian Kota Babylon yang dianggap paling menakjubkan oleh manusia modern sekarang ini adalah Taman Gantung. Menurut perhitungan taman itu dibangun oleh Raja Nebukadnezar, yang memerintah kota selama 43 tahun. (Ada cerita alternatif yang kurang dapat dipercaya bahwa taman itu dibangun oleh Ratu Assyria Semiramis selama lima tahun pemerintahannya mulai tahun 810 SM). Ini menunjukan tingginya kekuasaan dan pengaruh kota dan Raja Nebukadnezar. Selain membangun Taman Gantung, dia juga membangun banyak kuil yang indah, jalan-jalan yang lebar, istana dan dinding yang menakjubkan.
Menurut perkiraan, taman-taman itu dibangun untuk menghibur istri Nebukadnezar Amyitis yang rindu kampung halaman. Amyitis, saudara perempuan Raja Medes, dinikahi Nebukadnezar untuk menciptakan penyatuan antar bangsa. Kampung halaman tempat pemaisuri berasal, tanahnya hijau, rimbun dan bergunung-gunung, dan di kota Babylon dia mendapatkan tanah yang datar, permukaan tanah Mesopotamia yang terbakar terik matahari yang membuatnya tertekan. Raja memutuskan membuat tiruan tanah kelahiran pemaisuri dengan membangun gunung buatan dengan taman-taman yang berunda-undak.
Sekarang ini orang hanya bisa bertanya-tanya apakah Ratu Amyitis gembira dengan hadiah yang fantastis itu, atau apakah ia tetap ingin tinggal di pegunungan yang hijau di tanah kelahirannya. Karena tak ada cerita yang lebih detil tentang ini.
Taman Gantung mungkin tidak sungguh-sungguh ‘tergantung’ dalam pengertian digantung pada kabel atau tali. Nama itu berasal dari terjemahan yang tidak tepat kata Yunani kremastos atau kata latinnya pensilis, yang tidak berarti bergantung, tapi berada di atas seperti halnya tanah berundak atau balkon.
Ahli geografi Yunani Strabo, yang melukiskan taman itu pada abad pertama sebelum masehi menulis, itu terdiri dari teras-teras yang berundak menuju ke atas, dan berakhir pada pilar-pilar yang berbentuk kubus. Ini adalah lekukan dan diisi dengan tanah supaya pohon-pohon dengan ukuran paling besar dapat ditanam. Pilar-pilar, kubah, dan teras dibangun dengan batu bata dan aspal yang dibakar.”
Diodorus Siculus, seorang sejarawan Yunani, menyatakan bahwa tempat di mana taman itu berdiri terdiri dari lempengan batu besar yang ditutup dengan lapisan rumput, aspal, dan ubin. Di atas ini diletakan penutup dengan lembaran timah, yang kalau ada air yang merembes melalui tanah tidak membusukan fondasi. Di atas semua itu diletakan tanah dengan kedalaman yang pas, yang cocok untuk pertumbuhan pohon-pohon besar. Ketika tanah yang ditimbun sudah rata dan datar, ditanamlah semua jenis pohon, yang keagungan dan keindahannya membuat senang pengunjung..”
Taman Gantung Babylon berisi aneka tanaman dan binatang yang didatangkan dari seluruh dunia. Babylon, selama pemerintahan Raja Nebukadnezar, telah menaklukan dan memerintah hampir semua bagian dunia yang sudah dikenal pada saat itu. Ia memanfaatkan daerah-daerah taklukan untuk merancang taman itu dengan dekorasi yang membuatnya menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Gambaran tentang Taman Gantung
Sejarawan Yunani Kuno, Strabo dan Philo, memberikan deskripsi Taman Gantung Babylon itu sebagai berikut:
“Taman itu berbentuk segi empat, dan masing-masing sisi panjangnya 4 plethra. Itu terdiri kubah-kubah berbentuk lengkungan yang terletak pada pondasi seperti kubus. Pendakian ke teras lantai yang lebih atas dilakukan melalui sebuah tangga…”
“Taman Gantung mempunyai tanam-tanaman yang ditanam di atas tanah, dan akar-akar pohon lebih banyak tertanam di teras atas daripada di tanah. Semua kumpulan tanaman itu ditunjang kolom-kolom batu…. Aliran air mengalir dari sumber yang ada di atas turun ke bawah melalui saluran-saluran yang landai. Aliran air ini mengairi seluruh taman yang membasahi akar-akar tanaman dan menjaga seluruh area itu tetap lembab. Karena itu rumput-rumput tetap hijau dan daun-daun pohon tumbuh lebat pada cabang-cabang yang lentur. Karya seni kerajaan yang mewah dan peninggalan yang paling menakjubkan adalah pekerjaan penanaman pohonnya.”
Diodorus Siculus, sejarawan Yunani pada masa itu, menggambarkan hebatnya Taman Gantung. Menurut Diodorus, lebar taman itu 400 kaki (sekitar 132 meter), panjangnya 400 kaki, sedangkan tingginya lebih dari 80 kaki (sekitar 26,4 meter). Padahal, tembok Kota Babylon, menurut Herodotus, 320 kaki (sekitar 105,6 meter).
Cerita Taman Gantung Babylon adalah cerita cinta antara Nebukadnezar dan Amyitis. Kisah ini mirip cerita pembangunan Taj Mahal di Agra, India. Taj Mahal adalah bangunan cinta. Salah satu bangunan yang disebut paling indah di dunia itu dibangun atas perintah Sultan Sjah Jahan (Sjahjahan). Adalah “cinta dan kesetiaan” pada istrinya, Arjumand Bano Begum yang juga dikenal dengan nama Begum Mumtaz Mahal (Mahkota Kerajaan), yang mendorong Sjah Jahan memerintahkan untuk membangun Taj Mahal. Bangunan makam yang terbuat dari marmer putih itu dibangun pada tahun 1631-1653 dengan mengerahkan 22.000 pekerja serta puluhan arsitek, seniman, dan ahli bangunan dari berbagai negara, termasuk Italia dan Perancis. Batu marmer dikumpulkan dari seluruh India, seperti Makrana dan Rajasthan. Batu-batu khusus didatangkan dari Rusia, Cina, Afganistan, Persia, Asia Tengah, dan Yaman.
Taman Gantung membangkitkan sebuah gambaran yang romantis tentang tanaman hijau yang lebat dan bunga-bunga aneka warna yang turun dari langit. Keagungan pemandangan ini yang membuat masyarakat dunia memasukannya ke dalam 7 Keajaiban Dunia. Akan tetapi, tidak hanya Taman Gantung saat ini tidak ada, tapi seluruh eksistensinya juga masih diperdebatkan. Karena kurangnya dokumen dalam catatan sejarah, banyak yang ragu apakah Taman Gantung itu memang benar-benar pernah ada. Taman Gantung nyaris digolongkan buah imaginasi orang-orang zaman dulu, sebuah cerita yang dinyatakan dalam wilayah antara mitos dan sejarah kuno.
Dalam tulisan-tulisan kuno Taman Gantung Babylon pertama-tama digambarkan oleh Berossus, seorang pendeta Chaldaean (sebuah dinasti di dalam sejarah Babylon) yang hidup pada akhir abad ke-4 SM. Dalam buku Babylonca, yang ditulis sekitar 280 BC., ia menggambarkan taman dan ciri-cirinya kepada Raja Babylon Nebukadnezar II. Banyak Sejarawan Yunani yang menyediakan gambaran yang rinci tentang taman itu, dengan mengutip karya Berossus, atau dari pemikiran orang-orang kuno lainnya. –drs