Hujan mulai turun setiap hari di Surabaya. Seperti siklus yang terus berulang, demam berdarah juga mengintip untuk waspada. Pencegahan dimulai dari rumah sendiri.
Surabayastory.com – Musim hujan telah tiba. Di awal Januari 2019, hujan turun setiap hari di Surabaya. Intensitasnya mulai meningkat. tahun demi tahun jumlah penderita demam berdarah terus berkurang, namun penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini masih menjadi ancaman warga Kota Surabaya saat musim hujan tiba.
Musim hujan menjadi perhatian penting bagi warga kota, termasuk Surabaya. Air yang datang sering meluber mengisi ruang-ruang rendah dan menjadi genangan. Air yang tergenang adalah awal petaka. Jika tak dibersihkan, maka akan berkembang bibit demam berdarah. Banyak genangan air membuat banyak sebaran nyamuk akibat tempat berkembang biak. Untuk ini warga kota harus meningkatkan kewaspadaan. Pemberantasan sarang nyamuk adalah perhatian utama, dan itu bisa dimulai dari lingkungan rumah sendiri. Caranya dengan memeriksa setiap genangan air yang mungkin timbul akibat hujan. Jika ada segera kuras dan bersihkan.
Itu salah satu cara untuk mengurangi pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah alias DB. Kalau pertumbuhannya dapat ditekan, potensi demam berdarah juga dapat ditekan. Nyamuk Aedes aegypti suka bertelur di air yang jernih. Jadi, jika warga kota aktif kerja bakti jangan hanya membersihkan selokan drainase saja. Nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak di air kotor atau sudah terkena tanah. Namun justru di air jernih. Periksa vas bunga, dispenser, bagian belakang kulkas, atau kolam air, hingga bak mandi. Biasanya tidak kelihatan, tapi berpotensi jadi sarang nyamuk.
Penyakit demam berdarah atau dikenal dengan sebutan DB adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue. Masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di dalam genangan air jernih, bukan di got atau genangan air yang kotor.
Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Penyakit demam berdarah banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.
Pemerintah Kota Surabaya juga terus menggalakkan pemantauan jentik nyamuk Aedes aegypti hingga tingkat RT/RW. Dari tahun-tahun sebelumnya ada gerakan Bumantik (ibu-ibu pemantau jentik) di setiap wilayah untuk memantau dan memastikan kalau sudah tidak ada lagi sumber jentik yang kemudian menjadi nyamuk sumber DB.
Gerakan Pencegahan
Kota Surabaya terus berusaha mengurangi angka penderita demam berdarah setiap tahunnya. Hal ini tak terlepas dari program program pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan terus menerus. Setelah dari rumah, RT/RW punya peran penting untuk mengajak warganya untuk peduli dengan sumber demam berdarah. Dengan terus aktif memantau wilayahnya, RT/RW menjadi ujung tombak dalam menuntasan demam berdarah di wilayahnya.
Selainjutnya, tingkat kelurahan harus terus menerus memberikan himbauan dan mengingatkan bila penyakit ini sering menyerang anak-anak hingga orang dewasa. Jadi, harus terus dilakukan pencegahan sejak dini, dari lingkungan paling kecil.
Kita bersyukur, demam berdarah tak lagi menjadi penyakit yang banyak diderita warga Surabaya. Gerakan pencegahan harus terus dilakukan. Korban DB tidak hanya menyerang warga kota yang tinggal di kampung, tetapi perumahan-perumahan elit sekalipun. Untuk itu, warga masyarakat diharapkan terus bergerak menyisir setiap lokasi paling dekat tempat tinggalnya, karena dengan sekali terjangkit, wilayah tersebut akan cepat terkena penyakit berbahaya tersebut.
Seperti halnya malaria, demam berdarah juga bisa merenggut nyawa. Sementara penyakit tidak menular yang biasanya muncul disaat musim hujan diantaranya asma, gangguan pernafasan kronik karena perubahan suhu udara dari panas ke dingin. Semua ini juga harus diwaspadai.
Setelah mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, ada bentuk pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat. Selain membersihkan lingkungan, juga meningkatkan kekebalan tubuh dengan melakukan aktivitas olah raga, lebih banyak konsumsi sayur-buah, dan rajin kontrol kesehatan. Ini upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah datangnya penyakit di saat perubahan cuaca yang sudah mulai datang.
Kita bersyukur musim hujan datang, dan bisa menyuburkan tanaman setelah kemarau lama berlangsung. Di sisi lain, musim hujan juga bisa mendatangkan gangguan kesehatan dan petaka bila tak dikelola. –sa