Surabayastory.com – Ada yang baru dalam usaha memberi jalur pengawasan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Kali ini berhubungan dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Jalur pengawasan dalam bentuk aplikasi. Namanya keren: Awasi Boyo (Mengawasi Buaya – red). Tak disebutkan apa arti pemakaian nama ini. Namun dari makna yang tersirat, cukup kuat memberi pralambang pengawasan yang ketat.
Jalur pengawasan Awasi Boyo diintegrasikan dengan pelayanan aplikasi Online Data System (ODS) Koperasi. Pengawasan ini utamanya tentang keberlangsungan ekosistem koperasi di setiap wilayah kerja koperasi, termasuk permodalan dan ketertiban prosedurnya. Ini untuk menunjukkan apakah koperasitersebut sehat atau tidak. Aplikasi Awasi Boyo untuk pengawasan ini nge-link (terhubung) dengan server pusat Jakarta.
Selain mengawasi, aplikasi Awasi Boyo ini diharapkan bisa menjadi teman (media pendampingan) kepada pelaku koperasi. Harapannya, ekosistem koperasi di Kota Pahlawan bisa tumbuh sehat. Pemkot Surabaya terus mendorong pergerakan koperasi, dengan memberikan alokasi anggaran APBD kota sebersar 40 persen dalam program Padat Karya. Pemerintah Kota mendorong aktivitas warga yang tergabung dalam koperasi. Hilir yang hendak dicapai adalah mengurangi kemiskinan.
Proses bertumbuhnya UKM di Kota Pahlawan juga terus dikembangkan melalui kemudahan penerbitan NIB (Nomor Induk Berusaha) bagi para pelaku UMKM. Hingga saat ini, Pemkot Surabaya telah menerbitkan 113.169 NIB bagi para pelaku UMKM di Kota Surabaya, yang meliputi 65.070 NIB UMKM perdagangan, 24.561 NIB sektor perindustrian, dan 23.538 NIB pariwisata.
Di Surabaya tercatat lebih dari 1.700 koperasi aktif dan 28 diantaranya berhasil meraih penghargaan “Koperasi Berkualitas”. Peluncuran aplikasi Awasi Boyo adalah bagian utama dari peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-77, Sabtu (20/7/2024), di halaman Taman Surya, Balai Kota Surabaya.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya sangat baik, di atas rata-rata nasional. Koperasi dan UMKM punya andil yang besar. –isw