Di masa-masa transisi seperti ini, inilah kesempatan bagi Anda para pemilik bisnis atau yang mempersiapkan bisnis baru untuk bisa menggali keunggulan perusahaan.
Surabayastory.com – Sudah enam bulan bisnis tak menentu. Di Indonesia, juga di seluruh dunia perusahaan-perusahaan tengah sibuk menerjemahkan perubahan-perubahan yang terjadi. Tatanan baru menuntut perubahan dengan cepat. Persiapan terhadap sesuatu yang baru di depan akan sangat menentukan dalam mengambil peluang dalam lanskap bisnis yang baru.
Di balik itu, ada beberapa hal pijakan utama yang menjadi pakem sekaligus penentu bagi bisnis pada umumnya. Di masa transisi seperti ini adalah waktu yang yepat untuk kembali mengevaluasi pondasi bisnis. Akan dipertajam atau pun digeser di masa persaingan yang baru nanti.
Beberapa faktir penentu perusahaan yang perlu dievaluasi adalah:
- PLACE. Adalah tempat usaha atau lokasi produksi, yang menyatakan tempat secara fisik atau geografis, mudah dilihat banyak orang, mudah dijangkau, mudah diingat atau dekat dengan landmark suatu wilayah. Keunggulan tempat tidak harus berarti lokasinya strategis, prestisius, dan mahal. Bisa juga seperti itu, tetapi bisa juga sebaliknya, yakni begitu rupa sehingga justru unik, menancap kuat dalam ingatan. Kadang tempat itu tersembunyi, kotor, sulit dijangkau, susah parkir, tetapi faktanya malah dicari pelanggan. Artinya, ‘tempat yang sulit’ itulah kekuatan dan keunggulan faktor Place Anda.
- PRICE. Dalam ilmu marketing kuno harga itu amatlah penting, terutama untuk barang/jasa yang popular dan mudah disubstitusi. Sampai detik ini, faktor harga masih dominan. Bersaing dengan mengandalkan rendahnya harga sering dianggap merusak pasar, sehingga mutu produk pun sering jadi korban. Sebaliknya pada pemasaran modern, harga menjadi relatif , tak penting, dan amat emosional bila menyangkut produk/jasa eksklusif yang sulit tersaingi. Harga akan melebihi nilai barang/jasa bila konsumen sudah sangat loyal dan menganggapnya sebagai reliji, keyakinan, gaya hidup.
- PRODUCT. Produk selalu dinilai dan dikalkulasikan dengan ongkos produksi, sehingga produk/jasa bermutu hampir selalu identik dengan ‘mahal’. Konsumen modern menuntut produk harus sesuatu yang mampu ‘melebihi’ espektasi, murah, kompatibel, luwes, handal, tak perlu dirawat, dan masih bisa dijual/ditukar kembali. Akan banyak terjadi keunikan yang ‘mengherankan’ di mana produk berkualitas rendah, mampu merebut dan unggul di pasar.
- PROMOTION. Promosi adalah segala upaya memperkenalkan diri, memberi tahu khalayak, merebut benak, mempengaruhi perilaku, dan mengantarkan konsumen pada transaksi dan repetisi. Promosi yang hebat tidak hanya menghasilkan image (citra baik) dan kekaguman semata, melainkan kekuatan mempengaruhi konsumen untuk bertindak dan membeli. Jadi promosi selalu berhubungan dan bertukar-pengaruh dengan penjualan (selling), sekalipun tidak selalu seiring sejalan.
- DIFFERENCE. Berbeda adalah kekuatan pemasaran. Sekadar berbeda saja tidaklah cukup. Sesuatu yang beda baru bermakna bila diperkuat oleh keunikan, keandalan, kemudahan, dan harga yang kompetitif. Berbeda juga bisa mengandung keunikan, ciri khas, eksklusif, menonjol, dan faktor lain yang menancap di benak.
- UNIQUE. Keunikan, tak sekadar berbeda. Unik mengandung arti memiliki ciri khas atau sesuatu yang ‘tidak umum/biasa’. Keunikan yang kuat haruslah orisinal, ditemukan sendiri, bukan duplikasi. Namun keunikan juga harus dipelihara, dikembangkan, dan dilindungi, agar bertahan lama. Keunikan akan melemah bila orang lain juga melakukan hal-hal yang sama dengan Anda.
- SERVICES & HOSPITALITY. Di tengah persaingan produk/jasa yang ketat, pelayanan (services) dan keramahan (hospitality) punya keunggulan daya saing. Menjadi urgent dan niscaya, bila Anda bergerak di bidang jasa khusus seperti rumah sakit, perbankan, penerbangan, asuransi, juga birokrasi.
- GREAT PERSON. Nama-nama besar, orang penting, pribadi unik, ataupun personalitas unggul, mampu memberikan kontribusi nyata pada persaingan merebut konsumen. Lembaga bisnis/birokrasi harus menyusun strategi yang sistematis membangun lahirnya Great Person Tokoh inilah yang akan membawa perusahaan terbang tinggi dengan cara sangkil dan mangkus. Lebih murah ketimbang melakukan promosi konvensional.
- CAPITAL. Ketersediaan modal fisik (tangible), tanah, gedung, peralatan, dan uang sering dianggap segalanya. Padahal banyak pebisnis besar memulai usahanya serba terbatas dana, tetapi berlimpah kreativitas. Modal fisik dapat diagunkan ke bank untuk beroleh ekuitas modal baru. Namun tak kalah penting modal/asset maya (intangible assets) berupa semangat, ketrampilan, kekompakan, kerjasama tim, dan tentu kecerdasan individu maupun tim. Bahkan keunggulan terbaik dimiliki oleh kapital intelektual (intellectual capital, lihat Thomas A Stewart) sebagai ‘kekayaan baru’ organisasi.
- CONCEPT. Konsep adalah gagasan kreatif yang diyakini dan dilaksanakan. Konsep sangat diperlukan untuk menyatukan pandangan dan beroleh fokus yang kuat, sebelum memulai usaha. Fokus itulah yang akan menuntun kita menemukan strategi pelaksanaan untuk mengoperasikan usaha. Konsep pula yang ‘membedakan’ Anda dengan pesaing. Melalui konsep kita menjabarkannya menjadi ‘peta bisnis’ (business map) yang kuat dan operasional. Sepanjang perjalanan bisnis, seluruh awak usaha akan dipandu olehnya.
- TRANSACTION. Tak ada guna segala upaya manajemen di atas bila hanya sebatas ‘tertarik/inform, teringatkan/remind, peduli/aware, menghargai/apreciate’. Perjalanan ketertarikan itu harus berpuncak pada transaksi, atau pembelian (bukan penggunaan atau sekadar membaca pada media cetak). Sebaik apapun sebuah perusahaan/birokrasi bila transaksinya rendah, tetap saja buruk. Namun kadangkala bisa terjadi, transaksi tinggi tidak selalu didahului oleh dukungan manajemen yang hebat, melainkan kebutuhan tiba-tiba yang mendesak. Tetapi Manajemen harus segera belajar kemudian.
- REPEAT & MULTIPLY. Proses transaksi saja ternyata juga belum cukup. Kita harus mendorong terjadinya ‘pengulangan-pengulangan transaksi’ berupa pemakaian dan pembelian kembali produk/jasa yang daur-ekonomisnya akan berbeda-beda. Pembelian kembali akan lebih hebat bila disertai ‘perluasan’ atau penyebaran konsumen, sehingga timbul efek berganda, seperti pola pemasaran lewat MLM (multi level marketing).
- GOOD CASHFLOW. Adalah arus kas yang menandai sehat-tidaknya manajemen. Kas yang sering tekor (negative spread), tambal sulam, dan besar pengeluaran daripada pendapatan (besar pasak daripada tiang), akan sulit diandalkan untuk menyehatkan perusahaan. Ini berbeda dengan birokrasi yang tidak menganut disiplin cahsflow, karena sifat kegiatannya yang juga bersifat sosial. Namun lembaga-lembaga sosial tertentu sudah menerapkan disiplin cashflow yang baik, sekalipun tidak berorientasi profit making, melainkan benefit making. Contoh perusahaan-perusahaan yang mapan dan bersentuhan dengan khalayak membangun pondasi kuat CSR (Corporate Social Responsibility) dalam bentuk yayasan-yayasan yang aktif dan berkelanjutan.
Tjuk Suwarsono
Pemerhati Public Relations