Gerak tubuh dan bahasa tubuh dapat berkomunikasi seefektif kata-kata. Beberapa mungkin berpendapat, bahkan mungkin lebih dari kata-kata.
Surabayastory.com – Dalam kehidupan pribadi dan bisnis, pertimbangan cermat harus diberikan kepada siapa kita dengan dan dari mana mereka berasal.
Dalam dunia komunikasi bisnis, fokus utamanya pada apa yang banyak pelanggan mengatakan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, yang mencakup menafsirkan bahasa tubuh dan gerak tubuh. Tapi kita tidak boleh lupa, bahwa itu sama pentingnya untuk memperhatikan bahasa tubuh dan gerak tubuh kita sendiri ketika berkomunikasi dengan orang lain (dan tidak menyinggung perasaan orang lain dalam proses). Dalam proses bernegosiasi bisnis, gerak tubuh ini akan menjadi penting, karena dari gerak tubuh ini bisa dibaca kondisi psikologis seseorang. Kita bisa menangkap dan memenangkan negosiasi itu dari bahasa yang tak terkatakan.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Di setiap tempat/ daerah, punya kebiasaan yang berbeda. Bahasa tubuh yang tepat sejak pertemuan awal, akan membawa manfaat untuk pembicaraan selanjutnya. Anda perlu menyadari bahwa beberapa gerakan yang paling sering diterima di rumah dapat memiliki makna yang sama sekali berbeda di luar negeri.
Di beberapa negara seperti Perancis dan Italia, dapat diterima untuk bertukar ciuman di pipi salah satu atau kedua saat berjabat tangan saat memasuki atau keluar dari sebuah pertemuan bisnis. Di negara lain seperti Jepang, jenis perilaku dianggap tidak sopan karena Jepang tidak “sentuhan masyarakat berorientasi”.
Orang Jepang ada kebiasaan hormat untuk tunduk pada satu sama lain dengan orang yang statusnya paling senior membungkuk sedikit dan orang yang statusnya paling tidak harus tunduk pertama dan menampilkan tikungan terdalam dari pinggang.
Kartu nama dipertukarkan dan membaca pertama dalam formalitas kompleks. Ritual ini adalah untuk menentukan senioritas, posisi atau peringkat dari semua orang di ruangan pertama. Kemudian gerakan membungkuk dimulai berdasarkan informasi yang dibaca.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin ingin berinvestasi beberapa dolar untuk membuat kesan yang lebih baik. Misalnya, ketika melakukan bisnis di Jepang, adalah bijaksana untuk memiliki kartu bisnis Anda dicetak dalam bahasa dan bahasa Jepang juga. Meskipun tidak wajib, hal-hal ini diterima dengan sangat baik dan dihormati oleh para pelaku bisnis Jepang.
Apa yang bisa dipelajari dari buku ini? Kita akan mendapatkan sebuah gambaran serta perilaku setiap orang yang berbeda. Dari setiap gerakan itu punya arti/ makna psikologis, sehingga kita bisa ‘membaca pikiran’ serta ‘perasaan’ lawan bicara kita. Dari antisipasi-antisipasi yang kita siapkan, kita bisa mengetahui arah pembicaraan. Dalam bisnis, ketika kita bisa mengenali langkah-langkah selanjutnya, maka kemungkinan besar untuk memenangkan sebuah proses negosiasi atau pembicaraan bisnis akan lebih besar. Mendapatkan keunggulan kompetitif akan membawa manfaat besar. Ingat, dalam bisnis, kesiapan serta kecepatan dalam membangun hubungan akan mendapatkan manfaat yang lebih.
Pengetahuan tentang perbedaan budaya setempat, atau asal lawan bicara, dengan berbagai gerak-gerik dan sinyal non-verbal akan membuat Anda dipandang lebih baik dan hormat. Luangkan waktu dan melakukan riset kecil untuk mendapatkan budaya lawan bicara kita.
Komunikasi Tidak Selalu Verbal
Dalam keseharian, komunikasi tidak selalu terucap dalam bahasa verbal. Sikap, gerakan-gerakan tubuh, juga bisa menjadi sebuah maksud dan keinginan. Bahasa tubuh seperti ini kerap dinamakan komunikasi non-verbal. Akan sangat bermanfaat jika kita bisa membaca dan menangkap maksud seseorang dari gerakan tubuhnya, jari-jarinya, kepalanya, atau bagian lainnya. Hal ini bertujuan untuk dapat menangkap sinyal awal dan maksud ‘tersembunyinya’, sehingga kita tahu bagaimana meresponnya.
Penggunaan ekspresi wajah juga merupakan salah satu komunikasi non-verbal. Contoh komunikasi non-verbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Sebuah sikap dalam pertemuan bisnis akan membawa pengaruh besar dalam pembicaraan atau pertemuan selanjutnya.
Para ahli di bidang komunikasi non-verbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi non-lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi non-verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi non-verbal.
Jenis lain yang lain adalah sentuhan. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Bagian lain yang tidak kalah pentingnya adalah kingkungan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dan sebagainya. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.
Bahasa tubuh adalah komunikasi non-verbal itu. Dengan menangkap gesture (bahasa tubuh) dengan baik, Anda bisa melakukan antisipasi terhadap keadaan, terutama dalam konteks negosiasi atau pembicaraan bisnis. –drs, dari berbagai sumber