Malu dan introvert itu berbeda. Namun, keduanya cukup erat terkait karena kebanyakan anak pemalu lebih suka hidup secara introvert.

Surabayastory.com – Anak introvert umumnya lebih suka dengan aktivitas sendirian daripada aktivitas yang melibatkan banyak orang. Bedanya, tidak seperti anak pemalu, anak introvert tidak takut menghadapi keadaan sosial. Boleh jadi, ia hanya sedang tidak punya ‘feeling‘ terhadap keadaan sosial sekitarnya sehingga lebih memilih bermain sendiri.
Sifat pemalu sebenarnya normal-normal saja. Itu berdasarkan fakta bahwa ia memang sering menampakkan sifat malu dalam situasi baru atau dalam lingkungan orang-orang baru, namun sesaat kemudian sikapnya menjadi lebih hangat setelah bisa mengenali situasi atau lingkungan itu. Ia juga menunjukkan sikap malu-malu jika berada dalam kelompok besar anak-anak, namun bisa tampil baik saat dalam kelompok yang lebih kecil. Dengan sedikit dibesarkan hati, ia bisa bergaul dan mendapatkan teman. Dokter teman saya itu bilang, rasa malu itu baru akan menjadi masalah jika sangat mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan teman atau jika di sekolah nanti ia jadi tidak bisa belajar dengan baik.
Mari kita lihat kamus. Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary, introvert adalah “orang yang lebih tertarik pada kehidupan mentalnya sendiri daripada dunia di sekitarnya.” Kamus lain menunjukkan, introversion adalah “mengarahkan kepentingan seseorang atas dirinya sendiri lebih besar daripada obyek atau even eksternal.” Lawan katanya, extrovert, adalah “orang yang ketertarikannya lebih besar pada lingkungannya dan pada orang lain daripada pada dirinya sendiri.”
Karena ini kamus umum, maka banyak kelemahannya jika ditilik dari sisi kejiwaan anak. Definisi mereka ini seperti membuat ‘watak introversi’ terdengar seperti hanya untuk orang yang berfikiran sempit. Padahal, banyak pemikir dunia yang disebut-sebut introvert: Charles Darwin, Thomas Carlyle, Isaac Newton, Michael Faraday, Paul Cezanne, Johann Heinrich Pestalozzi, Martin Luther hingga Albert Einstein. Dalam kenyataan, seorang extrovert bisa sangat self-centered dan orang introvert bisa juga altruistik (mementingkan orang lain). Itu semua bergantung pada individu masing-masing.
Kesendirian
Introversi sering disama-samakan dengan pemalu, karena secara fisik memang mereka punya banyak kesamaan penampilan. Namun, secara kepribadian, mereka jelas berbeda. Si introvert memang suka dalam kesendirian dan dengan sengaja menghindari situasi-situasi banyak orang misalnya dalam pesta. Sebaliknya, si pemalu sebenarnya ingin berada di antara orang namun ia memiliki keterbatasan internal sehingga tidak bisa bergaul. Itu karena rasa malunya lebih kuat daripada hasrat untuk bersosialisasi. Maka, si pemalu takut mendatangi suasana banyak orang –misalnya di pesta– sehingga akhirnya terpaksa memilih tinggal sendiri di rumah.
Si introvert menikmati kondisi kesendirian, dan mungkin bisa berbahagia dengan dirinya apa adanya, tanpa merasa berhasrat membentuk hubungan baru dengan pihak lain. Sebaliknya, si pemalu sering kali mati-matian sangat ingin berhubungan lebih dekat dengan orang lain namun takut melakukannya atau tidak tahu bagaimana melakukannya. Tidak seperti introversion, rasanya shyness bukan pilihan cara untuk menjalani hidup. Tak seorang pun ingin hidup terkucil. Jika ada orang bisa hidup dalam kondisi terkucil, itu tentu karena terpaksa. Pendeknya, introversion terjadi saat orang secara sadar memilih untuk hidup sendiri dan shyness terjadi saat orang terpaksa hidup menyendiri.
Tentu, si introvert mungkin memiliki unsur-unsur yang dimiliki si pemalu, dan si pemalu mungkin juga memiliki unsur-unsur introversion. Namun, dalam bentuk yang paling murni, menjadi “shy” dan menjadi “introvert” adalah hal yang cukup berbeda. Mungkin saja seseorang menjadi introvert tapi tidak pemalu, yakni; menikmati kesendirian namun tidak terlalu bermasalah dalam membina interaksi dengan orang lain jika situasi menuntut demikian.
Mungkin seseorang menjadi pemalu tanpa benar-benar menjadi introvert, yakni; lebih menikmati hubungan dengan orang lain daripada dengan diri sendiri, namun tidak benar-benar tahu bagaimana meraihnya. Bahkan, pakar kejiwaan Dr Philip Zimbardo dari Shyness Institute di Palo Alto, California, mencatat sejumlah kasus extrovert pemalu, yakni; orang-orang yang gampang bergaul dengan orang lain, yang bisa diterima orang lain, bahkan menjadi populer, namun di lubuk hatinya selalu ada sejumlah rasa nervous. Meski tahu bagaimana bergaul, ia masih harus berjuang keras mengalahkan masalah internalnya itu. Orang-orang terkenal yang mengaku pemalu ini antara lain; Johnny Carson, John Travolta, Carol Burnett, Jimmy dan Rosalynn Carter, dan bahkan Elizabeth Taylor.
Ekspresi rasa malu dan introvert bisa sangat beragam. Dari yang normal hingga yang ekstrem. Yang jelas malu dan introvert punya tempat yang berbeda. –est