Kehidupan ini selalu membawa dualisme abadi hingga akhir zaman. Keberuntungan dan kesialan ada di mana?
Surabayastory.com – Nasib orang siapa tahu? Begitulah kira-kira pesan cerita di bawah ini. Memang seringkali kita menemukan orang yang hari ini mendapatkan kesuksesan tapi tak lama kemudian ditimpa kesialan. Pupus sudah harapan mendapatkan kehidupan yang mudah dan menyenangkan karena rezeki melimpah yang telah didapatkan hari ini tiba-tiba menguap begitu saja pada esok harinya.
Sebaliknya orang yang dipandang memiliki nasib tidak beruntung, melalui suatu jalan yang berliku-liku, suatu ketika membuat orang-orang yang dikenalnya membelalakan mata tak percaya. “Hm kok bisa ya si A itu jadi sukses, padahal dulunya tampak seolah-olah tak punya masa depan,” begitu mantan teman-teman dan tetangganya bergunjing.
Benar juga kata pepatah bahwa hidup itu bagai roda yang berputar. Kadang kita ada di bawah kadang berada di atas. Karenanya kita tak boleh terlena dengan rezeki yang kita dapatkan saat ini karena siapa tahu esok hari kita ditimpa kesialan yang merenggut semua yang kita dapatkan sebelumnya.
Sebaliknya kita jangan keburu merasa kecil hati bila kita mendapatkan sesuatu yang buruk hari ini. Tak seorang pun yang tahu esok harinya kita akan mendapatkan apa. Mungkin sesuatu yang mengantarkan kita pada kejayaan? Siapa tahu?
Di daratan Cina ada seorang petani tua yang memiliki seekor kuda tua untuk mengolah ladang. Suatu hari kuda itu melarikan diri ke bukit. Semua tetangga petani menyatakan ikut bersedih atas nasib buruk yang menimpa orang tua itu. Tapi apa jawaban petani? “Nasib buruk? Entahlah.”
Seminggu kemudian kuda itu kembali ke rumah petani tua dengan diikuti kawanan kuda liar dari bukit. Kali ini para tetangga mengucapkan selamat kepada petani atas nasib baik mendapatkan banyak kuda tanpa bersusah payah mencarinya. Jawabannya adalah, “Nasib baik? Entahlah!”
Kemudian, ketika anak si petani mencoba menjinakkan salah satu dari kuda-kuda liar, ia jatuh dari punggung kuda itu dan kakinya patah. Semua tetangga kembali menyatakan simpatinya pada petani atas nasib buruk yang menimpanya. Jawab petani: “Nasib buruk? Entahlah. ”
Beberapa minggu kemudian tentara masuk desa dan memerintahkan wajib militer pada setiap pemuda berbadan sehat yang mereka temukan di sana. Ketika melihat anak si petani dengan kakinya yang patah, mereka membiarkan dia pergi. Nah kalau yang ini keberuntungan atau kesialan ya? –vee