Surabayastory.com – Media informasi yang semakin besar dan luas di era ini, membutuhkan narasumber untuk menunjang informasi ataupun peristiwa yang akan diberitakan. Bobotnya juga beragam. Sebaliknya, banyak pula orang-orang yang ingin tampil di media, wajahnya, gayanya, keilmuannya, atau cuma jadi model iklan.
Ada ribuan dokter mumpuni keilmuannya, namun hanya beberapa saja yang sering tampil di media. Ada banyak pakar ilmu sosial, namun yang sering dimintai pendapat ya itu-itu saja. Narasumber harus dipilih dan dipilah. Salah satu kriteria yang paling disukai media adalah yang kredibilitas dan mumpuni.
Pertanyaannya, mengapa mereka begitu disukai oleh media massa?
Mereka disukai media massa dan dijadikan narasumber karena memiliki kriteria yang dianggap memenuhi keinginan media masa. Pemilihan nara sumber bukan berdasarkan koneksi atau keberuntungan, tetapi karena mereka memang berkualitas. Dalam penerbitan tertentu, memang tidak tertutup kemungkinan seorang menjadi nara sumber karena memiliki hubungan khusus. Namun, nara sumber seperti yang terakhir ini biasanya sama sekali tidak mampu menembus media massa nasional, terlebih bisa tampil sebagai narasumber lain yang tarafnya sudah menasional.
Kredibilitas adalah syarat utama bagi seseorang yang akan dijadikan nara sumber oleh media. Orang yang sangat hebat saja saja bukan jaminan bagi seseorang untuk selalu dijadikan nara sumber oleh wartawan. Ada kalanya seseorang harusnya sangat kredibel dan layak untuk tampil dalam media massa. Tapi, karena ia tidak memahami seluk beluk dunia jurnalistik dan hubungan media yang baik, namanya jadi terkalahkan oleh orang-orang yang sesungguhnya secara kepangkatan dan jabatannya ada di bawah orang tadi.
Lalu, siapa saja orang yang layak disebut berkredibilitas tinggi?
- Orang Nomor Satu
Ini adalah orang yang kedudukannya paling tinggi dalam lingkungan tertentu. Ketika sebuah departemen mengadakan acara, misalnya seminar yang berhubungan dengan kebijakan departemen tersebut, maka orang yang paling kredibel adalah menterinya. Istilah orang nomor satu ini biasanya hanya berlaku di lingkungan tertentu yang sifatnya relatif. Di pemerintahan daerah tingkat dua, seorang Walikota atau Bupati bisa menjadi sumber berita kredibel bagi wartawan di daerah itu. Namun ketika seluruh Bupati berkumpul dalam sebuah acara yang dibuka Gubernur, maka para Bupati tersebut sudah tidak lagi menjadi orang nomer satu. Karena ada yang lebih tinggi lagi jabatannya, maka kredibilitas mereka jadi kalah oleh gubernur. Intinya; semakin tinggi jabatan seseorang, semakin kredibel di mata media massa. Namun, tingginya jabatan itu tetap relatif.
- Orang Terkenal (terkemuka)
Dalam dunia jurnalistik, ada istilah ‘name makes news’, nama bisa menghasilkan berita. Karena itu, orang terkenal atau selebriti sering menjadi nara sumber. Bahkan, dia sendiri menjadi bahan berita. Termasuk ke dalam kategori ini adalah pejabat tinggi yang terkenal, artis terkenal, atlet terkenal, politikus vokal, pengacara, penyiar televisi, pengusaha ternama. Mereka ini sangat disukai wartawan untuk dijadikan nara sumber.
- Pakar di Bidangnya
Seseorang akan dijadikan nara sumber apabila ia pakar betul di bidangnya. Wartawan tidak akan meminta pendapat seorang doktor atau guru besar jika masalah yang akan ditanyanya bukan bidang mereka. Misalnya: seorang pakar ekonomi terkemuka sangat tidak kredibel dan tidak akan dipercaya pendapatnya oleh pembaca/pendengar/pemirsa jika ia diminta berkisah tentang menjaga dan mengatasi masalah kesehatan. Pakar di mata media tidak harus seorang berpendidikan tinggi setingkat doktor atau profesor. Seseorang yang tidak berpendidikan formal pun, jika memiliki keahlian tertentu, sudah bisa dijadikan nara sumber ahli. Misalnya; penjinak buaya, tukang las bawah laut, dukun beranak di pulau terpencil, dan lain-lain.
- Memiliki Wewenang
Orang yang dianggap layak jadi nara sumber adalah yang memiliki wewenang dan otoritas untuk bicara kepada media massa. Kewenangan ini antara lain menyangkut keprofesian dan kelembagaan. Sama-sama guru besarnya, profesor di Fakultas Keguruan tentu lebih kredibel untuk dimintai pendapat tentang persoalan mutu pendidikan ketimbang profesor di Fakultas Kedokteran. Ketika seseorang menyatakan opininya baik lisan maupun tulisan, maka yang lebih diutamakan dipilih oleh media massa adalah yang punya kewenangan secara keprofesian dan kelembagaan.
- Berprestasi/ Unggul
Semakin tinggi prestasi/ keunggulannya, semakin kredibel sumber berita tadi. Seniman, artis sinetron, pengusaha, pejabat, ilmuwan yang berprestasi atau yang memiliki keunggulan, biasanya lebih disukai untuk dijadikan narasumber. Begitu juga perusahaan. Semakin tinggi prestasinya atau memiliki banyak keunggulan, maka secara tidak langsung itu akan mengkatrol pimpinannya untuk menjadi nara sumber.
- Saksi
Saksi adalah orang yang terkait langsung, melihat langsung, mengetahui langsung, atas suatu peristiwa. Saksi tidak harus orang yang jadi pelaku peristiwa itu. Wartawan sangat membutuhkan saksi untuk melakukan rekonstruksi peristiwa. Dengan cerita si saksi, peristiwa yang sudah terjadi bisa disusun lagi menjadi cerita yang layak berita. Namun, jika Anda tidak bisa atau tidak wajib menjadi saksi, maka Anda harus mencari saksi yang benar-benar dibutuhkan wartawan. Ini akan membuat Anda tetap bisa membina hubungan baik dengan wartawan dan media.
- Kaya Data dan Informasi Terbaru
Tidak sedikit wartawan kecewa pada seorang pakar, sehingga pernyataannya dalam sebuah forum tidak menjadi sebuah berita. Sebaliknya, mungkin saja terjadi seseorang yang bukan siapa-siapa, bukan orang terkenal, dan pendidikannya hanya SMA, justru tulisan yang dibuatnya menjadi pembicaraan dan berkali-kali dikutip media. Kenapa demikian? Salah satunya adalah karena para pakar itu tidak berupaya mencari data dan informasi mutakhir dari masalah, sementara orang yang biasa-biasa saja tadi ternyata memiliki begitu banyak data dan informasi terbaru dan tersahih.
Seorang selebriti tampil di sebuah forum membahas masalah yang sebetulnya sudah dimuat atau disiarkan oleh media massa. Ia mengulang kembali pernyataannya yang pernah dia lontarkan dalam forum lain dan pernah dimuat di media massa. Meski dalam forum terakhir itu ia berbicara berapi-api, media kemungkinan besar tidak akan mengutipnya. Itu karena data yang ia ungkapkan bukan lagi informasi baru.
Oleh sebab itu, carilah data paling baru serta informasi paling mutakhir sehingga wartawan menganggapnya berita aktual.
- Konsisten
Mereka yang konsisten dengan pernyataan sebelumnya merupakan nara-nara sumber yang disukai media massa. Narasumber yang plintat-plintut dengan pernyataannya bisa membingungkan wartawan, sehingga akhirnya ia tidak akan digunakan lagi sebagai narasumber. Sebagai contoh: kepada wartawan suatu media ia berbicara A, tetapi kepada media lainnya ia berbicara B. Dalam satu kesempatan, ia setuju dengan kebijakan pemerintah pada suatu sektor, tetapi pada kesempatan berikutnya ia berbicara kontra. Wartawan dibuat bingung mana sebetulnya sikap sejujurnya dari nara sumber itu.
Wartawan sangat tidak menyukai nara sumber yang tidak konsisten dengan pernyatannya sendiri. Itu karena wartawan bisa-bisa disalahkan oleh redakturnya jika mendapatkan pernyataan yang tidak konsisten. Di lain pihak, masyarakat pembaca pun bisa kebingungan dengan pernyataan yang tidak konsisten dari satu nara sumber itu.
- Mudah Dihubungi
Jika seseorang sangat susah dihubungi, bahkan terkesan amat birokratis dan bertele-tele, maka ia akan dilewatkan oleh insan pers. Pengertian susah dihubungi di sini bukan berarti ia jarang berada di tempat, tetapi bisa jadi karena ia terlalu birokratis, tak mau dihubungi atau diwawancarai melalui telepon, atau terlalu kaku menerapkan aturan yang sesungguhnya tidak perlu. Wartawan tidak akan menyukai orang seperti itu, karena dunia jurnalistik sangat diikat oleh deadline alias batasan waktu.
Bagi narasumber, sulitnya dikontak wartawan ini ada kalanya malah merugikan diri sendiri. Misalnya, ia diburu wartawan karena akan dijadikan narasumber untuk menyeimbangkan pemberitaan. Ada kasus pemukulan terjadi di instansi nara sumber itu, dan ia dibutuhkan untuk memberikan konfiramsi bahwa pelakunya bukan anak-buahnya. Namun, Karena tidak memberikan kemudahan pada media, bisa jadi pemberitaan menjadi tidak berimbang. Lalu muncul kalimat, ”…sementara itu, pimpinan perusahaan tempat kejadian pemukulan tidak mau memberikan penjelasan ketika ditemui wartawan….” atau ….. “Pimpinan perusahaan yang akan dimintai konfirmasi tentang peristiwa ini belum berhasil ditemui wartawan…..”
Itulah kisi-kisi seseorang akan dijadikan narasumber atau sumber berita. Bila Anda ingin diliput di mana-mana, Anda harus mempunyai beberapa kriteria di atas. –tw