Mencari jatidiri dan menentukan masa depan, kita akan dihadapkan pada persimpangan yang penuh pilihan-pilihan yang tak pasti. Tentukan pilihan, jalani perjalanan panjang di depan dengan senang dan tanggungjawab.

Surabayastory.com – Ini adalah cerita pengalam seorang gadis muda yang segera dewasa dan menentukan masa depannya. Kita ikuti ceritanya. Dan kita ambil hikmah dari pilihan dan perjuangannya.
Sebagai seorang gadis muda aku sering membayangkan seperti apa kira-kira diriku ketika menginjak dewasa. Akankah memiliki kehidupan layaknya seorang putri raja? Akankah aku menikah dan memiliki keluargaku sendiri? Akankah aku menjadi pengacara yang sukses atau dokter?
Ibuku memastikanku, seperti halnya semua ibu pada masa itu, bahwa aku akan bertemu dengan seorang lelaki, menikah dan bahagia untuk selamanya. Dia mengatakan bahwa pria itu akan menjagaku, mungkin mengambil posisi yang ditinggalkan ayahku, dan aku tidak perlu terlalu khawatir tentang persoalan ketersediaan dunawi. Seperti layaknya semua gadis kecil yang baik lainnya, aku percaya padanya.
Ketika aku berusia 18 tahun aku pergi ke universitas untuk menjadi seorang guru sekolah. Saat itulah, aku bertemu dengannya, pangeranku yang memesona. Tidak ada pria yang lebih sempurna darinya. Peter adalah segalanya yang bisa diharapkan semua wanita: tinggi, pirang, bermata biru, pintar, lancar berbicara, orang Denmark, dan seorang opsir di Angkatan Udara. Aku menjadi sumber kecemburuan banyak gadis sebayaku di universitas dan teman-temanku di sekolah. Dan, aku jatuh cinta, seperti jatuh cintanya gadis berusia 18 tahun pada umumnya yang belum pernah jatuh cinta.
Kami berpacaran selama masa-masa di universitas dan setelah tahun pertama mengajar, kami menikah. Menjadi istri seorang opsir militer begitu fantastis. Kami sering bepergian ke seluruh Australia. Kehidupan sosial kami yang teratur selalu menyenangkan dan menarik. Dan sebagai tambahan atas semua ini, Peter begitu menakjubkan. Dia melakukan semua hal yang pernah dikatakan ibuku. Dia menyediakan semua kebutuhanku, menangani semua keuangan, asuransi dan semua kebutuhan kami lainnya. Peter benar-benar melakukan pekerjaan yang sangat bagus. Aku mempercayainya sehingga secara total aku menggantungkan diriku sepenuhnya padanya.
Kami terus melanjutkan gaya hidup yang menakjubkan ini selama sepuluh tahun, enam tahun pernikahan kami. Kami pernah hidup hampir di semua kota di Australia dan aku terus bekerja paruh waktu sebagai guru kemana pun kami pergi.
Pada tahun 1986 kami pindah ke sebuah rumah baru di Haulkham Hills, New South Wales. Aku bekerja penuh waktu dan Peter adalah seorang pilot. Satu malam, dia mengatakan padaku bahwa beberapa rekannya mengadakan pertemuan di kota untuk sebuah acara minum-minum. Aku mendorongnya untuk pergi dan menyarankan untuk tinggal semalam dengan salah satu rekannya untuk menghindari mengendarai kendaraan pulang sambil mabuk. Dia setuju.
Kala itu sekitar pukul sembilan lewat seperempat malam dia pergi. Aku begitu lelah sehingga langsung pergi di atas tempat tidur. Aku ingat ketika dia mengendarai mobil di jalan, aku mengalami perasaan tidak biasa. Aku mulai bertanya-tanya apa jadinya hidup ini tanpa Peter di dalamnya: apa yang akan kulakukan, bagaimana aku mengatasinya ? Ini pasti semacam pertanda karena pada pukul 21.36 Peter tewas dalam sebuah kecelakaan mobil yang berjarak tidak lebih lima menit dari tempat tinggalnya. Sebuah kecelakaan yang mengerikan, ungkap pihak kepolisian. Dia mamastikan padaku bahwa dia tewas seketika tanpa kesakitan. Kata ’’fatal’’ terdengar begitu lama untuk bisa kupahami. Aku hanya tidak bisa percaya aku sendirian di dunia ini.
Aku tidak perlu merinci perasaan yang kurasakan atau kesedihan yang kualami. Tetapi dilema yang kuhadapi mungkin adalah yang paling menakutkan yang pernah kuhadapi dalam hidupku. Siapakah dulunya Victoria Hansen dan mengapa dia berada di bumi ini? Apakah tujuan dia?
Tahun-tahun berikutnya penuh dengan tantangan dan rasa sakit hati, yang saling bergantian. Aku memulai sebuah perjalanan pencarian-diri yang belum pernah kubayangkan. Aku belajar banyak hal tentang diriku sendiri yang tidak pernah kutahu keberadaannya. Akhirnya, setelah sendirian selama enam tahun, aku menyadari bahwa ada maksud dari kematian Peter. Hingga saat itu aku tetap ingin tahu mengapa. Mengapa aku? Mengapa dia? Mengapa sekarang? Kemudian suatu hari aku bangun tidur dan aku tahu. Dia meninggal dunia sehingga aku bisa hidup, maksudku benar-benar hidup, selayaknya aku belum pernah hidup sebelumnya.
Tidak ada hal seperti kebetulan . Segala sesuatu dalam hidup ini terjadi karena alasan tertentu. Begitu aku mengetahui hal ini, hidupku jadi penuh makna. Banyak peristiwa terjadi tepat seperti itulah seharusnya. Setiap insiden mengajarkan sebuah pelajaran. Orang-orang datang dan pergi dalam kehidupanku pada momen-momen yang tepat. Aku mulai memperhatikan dan melihat segala sesuatu secara berbeda. Seolah itu adalah bagian dari sebuah peta yang harus kuikuti. Peta itu tidak pernah berujung, tidak ada harta karun pada akhirnya, hanya sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang menarik dan memenuhi perasaan yang mengarahkan kita pada yang selanjutnya dan selanjutnya. Dan tepat ketika anda berpikir Anda telah memiliki semuanya, perasaan itu mulai lagi dari awal. Anda tidak pernah mengetahui itu semua sama sekali. Tidak satu pun orang yang mengetahui semua jawabannya, semua hanya pertanyaan.
Setiap hari aku mengajukan lebih banyak lagi pertanyaan. Aku yakin saat seperti ini akan membingungkan nyaris semua orang. Setiap hari aku lebih banyak menemukan pertanyaan daripada jawaban. Namun ada satu hal yang pasti, aku tahu sekarang bahwa apapun yang kulakukan, kemanapun aku pergi, atau apa pun aku menjadi, tidak ada satu pun hal ini yang penting seperti siapa aku. Meski aku begitu sangat merindukannya, aku berterima kasih pada Peter sepenuh hatiku karena memberiku kesempatan untuk mencari tahu. –vic