Surabayastory.com – Ada beberapa fakta dan dugaan tentang zaman pra sejarah Asia Timur. Di mana dijumpai fakta-fakta, maka hal-hal itu diperoleh dari kepustakaan yang amat luas yang dihimpun dengan jalan riset, atau didapat dari kumpulan-kumpulan yang tersimpan di museum-museum; di mana terdapat dugaan, maka sedapat mungkin dugaan-dugaan itu didasari fakta-fakta. Sungguhpun begitu amatlah sulit melakukan usaha untuk membuat ikhtisar dari zaman prasejarah Timur disebabkan oleh luasnya pokok pembicaraan, bukti-bukti yang umumnya tidak lengkap, dan kecepatan yang membingungkan dari penelitian dewasa ini.
Namun usaha-usaha yang demikian telah dilakukan di masa yang silam dan akan diteruskan di kemudian hari sampai tibalah waktunya fakta-fakta yang terhimpun mendesak dugaan yang terakhir. Jadi usaha ini haruslah dipandang sebagai usaha lain ke arah itu. Agar sidang pembaca tidak bertanya-tanya mengapa perlu melakukan dugaan bila menceritakan sejarah yang kita mempunyai bukti baginya, pentinglah untuk menunjukkan sifat bukti itu.
Dalam catatan Walter Ashlin Fairservis dalam bukunya The Origins of Oriental Civilization, waktu dan gejala-gejala penyertanya yakni erosi dan kehancuran telah memperlakukan manusia dan peradabannya dengan bengis sekali. Kebenaran ini terutama tepat sekali buat Asia Timur, sebab bila kita berbicara tentang kebudayaan prasejarah di sana, maka umumnya yang benar-benar kita maksudkan adalah segenggam barang-barang tembikar yang sudah pecah, batu-batu yang sudah rapuh dan bagian-bagian tulang yang ditemukan oleh ahli-ahli purbakala dan yang dianggap mewakili suatu bangsa dan prestasinya.
Adalah suatu kehormatan yang amat besar buat ilmu purbakala sebagai ilmu pengetahuan, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang demikian sedikitnya dapat direkonstruksi sejarah kebudayaan manusia, bukan sebagai tinjauan ilmiah melainkan sebagian besar sebagai tafsiran yang sah dari petunjuk-petunjuk yang tak seberapa ini. Di sana-sini dalam risalah ini saja menceritakan dalam garis-garis besarnya sebagai akibatnya di kalangan para sarjana yang mencurahkan hidup mereka untuk merekonstruksi zaman yang silam. Berlangsungnya perbincangan-perbincangan pendapat ini merupakan sebagian dari daya pesona subyek ini, sebab perjuangan menuju kebenaran merupakan perjuangan yang tak kunjung padam.
Kebudayaan Asia Timur
Di dalam pra-sejarah perkembangan kebudayaan-kebudayaan berhubungan erat dengan alat-alat dan cara-cara menghasilkan bahan pangan. Sebab sebagian besar dari kisah kita, perkembangan kebudayaan Asia Timur tergantung dari tersebarnya pertanian- suatu motode untuk menghasilkan bahan makanan yang agaknya mula-mula dikembangkan di Timur Dekat tujuh atau delapan ribu tahun sebelum Masehi. Tatkala pertanian bergerak arah ke timur, ia menggantikan kebudayaan-kebudayaan perbaruan, peninggalan-peninggalan dari zaman batu. Petani-petani yang pertama adalah petani gandum-ganduman, dan oleh sebab itu batas-batas dari daerah mereka ditandai dengan tegas sekali oleh daerah-daerah iklim. Di utara daerah-daerah rimba yang dingin dan tundra tidak memungkinkan pertanian, di selatan daerah-daerah tropika yang panas dan lembab dan daerah-daerah semi tropika dari Tiongkok Selatan, India, Asia Tenggara dan Indonesia sama pula tidak memungkinkan penanaman gandum, jelai, atau jawawut.
Tapi agaknya barangkali diawal jangka dua ribu tahun yang kedua sebelum Masehi penanaman padi sudah dikembangkan di Tiongkok. Ini merupakan langkah yang besar, sebab hal itu membuka daerah-daerah yang luas di bagian selatan buat petani-petani yang menuruti sesuatu cara bercocok tanam dan memungkinkan perkembangan penduduk dan kebudayaan hingga taraf yang mengagumkan. Penanaman padi tersebar mulai dari Jepang sampai ke sungai Gangga, di mana ia bercampur aduk dengan penanaman gandum dari selatan dan barat. Di zaman Nabi Isa daerah-daerah perburuan dari selatan sudah menjadi sawah-sawah yang memberi makan kepada berjuta-juta penduduk Asia sampai hari ini. Perubahan-perubahan ini adalah mendalam sekali.
Perkembangan kebudayaan-kebudayaan yang tergantung dari penghasilan bahan makanan tidaklah serba sama. Beberapa daerah lebih maju dari daerah-daerah lainnya. Di mana-mana masyarakat-masyarakat pertanian mengembangkan sifat-sifat khas istimewa yang membedakannya dari satu sama lain. Kisah berkembangnya kebudayaan-kebudayaan ini merupakan bagian dari kisah yang tercantum pada halaman-halaman yang berikut.
Asia Timur banyak berjasa kepada umat manusia ditinjau dari teknologi, agama, etika dan kesenian. Asia Timur telah merupakan dan akan tetap merupakan daerah yang penting artinya dari dunia beradab. Dalam mempelajari daerah itu kita masih saja berada diambang pintu pengertian. Ilmu purbakala umpamanya, masih belum lagi dewasa.
Banyak gagasan-gagasan dari masa yang silam tidak dapat disangkal lagi akan berubah setelah penyelidikan jalannya diteliti. Kita sudah sangat mendekati banyak hal. Di sanalah letaknya perangsang dan rahasianya. –sa