ADVERTISEMENT
Jumat, Mei 23, 2025
Surabayastory.com
No Result
View All Result
  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
    • SKETSA KOTA
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA
  • Login
  • Register
  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
    • SKETSA KOTA
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA
No Result
View All Result
Surabayastory.com
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Sajak-Puisi Pilihan Soe Hok Gie

by surabayastory
19 April 2020
in Fiksi & Puisi
Reading Time: 4 mins read
0
A A

Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba

pada suatu hari yang biasa

ArtikelTerkait

Mengenal Dongeng Cinderella dan Kisah Para Putri

Sekilas tentang Novel The Pearl karya John Steinbeck

Mahabharata Selintas Pandang

Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih selembut dahulu

Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?

Sambil membenarkan letak leher kemejaku

(Kabut tipis pun turun pelan pelan

di Lembah Kasih, Lembah Mandalawangi

Kau dan aku tegak berdiri

Melihat hutan-hutan yang menjadi suram

Meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu

Ketika kudekap

Kau dekaplah lebih mesra, Lebih dekat

(lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi

Kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya

Kau dan aku berbicara

Tanpa kata, tanpa suara

Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita)

Apakah kau masih akan berkata

Kudengar derap jantungmu

Kita begitu berbeda dalam semua

Kecuali dalam cinta

(hari pun menjadi malam

Kulihat semuanya menjadi muram

Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara

Dalam bahasa yang kita tidak mengerti

Seperti kabut pagi itu)

Manisku, aku akan jalan terus

Membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan

Bersama hidup yang begitu biru

Cahaya bulan menusukku

Dengan ribuan pertanyaan

Yang takkan pernah kutahu di mana jawaban itu

Bagai letusan berapi

Membangunkanku dari mimpi

Sudah waktunya berdiri

Mencari jawaban kegelisahan hati

From Soe Hok Gie With Love

Hari ini aku lihat kembali

wajah-wajah halus yang keras

yang berbicara tentang kemerdekaan

dan demokrasi

dan bercita-cita

menggulingkan tiran

aku mengenali mereka

yang tanpa tentara

mau berperang melawan diktator

dan yang tanpa uang

mau memberantas korupsi

kawan-kawan

kuberikan padamu cintaku

dan maukah kau berjabat tangan

selalu dalam hidup ini?

–18 agustus 1973

Cinta

Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berziarah ke Mekkah

Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berjudi di Miraza

Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu, sayangku

Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu,

Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang

Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

Tapi aku ingin mati disisimu, manisku

Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya

Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tau

Mari sini, sayangku

Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku

Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung

Kita tak pernah menanam apa-apa

Kita tak pernah kehilangan apa-apa

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan

Yang kedua dilahirkan tapi mati muda

Dan yang tersial adalah berumur tua

Berbahagialah mereka yang mati muda

Mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada

Berbahagialah dalam ketiadaanmu

11 November 1969

Cita-Cita

Saya mimpi tentang sebuah dunia

Dimana ulama, buruh, dan pemuda,

Bangkit dan berkata, “Stop semua kemunafikan! Semua pembunuhan atas nama apapun!”

Dan para politisi di PBB sibuk mengatur pengangkutan gandum, beras, dan susu

Buat anak-anak yang lapar di tiga benua

Dan lupa akan diplomasi

Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras dan bangsa apapun

Dan melupakan perang dan kebencian

Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik

Tuhan, saya mimpi tentang dunia tadi

Yang tak pernah akan datang

— Selasa, 29 Oktober 1968

Kepada Pejuang-pejuang Lama

Biarlah mereka yang ingin dapat mobil, mendapatnya.

Biarlah mereka yang ingin dapat rumah, mengambilnya.

Dan datanglah kau manusia-manusia

Yang dahulu menolak, karena takut ataupun ragu.

Dan kita, para pejuang lama

Yang telah membawa kapal ini keluar dari badai

Yang berani menempuh gelombang (padahal pelaut-pelaut lain takut)

(kau tentu masih ingat suara-suara dibelakang…”mereka gila”)

Hai, kawan-kawan pejuang lama

Angkat beban-beban tua, sandal-sandal kita, sepeda-sepeda kita

Buku-buku kita ataupun sisa-sisa makanan kita

Dan tinggalkan kenangan-kenangan dan kejujuran kita

Mungkin kita ragu sebentar (ya, kita yang dahulu membina

Kapal tua ini

Di tengah gelombang, ya kita betah dan cinta padanya)

Tempat kita, petualang-petualang masa depan akan

Pemberontak-pemberontak rakyat

Di sana…

Di tengah rakyat, membina kapal-kapal baru untuk tempuh

Gelombang baru.

Ayo, mari kita tinggalkan kapal ini

Biarlah mereka yang ingin pangkat menjabatnya

Biarlah mereka yang ingin mobil mendapatnya

Biarlah mereka yang ingin rumah mengambilnya.

Ayo,

Laut masih luas, dan bagi pemberontak-pemberontak

Tak ada tempat di kapal ini

Tentang kemerdekaan

Kita semua adalah orang yang berjalan dalam barisan

Yang tak pernah berakhir,

Kebetulan kau baris di muka dan aku di tengah

Dan adik-adikku di belakang

Tapi satu tugas kita semua,

Menanamkan benih-benih kejantanan yang telah kau rintis….

Kita semua adalah alat dari arus sejarah yang besar

Kita adalah alat dari derap kemajuan samua;

Dan dalam berjuang kemerdekaan begitu mesra berdegup

Seperti juga perjalanan di sisi penjara

Kemerdekaan bukanlah soal orang-orang yang iseng dan pembosan

Kemerdekaan adalah keberanian untuk berjuang

Dalam derapnya, dalam desasnya, dalam raungnya kita

Adalah manusia merdeka

Dalam matinya kita smua adalah

Manusia terbebas.

Mandalawangi-Pangrango

Sendja ini, ketika matahari turun

Ke dalam djurang-djurang mu

Aku datang kembali

Ke dalam ribaanmu, di dalam sepimu

Dan dalam dinginnya.

Walaupun setiap orang berbicara

Tentang manfaat dan guna

Aku bicara terima kau dalam keberadaanmu

Seperti kau terima daku.

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi

Sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada

Hutanmu adalah misteri segala

Tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta.

Malam itu ketika dingin dan kebisuan

Menjelimuti mandalawangi

Kau datang kembali

Dan bitjara padaku tentang kehampaan semua.

“hidup adalah soal keberanian,

Menghadapi jang tanda tanya

Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar

Terimalah, dan hadapilah.

Dan antara ransel-ransel kosong

Dan api unggun yang membara

Aku terima itu semua

Melampaui batas-batas hutanmu,

Melampaui batas-batas djurangmu

Aku cinta padamu Pangrango

Karena aku cinta pada keberanian hidup

Hidup

Terasa pendeknya hidup memandang sejarah

Tapi terasa panjangnya karena derita

Maut, tempat penghentian terakhir

Nikmat datangnya dan selalu diberi salam

“Merasa seneng jadi landa (Belanda)

Kami adalah landa berpangkat kopral

Ini dibawah asuhan sapiteng, kapiten kok sapiteng

Ini saya mengatur sodat-sodat tidak pokro kabeh,

Semua walanda purik kabeh, tinggal aku thok,

Ini mana kapten kok tidak datang, ini kapten lali po piye?”

“Merasa seneng menjadi aktivis

Kami adalah aktivis berpangkat kopral

Ini dibawah asuhan aktivis reformasi lanjutkan,

Berkelanjutan kok lanjutkan

Ini saya mengatur saudara-saudara aktivis yang sudah

Muak dan bosan dengan ideologi dan kemiskinannya

Semua aktivis melacur, tinggal aku aktivis yang belum disunat

Ini mana kaptennya aktivis kok belum datang, lupa atau gimana?”

“Akhir-akhir ini saya selalu berpikir,

Apa gunanya semua yang saya lakukan ini.

Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang…

Makin lama semakin banyak musuh saya dan

Makin sedikit orang yang mengerti saya.

Kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan.

Jadi, apa sebenarnya yang saya lakukan…

Kadang-kadang saya merasa sungguh kesepian.”

Bagikan tulisan ini:
Previous Post

Rahasia Kecantikan Alami Seorang Perempuan

Next Post

Murid Baru

Artikel Terkait

Universalisme dongeng juga bisa dilihat dari satu kisah yang punya kemiripan di berbagai penjuru dunia. (Surabayastory.com)
Fiksi & Puisi

Mengenal Dongeng Cinderella dan Kisah Para Putri

8 bulan ago
Novel The Pearl mula-mula dimuat pada majalah Woman’s Home Companion tahun 1945 dengan judul The Pearl of the World. (surabayastory.com)
Fiksi & Puisi

Sekilas tentang Novel The Pearl karya John Steinbeck

9 bulan ago
Kisah Mahabharata adalah salah satu kisah paling mahsyur dari wayang. Kisahnya adalah kisah kehidupan yang pernah terjadi dan sangat mungkin akan kembali terjadi. (surabayastory.com)
Fiksi & Puisi

Mahabharata Selintas Pandang

9 bulan ago
Karya-karya Kahlil Gibran berakar pada kehidupan awalnya di Dunia Timur kemudian berkembang di Dunia Barat. Dalam perjalanan waktu karya-karya Gibran menjadi milik dunia. (istimewa)
Fiksi & Puisi

Perjalanan Karya Kahlil Gibran dari Timur, Menuju Barat, Menjadi Dunia

9 bulan ago
Dongeng membawa pengaruh besar dalam membangun karakter anak sejak dini. Banyak pula manfaat lainnya seperti mengenalkan kebiasaan membaca, memilah keadaan, membangun imajinasi, serta meletakkan dasar etika. (surabayastory.com)
Fiksi & Puisi

Mengapa Membaca Dongeng itu Penting

10 bulan ago
Salah satu cover buku The Spy Who Love Me versi Bahasa Indonesia yang beredar di pasar buku Indonesia. (istimewa).
Fiksi & Puisi

The Spy Who Loved Me Novel Sensual James Bond Sepanjang Zaman

10 bulan ago
Next Post

Murid Baru

Situasi apron Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya. (ts)

Penerbangan Domestik di Terminal 2 Bandara Juanda Pindah ke Terminal 1

Zoom

Mengenal Zoom, Ruang Pertemuan Maya Di Waktu yang Sama dan Bagaimana Mengamankannya

Comments 1

  1. binance US-registrera says:
    2 bulan ago

    Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Inilah Sistem Pencernaan Manusia yang Hebat  (info visual)

    Mengenal Sistem Pencernaan Manusia yang Hebat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cara Belajar Membaca Not Angka dan Tangga Nada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jamu Jawa, Tradisi Penyembuhan Nenek Moyang Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sampah Kulit Kerang di Kenjeran Surabaya yang Tak Terselesaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak dan Sejarah Mobil Klasik Studebaker di Surabaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Kurs

Kurs USD: Jum, 23 Mei.

RajaBackLink.com
">
Surabayastory.com

© 2024 Surabaya Story - Let's Make Story, Let's Make History

KATEGORI

  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
    • SKETSA KOTA
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA
  • Login
  • Sign Up

© 2024 Surabaya Story - Let's Make Story, Let's Make History

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist