Hidup yang sepi tak serta merta akan ‘membunuh’. Kesepian bisa dikendalikan dan diisi dengan sangat menyenangkan.
.
.
Surabayastory.com – Kesepian adalah suatu keadaan emosional yang meluap-luap ketika seseorang mengalami perasaan begitu dalam mengenai kekosongan dan tersisihkan dari kehidupan dunia. Hal ini terjadi bukan saja saat seorang suami, istri, pasangan atau sahabat karib pergi sehingga seseorang dapat merasakah sangat kesepian, dan anda tidak harus hidup seorang diri atau tidak punya sanak kerabat –ada bermacam-macam kasus dengan tingkatan berbeda-beda. Ungkapan lama yang mengatakan bahwa anda bisa merasakan kesepian di tengah ruangan yang hiruk pikuk adalah sangat benar. Banyak dari mereka yang berkonsultasi pada saya dengan masalah semacam itu adalah penggerak kehidupan sosial yang aktif, memiliki keluarga dan karir yang menjanjikan. Kondisi ini lebih dari sekedar kita kekurangan kawan, dan sebagian besar dari kita akan pernah mengalami ini di dalam hidup. Kesepian dapat menimpa berbagai macam orang di setiap profesi, jenjang ekonomi manapun, etnik apapun, atau kelompok usia berapapun.
Mereka yang berada di tengah jalan menghadapi emosi yang menyakitkan ini mengisahkan pada saya betapa menderitanya perasaan mereka: mereka percaya bahwa tidak ada seorang pun yang nampaknya peduli terhadap mereka, bahwa mereka tidak memiliki kawan dan bahwa hidup mereka terus surut. Saya bertemu orang-orang seperti itu setiap hari. Saya mendengarkan mereka dengan sungguh-sungguh karena saya tahu betapa mereka pasti merasa terisolasi dan sering kali, ketika mereka mencapai usia tua, betapa mereka dapat berakhir dengan duduk sendiri di ruangan kecil hanya menanti ajal tiba.
Dalam tahun-tahun mendatang mereka, banyak orang tua kehilangan yang dikasihinya dan teman-temannya, dan ketika mereka merasakan sakit dan mungkin ketidakmampuan diri mereka sendiri, mereka bisa merasa seolah-olah seperti tahanan di dalam rumah mereka sendiri. Saya menyaksikan kesepian di usia tua semacam ini ketika saya masih anak-anak saat saya biasa mengunjungi nenek saya yang sudah berumur. Sudah jelas bahwa banyak orang di panti wreda tempat tinggalnya mereka merasa kesepian, dan selama bertahun-tahun sebagai seorang anak laki-laki saya mengunjungi seorang ibu di sana yang sering menangis melewati kesepiannya tetapi kemudian menunggu-nunggu kunjungan hari Minggu saya.
Seorang ibu tua duduk di depan saya seraya menangis pada suatu hari. Dia telah meminta bantuan dari pendetanya, tetangga-tetangganya, dan dari orang-orang yang dia perkirakan adalah teman-temannya. Dari hari ke hari, dia menceritakan pada saya, dia duduk di sana di dalam rumahnya, menjadi makin kesepian dan merana, tanpa pandangan positif sama sekali. Dia kemudian menceritakan betapa penyakit gatalnya telah meluas ke sekujur tubuhnya, dan saya segera tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Levernya, yang menyaring 1.200 pin (=567,6 liter) darah selama 24 jam, menjadi terganggu akibat adanya masalah emosional. Ketika masalah yang berhubungan dengan emosi menyebabkan semacam putus harapan, penyakit gatal yang menjijikkan bisa semakin memburuk dan kadang-kadang muncul ruam merah pada kulit, seakan-akan tubuh sedang berteriak meminta pertolongan. Milk Thistle dapat menjadi penolong yang ampuh dalam kasus-kasus semacam ini, atau kadang-kadang dengan meresepkan Ginkgo biloba kepada pasien akan meringankan penderitaan mereka.
Mengisi Kesepian
Mengadakan kontak dengan sebuah organisasi simpatik juga dapat membawa banyak manfaat ketika sedang berjuang menghadapi kesepian. Kita kadang-kadang melihat bahwa saat seseorang merasa sudah tidak mampu lagi menelpon orang lain untuk meminta bantuan atau meminta nasehat pada orang Samara, maka mereka dapat mengakhiri hidup mereka, dan ini sangat menyedihkan.
Kadang-kadang saya merasa kita sedang menjadi semakin dan semakin kesepian di tengah masyarakat sekarang ini. Stres tertentu yang kita hadapi dalam kehidupan modern cenderung membuat orang semakin rentan terhadap situasi kesepian. Kita selalu merasa sanggup menyesuaikan kehidupan penuh kesibukan di tempat kerja, menghasilkan lebih banyak uang dan memperoleh lebih banyak materi, sehingga kita melupakan hubungan antar manusia. Lantas, ketika kita harus melakukan stok opname atas hal-hal yang penting dalam hidup kita, kita menjadi sangat terpukul ketika menyadari bahwa ternyata kita seorang diri.
Seorang konsultan rumah sakit meminta pertolongan saya beberapa waktu lalu. Saya merasa begitu dalam dengannya, ketika saya dapat melihat saat itu juga bahwa dia adalah seseorang yang penuh perhatian. Dia telah menolong ratusan orang melewati penderitaan dan masalah mereka hingga, malangnya, dia melakukan satu kesalahan dengan seorang pasien. Surat kabar dan media lain dapat begitu bersifat menghakimi, dan ketika mereka melaporkan kisah ini kepada pembaca dan pendengar mereka, mereka menyalahkannya untuk sesuatu yang dia tidak bisa ramalkan kejadiannya. Dia mengatakan pada saya betapa saat ini dia merasa begitu kesepian karena dia terbiasa hidup penuh dedikasi dan kesibukan. Dia telah mencapai puncak tangga karirnya dan sekarang merasa hidupnya begitu hampa. Saya menanyainya berapa banyak yang telah hadir untuk mendukung dan menenangkannya selama waktu yang dibutuhkannya. Mengejutkan bagi saya, dia menjawab bahwa tidak ada seorang pun. Saya merasa sangat kasihan pada lelaki ini, karena saya tahu dia telah melakukan begitu banyak untuk membantu sesamanya, akan tetapi ketika dia memerlukan pertolongan, tidak ada seorang pun ada dan ini membuatnya merasa sangat sendirian.
Serupa dengan kisah tersebut, beberapa waktu lalu saya mengunjungi seorang konsultan yang saya pandang sebagai salah seorang konsultan medis terbaik yang saya tahu sepanjang hidup saya. Malangnya, saat ini dia menderita pikun, dan ketika saya memandanginya dan mengingat betapa cerdas otak pria ini, saya begitu terhenyak melihat bahwa dia berakhir dalam kesendirian.
Ketika seseorang melihat tidak ada harapan di masa depan, dia dapat menjadi kesepian. Kita mungkin tidak menyadari betapa banyak seseorang dapat dibangkitkan apabila kita meluangkan waktu untuk mengunjungi mereka dan menunjukkan pada mereka betapa mereka selalu ada di hati kita. Akan tetapi di dunia saat ini, sayangnya, banyak orang berpikiran semacam ini ‘Selama aku baik-baik saya, ya sudah, Jack’ segalanya nampak baik, dan mereka tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu memikirkan sesamanya di sekitar mereka. Pada sisi mata uang yang sama di sebaliknya adalah ketika mereka memerlukan bantuan, mereka akan mendapati diri mereka sendiri tanpa orang lain yang dapat dimintai pertolongan.
Kita sebaiknya tidak meremehkan kondisi putus harapan yang dapat diakibatkan dari kesepian. Seorang gadis muda datang pada saya belum lama yang lalu. Dia terlihat tidak bisa dihibur dan sedang memerlukan bantuan. ‘Pasangan saya telah meninggalkan saya dan saya merasa sendirian sama sekali,’ katanya. ‘Saya patah hati. Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan.’ Saya dapat melihat betapa tertekannya dia dan berusaha membantunya dengan semua cara yang mungkin, tetapi tidak ada yang mendatangkan faedah. Dia adalah seseorang yang, dilihat dari semua maksud dan tujuan, sedang sekarat karena putus cinta, dan nyatanya itulah yang akhirnya terjadi padanya. Bukankah sangat buruk memikirkan bahwa patah hati dapat menyebabkan kematian? Kita harus menyadari bahwa ada sebagian orang di dunia ini yang memerlukan pertolongan dan pengertian orang lain, dan kita harus berusaha menemukan cara kita mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri, seperti saya telah sebutkan.
Ada seorang lelaki dalam Kitab Lama bernama Job yang memiliki segalanya pada suatu waktu dalam hidupnya, kemudian, secara perlahan, dia kehilangan begitu banyak. Mendekati ajalnya, dia menyatakan bahwa Tuhan ‘membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi kehampaan’ (Ayub 26:7). Kemudian dia selanjutnya berkata, ‘Semuanya itu hanya ujung-ujung jalanNya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari padaNya! Siapa dapat memahami guntur kuasaNya?’ (Ayub 26:14). Dia merasa sendirian tetapi ketika dia tiba pada masa pahit hidupnya dan meminta pertolongan, maka pertolongan akan muncul.
Kita semua perlu memiliki harapan untuk masa depan. Ketika saya berbincang dengan Pencipta saya, saya tahu selalu ada pertolongan bagi setiap jiwa yang kesepian. Akan tetapi kita semua harus berusaha untuk mengerti kebutuhan orang lain dan melakukan apapun yang kita mampu untuk membantu mereka.
Orang-orang tidak lagi berbagi sebanyak biasanya. Seiring waktu berlalu, ketika orang-orang dalam kesusahan dan papa, lebih banyak hal yang bisa dibagi daripada masa sekarang, bahkan walaupun kita sekarang hidup di dunia di mana banyak dari kita mungkin memiliki lebih banyak daripada yang sesungguhnya kita perlukan. Pernah saya membaca bahwa ada tiga hal yang disukai oleh manusia, dan itu adalah kedamaian, kebijaksanaan, dan keramahan. Saya sering merasa tidak ada lagi cukup keramahan di sekitar kita sekarang. Kita biasa menggunakan ungkapan ‘Memberi dan Menerima’, tetapi terlalu sering ‘menerima’ menjadi hal yang paling penting dalam hidup seseorang. Kita sebaiknya ingat kalimat penting lain: ‘Kita tuai yang kita tabur’ dan ‘Yang kita dapatkan dari hidup adalah yang kita pernah tanam di dalamnya.’
Seorang pemuda yang saya temui beberapa tahun lalu melintas dalam ingatan saya. Dia adalah seorang pemain football yang menjanjikan tetapi menderita cedera serius dan merasa khawatir bahwa karirnya akan segera berakhir. Saya dapat melihat bahwa dia kesepian di tengah perjuangannya, dan walaupun tunangannya mendukungnya, dia tetap tidak tahu kepada siapa bisa meminta pertolongan. Manajernya mengatakan bahwa dia tidak lagi layak untuk bermain, dan ia merasa dia akan disingkirkan keluar untuk digantikan dengan pemain lain. Untungnya, dia segera pulih setelah mengikuti terapi akupunktur, beberapa Joint Mobility yang diciptakan oleh Michael, dan Arnica gel. Dia telah pulih sepenuhnya dan bermain kembali sama baiknya seperti sedia kala. Akan tetapi, dia masih merasa kesepian di dalam pertempurannya dengan manajernya, yang pada akhirnya menjualnya ke klub lain. Kami menjadi sangat akrab karena saya melakukan semua yang saya bisa untuk membantunya, dan dia bisa melanjutkan karirnya kembali begitu saya mampu meresepkan obat-obatan alami yang membantunya mengatasi masalah fisiknya.
Jadi ya, kita mungkin merasa kesepian, dan ya, kita mungkin dikecewakan oleh teman-teman kita yang kita harapkan ada di saat masa-masa kesepian kita, tetapi kita masih dapat menemukan seorang teman secara alamiah.
Hubungan saya dengan teman yang hebat ini dimulai ketika saya masih sangat muda. Pada masa-masa itu, ketika saya selalu bersepeda melewati alun-alun di Belanda sepanjang waktu perang, saya akan bersembunyi dari tentara Jerman di bawah salah satu mantel indahnya. Apakah itu sedang musim semi, panas, gugur, atau dingin, semua mantelnya terlihat indah. Dia berada dengan sata melewati hari-hari kehidupan saya, dan ketika saya pergi menemuinya dengan sebuah masalah, dia selalu ada untuk mendengarkan dan memberi saya nasehat. Dia adalah seorang putri. Betapa ini adalah sebuah hadiah yang sangat indah ketika di saat kita merasa kesepian dan memiliki masalah-masalah, kita dapat berbicara pada seseorang dan bahkan dia memberi kita petunjuk.
Ketika sedang menulis buku ini, salah seorang teman terlama dan tersayang saya sedang berjuang melawan musuh terakhirnya –kematian. Kapanpun saya mengunjunginya, saya menyadari betapa kesepiannya ia. Walaupun saya dapat melihat di dalam matanya betapa hal-hal menjadi sulit baginya, kedua mata itu masih memberikan cahaya samar kebahagiaan setiap saat ia dikelilingi oleh teman-temannya yang mereka yang peduli padanya. Dia adalah seorang guru musik, dan saya telah mendengarkan suara musiknya. Dia begitu harmonis di dalam dirinya sendiri dan dalam hubungannya dengan Sang Pencipta. Melihat kepada teman-temannya, yang mengelilinginya dengan banyak cinta, saya menanyai diri saya sendiri, ‘Bukankah ini yang sebetulnya dimaknai sebagai persahabatan sejati?’ Kita akan mendiskusikan ini pada bab selanjutnya. –nat