Terkendala bagian Pasar Pacar Keling yang belum bisa dibebaskan, rencana pelebaran total Jalan Tambang Boyo Surabaya makin tak jelas.
Surabayastory.com – Bila Anda di akhir tahun lalu sudah merasa senang dengan harap-harap cemas kapan Jalan Tambang Boyo menjadi lebar dan bebas macet? Sekarang, Anda pantas untuk menjadi cemas. Rencana indah untuk pelebaran jalan berjalan tak sesuai rencana. Saat ini pekerjaan pelebaran itu terlihat mangkrak.
Rencana awal yang terdengar, Jl Tambang Boyo akan diubah menjadi dua jalur. Dari perempatan Jl. Dharmawangsa bila langsung masuk ke Tambang Boyo, terus berlanjut hingga perempatan Jl Potroagung dan Jl Kenjeran. Kemudian dilakukan pembongkaran bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran sungai Pacar Keling. Ada sekitar 359 bangunan di bantaran sungai itu ditertibkan. Masyarakat terdampak dengan KTP Surabaya akan direlokasi ke rumah susun Sememi dan rusun Romokalisari. Sementara yang dari luar kota akan dikembalikan ke asalnya.
Jika menilik kisahnya, pembebasan lahan untuk pelebaran Jl Tambang Boyo sebenarnya sudah mendapatkan ganti rugi tahun 1996. Karena lokasi kosong tak segera dikerjakan, kemudian banyak dimanfaatkan kembali menjadi tempat tinggal semi permanen.
Keadaan saat ini, pembebasan dan pengaspalan jalan sudah dilakukan sejak pertigaan Jl Jolotundo ke arah selatan. Semuanya berjalan setengah jalan, karena rencana pengaspalan itu berhenti di tengah jalan. Proses ini terhenti utamanya karena di lokasi jalan tembus terhambat dengan lahan yang menjadi bagian dari Pasar Pacar Keling. Belum ada titik temu untuk pembebasan lahan ini.
Dengan kondisi ini membuat perwajahan rencana pelebaran Jl Tambang Boyo menjadi tak karuan. Lahan yang sudah dibebaskan namun belum diaspal, menjadikan jalan ini terbengkalai tanpa kejelasan. Di antaranya menjadi tempat parkir, tempat menaruh barang-barang, dan sebagainya. Yang mengkhawatirkan adalah ada kemungkinan kembali seperti dulu terjadi ketika pembebasan tahun 1996. Karena tak kunjung dikerjakan kemudian tumbuh lagi bangunan-bangunan yang tak semestinya. Dan menjadi kumuh lagi. Kemungkinan tentang hal itu sangat mungkin terjadi. Lahan kosong tanpa pemilik itu bisa kembali ditumbuhi bangunan semi permanen yang menjadi masalah di kemudian hari.
Rencana untuk dikembalikan fungsinya sebagai jalan dengan 17,5 meter dari bibir sungai kembali menemui hambatan. Bagian lain yang harus diselesaikan adalah sebagian lahan yang akan dipakai adalah milik PT KAI. Pemetaan sekaligus verifikasi ulang untuk memastikan jalur jalan baru ini perlu dilakukan.
Intersection Tambang Boyo
Jati diri Jl. Tambang Boyo ada di Kelurahan Pacarkembang, Kecamatan Tambaksari. Dalam rencana besarnya, pelebaran jalan ini akan mendukung kelancaran lalulintas menuju Jembatan Suramadu. Pelebaran Jl Tambang Boyo dibuat dengan intersection, kendaraan dari Jl Indrakila dan Jl Kidal bisa langsung ke Tambang Boyo, tidak perlu memutar melalui Jl Kalasan atau Jl Jolotundo ketika hendak ke arah Jl Kapas Krampung atau Kenjeran. Di depan Jl Ploso hingga Kapas Krampung sudah terbuka dua jalur. Kemudian di ujung Jl Tambang Boyo setelah perempatan RS Husada Utama, jalan sudah terbuka. Namun di tengah jalan, jalan Tambang Boyo terbelah-belah alur lalu lintasnya.
Namun apa mau dikata? Rencana tak seindah kenyataannya. Ada yang sudah terbuka dan diaspal, namun banyak juga yang sudah dibebaskan namun belum dikerjakan pembangunan jalannya. Akibatnya, seiring waktu, bertumbuh kembali bangunan liar yang harusnya sudah bersih.
Rencana pelebaran jalan Tambang Boyo kembali menunjukkan tak jelas. Aktivitas menuju pelaksanaan pembangunan kembali terhenti. Setelah rencana pertama tahun 1996 terhenti, proyek ini digagas tahun 2005, dan kembali menemui jalan buntu.
Pemandangan yang semakin tak sedap terlihat di ujung Jalan Tambang Boyo Surabaya. Di bagian ujung rencana pelebaran jalan yang berhimpitan dengan Pasar Pacar Keling itu tampak tak tata. Realisasi pelebaran tak kunjung usai, semakain banyak area yang terbengkalai.
Pelebaran ini sejak dulu dipandang sangat penting untuk memecah kemacetan di simpul-simpul jalan seperti Jl Tambang Boyo-Jl Kedung Tarukan-Jl Kedung Sroko-Jl Pacar Keling. Di kawasan Jl Tambang Boyo setiap hari macet, terutama padi-sore. Masalahnya jalan sempit, banyak pelanggar lalu lintas dengan melawan arus, pedagang yang hilir mudik, hingga penyeberang jalan ke pasar Pacar Keling yang seenaknya.
Dengan pelebaran jalan yang kembali terhenti ini, maka publik akan semakin lama menunggu Jl Tambang Boyo dan sekitarnya bebas dari kemacetan semakin lama. Untuk yang sering lewat Jl Bronggalan, Tambang Boyo, atau Pacar Keling, kabar ini akan menahan rasa gembira Anda yang pernah ada. Kemacetan yang sering membuat Anda jengah akan terus terjadi. Kabar gembira yang dulu sempat ditiupkan itu, kini hanya bisa disimpan kembali di dalam angan. Entah kapan pelebaran Jl Tambang Boyo ini tuntas. –sa