Kemarin, fenomena tanpa bayangan datang di Surabaya. Ada banyak pelajaran yang bisa kita kenal agar wawasan lebih terang.
Surabayastory.com – Momentum istimewa baru saja terjadi di Surabaya. Kemarin siang, seluruh bayangan hilang dari tanah Surabaya. Berlangsung sekitar 10 menit, dan menjadi fenomena alam yang langka. Kemarin, matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa.
Fenomena alam ini akan terjadi ketika matahari berada di atas kepala kita. Objek yang berdiri tegak di garis khatulistiwa dipastikan akan kehilangan bayangannya.
Berikut ini data dan fakta tentang fenomena tanpa bayangan yang dihimpun surabayastory.com dari berbagai sumber.
-
Apa yang Terjadi?
Matahari berada tepat di atas ekuator (garis khatulistiwa) ketika fenomena tanpa bayangan terjadi. Jika seseorang berada di wilayah khatulistiwa, di siang hari, di menit tertentu, matahari akan berada tepat di atas kepala. Dan terjadilah kehilangan bayangan yang kemudian banyak yang menyebut saat itu sebagai hari tanpa bayangan atau hari nir bayangan.
-
Waktu
Karena berhubungan dengan matahari, maka fenomena akan terjadi saat tengah hari. Di Surabaya, hari tanpa bayangan siang ini terjadi kemarin, Jumat (12/10/2018). Fenomena seperti ini terjadi setahun dua kali. Untuk Surabaya, fenomena ini terjadi sekitar sepertiga awal Maret dan sepertiga awal Oktober. Sedangkan kota-kota lainnya akan menyesuaikan.
-
Terjadi di sebagian wilayah Indonesia
Sebagai negara yang terbentang di garis khatulistiwa, banyak kota-kota Indonesia yang mengalami fenomena ini. Titik deklinasi atau nilai jarak matahari ke ekuator langit pada saat ini adalah 0°, matahari tepat di atas khatulistiwa. Posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Dengan begitu, benda apa saja yang ada di bawahnya, akan hilang bayangannya. Kota-kota lainnya yang tidak tepat di garis khatulistiwa mengalami fenomena tanpa bayangan ini menyesuaikan ketepatan koordinat lintang wilayahnya dan posisi deklinasi matahari.
-
Perubahan Posisi Matahari
Peristiwa ini terjadi karena bumi beredar mengitari matahari pada jarak 150 juta kilometer dalam setahun dengan periode sekitar 365 hari. Garis edar bumi berbentuk elips memungkinkan bumi bergerak lebih cepat dan kadang lebih lambat. Karena itu matahari berada setengah tahun di atas belahan bumi utara dan di atas belahan bumi selatan setengah tahun. Perubahan posisi tampak matahari menyebabkan perubahan musim di bumi.
Ketika matahari berada tepat di atas ekuator, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam. Peristiwa ini dikenal sebagai vernal equinox (vernus=musim semi, equus=sama, noct=malam). Matahari akan mencapai titik puncak (kulminasi), setelah itu akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian. Fenomena yang sama akan terjadi saat autumnal equinox (autumn = musim gugur).
-
Kehilangan Signal
Hari Tanpa Bayangan memberikan dampak pada sinyal yang hilang dalam beberapa menit. Sinyal yang hilang adalah sinyal dari teknologi satelit, seperti telepon satelit dan TV kabel yang berbasis parabola. Perangkat ini pasti akan mengalami sun outage (lokasinya dekat dengan matahari), sehingga kesulitan menerima sinyal. Sinyal perangkat itu akan hilang 5-10 menit. BTS (Base Transceiver Station) yang memanfaatkan VSAT, pasti ada jeda (delay).
-
Tak Semua Bayangan Hilang
Fenomena tanpa bayangan tidak berarti semua bayangan akan hilang seharian. Bayangan benda yang tegap lurus saja yang tak terlihat. Tetapi benda-benda dengan kemiringan, misal mengayunkan tangan, bayangan tetap terlihat. Fenomena tersebut juga berlangsung cukup singkat, sekitar 10 menit.
-
Dua Kali Setahun
Beberapa kota di Indonesia akan merasakan fenomena tanpa bayangan dua kali dalam setahun. Fenomena siang hari tanpa bayangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat fenomena yang terjadi setidaknya dua kali dalam setahun di Indonesia yakni di bulan Maret-April dan September-Oktober.
Wilayah Indonesia hingga posisi -6 derajat Lintang Selatan juga bisa menangkap fenomena ini. Durasinya juga sama hanya sekitar 10 menit, setelah itu bayangan akan kembali lagi.
Seiring dengan berakhirnya puncak hari tanpa bayangan, matahari akan bergeser perlahan ke arah Selatan. Posisi ekstrem matahari akan menjadi puncak musim panas bagi Australia, Selandia Baru, dan Chile akhir Desember mendatang. –sa