Ketika jalan Tambang Boyo mulai tembus di sisi Barat, pengguna jalan akan tersenyum lolos dari kemacetan. Di sisi lain pedagang Pasar Pacar Keling waswas dan diliputi kekhawatiran akan nasibnya.
Surabayastory.com – Secara perlahan, Jl Tambang Boyo sisi barat dibebaskan dari hambatan. Rumah-rumah yang sudah dibebaskan, hari Jumat-Sabtu (12-13/10/2018) sudah diratakan dengan tanah. Pembongkaran sebagian kecil dilakukan oleh warga, dan sebagian lagi dilakukan oleh petugas Pemerintah Kota Surabaya.
Penertiban bangunan di sepanjang bantaran Sungai Pacar Keling itu dimulai sejak Jumat pagi dengan menurunkan dua alat berat. Jalan pembongkaran sekitar 70 bangunan di mulai dari sisi utara yang dekat dengan Jl Jolotundo. Pemilik atau yang menempati bangunan semipermanen di lokasi itu sebanyak 49 KK (Kepala Keluarga) tampak pasrah melihat rumahnya di robohkan dengan alat berat. Mereka sudah menyadari dan disosialisasikan di bulan-bulan yang lalu. Penghuni sudah mendapat surat peringatan untuk mengkosongkan hunian dan memindahkan barangnya masing-masing. Dari 66 warga, ada 19 KK yang terkena pembongkaran direlokasi di Rumah Susun Keputih. Sementara warga di luar Surabaya akan dikembalikan ke daerah asalnya.
Meski sudah diberikan wara-wara sebelumnya, sebagian warga masih terlihat menempati rumah ketika akan ditertibkan, terlihat buru-buru mengemasi barang-barangnya. Sebagian juga mengumpulkan beberapa material rumah yang masih bisa di jual.
Sebelum penggusuran dilakukan, seluruh aliran listrik sudah dimatikan dan kabel listrik yang menggelantung menghalangi diamankan.
Di hari kedua, penertiban dilakukan dengan tambahan alat berat menjadi total tiga unit untuk mempercepat penertiban. Pohon yang menghalangi jalan juga ikut dipangkas. Dan di hari Minggu, beberapa pekerjaan yang belum selesai dituntaskan. Perapian dan pemadatan jalan juga dilakukan untuk memudahkan pengaspalan selanjutnya.
Nasib Pedagang Pasar
Dari penertiban ini, belum sepenuhnya Jl Tambang Boyo terbuka aksesnya. Masih tersisa sekitar 200 meter yang menjadi bagian dari Pasar Pacar Keling yang belum ditembuskan. Alasannya, persoalan yang menyangkut lahan dan nasib pedagang Pasar Pacar Keling belum selesai. Saat ini, Pasar Pacar Keling seluas 2.000 meter persegi yang terkena pembebasan jalan kembar tersebut.
Pasar Pacar Keling berada di Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, dalam catatan PD Pasar Surya termasuk dalam Pasar Kelas I. Pasar ini sudah cukup tua di Surabaya, sudah lebih dari 50 tahun berdiri dan menjadi tempat transaksi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya.
Nasib pedagang Pasar Keling belum jelas. Meski Pemerintah Kota Surabaya telah menertibkan bangunan sepanjang bantaran sungai Jl Tambang Boyo sisi barat. Semua bangunan penduduk yang terkena batas jalan sudah diratakan dengan tanah, namun bagian yang menyangkut pasar belum tersentuh. Perusahaan Daerah Pasar Surya menyiapkan dua opsi untuk memberikan tempat baru bagi ratusan pedagang.
Dalam bahasan ini, selain lokasi, yang lebih penting adalah membicarakan nasib pedagang Pasar Pacar Keling selanjutnya. Memang benar, rencana tentang relokasi akibat pelebaran jalan telah terjadi sejak 1996. Namun karena tidak ada langkah konkret dan progres yang berarti, selama 20 tahun nasib para pedagang tak menentu. Kali ini, setelah progres terus berjalan, nasib para pedagang perlu untuk difokuskan.
Para pedagang di lingkungan Pasar Pacar Keling juga belum menentukan sikapnya. Mereka malah belum punya rencana untuk melangkah ke mana. PD Pasar Surya pekan lalu sudah mulai mendata lapan-lapak pedagang yang terkena pelebaran jalan. Juga mulai menyebarkan kembali surat pemberitahuan akan rencana pelebaran jalan Tambang Boyo yang menisir bagian dari pasar.
Rencana jalan ini menjadi kelanjutan jalur alternatif yang menghubungkan jalur Suramadu dengan tengah kota.Rencana ini sebenarnya sudah didengungkan sejak tahun 1996, namun dalam perjalanannya rencana ini tertunda-tunda hingga tidak ada kepastian. Akibatnya, sejak 22 tahun itu situasi pasar banyak yang tak terurus. Banyak lapak yang rusak, kondisi dalam pasar juga menjadi tak nyaman. Setelah ada rencana pelebaran jalan itu membuat para pedagang dan PD Pasar enggan melakukan perbaikan karena dirasa nanti akan tergusur juga.
Secara yang telah digambarkan dalam rencana tata ruang kota, lahan selebar 17,5 meter dari bibir sungai akan dikembalikan fungsinya sebagai jalan. Di lokasi ini akan dibangun jalan sepanjang 500 meter tembus ke pertigaan jalan Jolotundo Baru dan Jalan Bronggalan. Penertiban bangunan di sisi barat Jalan Tambang Boyo dilakukan untuk pelebaran jalan menjadi dua jalur. Pelebaran ini dipandang sangat penting untuk memecah kemacetan di simpul-simpul jalan seperti Jl Tambang Boyo-Jl Kedung Tarukan-Jl Kedung Sroko-Jl Pacar Keling.
Kembali ke relokasi pedagang. Dari kabar yang beredar sementara, ada rencana untuk memindahkan para pedagang ke pasar-pasar lain yang lokasinya berdekatan. Ada pula rencana untuk dilakukan pembangunan pasar baru di lapangan Mendhut (lazim disebut lapangan Derek), lapan milik PT KAI yang selama ini menjadi lapangan sepakbola yang menjadi tempat latihan banyak SSB (Sekolah Sepakbola).
Lapangan dan lahan seluas 4.000 meter persegi itu statusnya milik PT KA. PD Pasar Surya beberapa waktu lalu sudah melakukan sosialisasi kepada 400 pedagang di sana.
Pasar baru nantinya dibangun tetap satu lantai, dengan jumlah stan kurang lebih sama dengan yang tergusur, sekitar 300-400 stan. Untuk pasar baru nantinya PD Pasar Surya menyiapkan konsep baru. Pasar akan dibangun dengan anggaran Rp 51 miliar, dilengkapi ruko dan pujasera. Pembangunannya diperkirakan memakan waktu 8-12 bulan.
Namun sekali lagi, ini baru tahap rencana dan opsi-opsi. Belum ada ketepatan dan rencana yang disepakati untuk pasar dan pedagang Pasar Pacar Keling. Yang harus dicegah adalah dengan penggusuran pasar membuat para pedagang justru tumpah berjualan di sepanjang jalan Pacar Keling. Atau ke Jl Putro Agung atau Jl Bronggalan dan sekitarnya. Ada pengalaman ketika Pasar Tambahrejo terbakar, pedagang direlokasi di atas sungai Jl Bronggalan. Namun ketika Pasar Tambahrejo jadi, para pedagang dikembalikan ke lokasi pasar yang lalu, di pinggir Jl Bronggalan tidak bersih, dan maalh menjadi pasar baru. Akibatnya, jalur lalu lintas menjadi tersumbat dan jadi simpul kemacetan baru.
Jika relokasi pedagang Pasar Pacar Keling ini berjalan mulus, maka proses pelebaran jalan kembar Tambang Boyo bisa menjadi percontohan. Every body happy. Tak ada lagi antrean panjang dan kemacetan di pagi dan sore hari. Dan para pedagang juga bisa kembali dengan tenang menjalankan usahanya. –sa