Karakteristik membuat tanaman indah dan unik. Bentuk batang, daun, ukuran serta ciri khas. Monstera memikat dengan tampilan komposisi warna dan daun yang berlubang.

Surabayastory.com – Ini adalah cerita daun yang tengah naik daun. Maksudnya, daun tanaman yang banyak diperbincangkan, banyak dicari, dan menjadi tren kekinian anak-anak muda maupun pasangan muda. Terutama bagi mereka yang suka atau tengah mendekor rumahnya. Monstera merupakan jenis tanaman hias tropis.
Hadirnya desain-desain rumah tropik, minimalis, dan Skandinavia membuat banyak tanaman yang diangkut ke dalam rumah. Kini, monstera jadi pilihan utama dipakai sebagai dekorasi maupun aksen dalam beberapa konsep interior.
Tema-tema ‘hutan dalam rumah’ atau taman di dalam rumah, juga membuat tanaman-tanaman ‘liar’ mampu disulap menjadi dekorasi yang unik. Monstera sendiri sebenarnya berasal dari alam liar, dari hutan. Di tempat asalnya, monstera merupakan tanaman rambat di hutan rimba sekitar Meksiko dan Guatemala (Amerika Tengah). Melihat bentuk daun yang unik dan warna hijau mengilap yang ditampilkannya, monstera mampu mendatangkan atmosfer kesejukkan hutan tropis ke dalam ruangan. Dan akhirnya berkembang ke seluruh dunia.
Monsteras terkenal karena lubang daun alami mereka. Tampilan berlubang daunnya berbeda dan memikat.
Untuk mengenalnya lebih dekat, mari kita pelajari perlahan. Apa sih Monstera itu? Monstera adalah nama tanaman. Ia spesies tanaman merambat tropis atau semak yang asli dari Amerika Tengah. Bagian dari Araceae, dengan famili aroid. Tanaman ini adalah salah satu dari sedikit aroid yang menghasilkan buah yang dapat dimakan, terutama spesies M. deliciosa. Namun, tanaman ini jarang berbunga atau menghasilkan buah yang bisa dimakan di dalam ruangan.

Mengapa Daun Monstera Berlubang
Mengapa Monstera daunnya berlubang? Nah ini yang menarik. Karena kunikan daun yang berlubang tak simetris, membuat Monstera sering dijuluki sebagai “tanaman keju swiss”. Lubang-lubang di daun Monstera ini alami. Ini adalah proses pembersihan daun. Istilah teknisnya adalah “fenestrasi daun”. Yaitu tanaman membuat lubang untuk membersihkan bagian dalam daunnya. Proses ini menjadi siklus hidup monstera. Untuk tanaman jenis lain seperti Haworthias dan Lithops melakukan fenestrasi daun dengan bagian ujung daunnya yang transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk ke tanaman ketika mereka dikubur oleh badai pasir dan debu yang sering terjadi. Dua tanaman ini hidup asalnya di Afrika Selatan. Tanaman beradaptasi dengan lingkungannya. Dan manusia menemukan itu sebagai karakter dan keunikan.
Kembali ke mengenal Monstera. Dari kupasan Angus&celeste, ada banyak perdebatan tentang bagaimana dan mengapa Monsteras telah beradaptasi untuk mendapatkan lubang-lubang daun yang artistik seperti itu. Beberapa sumber menyarankan bahwa Monstera akan membuat lubang di daun mereka untuk menahan angin kencang. Yang lain percaya bahwa mereka memiliki lubang untuk memungkinkan aliran air yang lebih baik ke akarnya. Ketika mereka tumbuh, mereka bersifat epifit dan tidak memiliki banyak kontak dengan tanah.
Jika Anda mengatakan ‘teori lubang’ ini karena pada kuncup daun sudah memiliki lubang di dalamnya, tidak ada cukup bukti untuk mendukung seluruh proses adaptasi. Jika adaptasi adalah untuk melawan angin topan, maka sebagian besar, jika tidak semua tanaman tropis akan memiliki adaptasi yang sama atau serupa. Sebaliknya, banyak tanaman tropis memiliki daun penuh yang tidak mudah patah. Meskipun air memang bisa mencapai akar lebih mudah melalui lubang, tidak perlu.
Monstera adalah tanaman asli hutan hujan tropis di mana hujan turun hampir setiap hari. Ada cukup air untuk mencapai akar di beberapa titik. Jika itu bukan angin atau air, lalu mengapa Monstera membuat lubang?
Teori utama saat ini datang kepada kita dari Christopher Muir, mahasiswa Ph.D dari Evolutionary Biology di Indiana University, AS, mengemukakan bahwa Montsera telah mengembangkan lubang karena kondisi pencahayaan tempat mereka hidup secara alami. Monstera di tempat asalnya tumbuh dari lantai hutan, bersiap untuk menangkap cahaya yang masuk melalui kanopi overhead (kanopi yang tersusun dari dauh-daun yang rapat). Satu-satunya cara agar tanaman dapat bertahan hidup di lingkungan seperti itu adalah dengan menangkap sebanyak mungkin sinar matahari yang masuk melalui kanopi.
Dengan memodifikasi struktur daun agar memiliki lubang, area daun yang sama dapat menutupi area yang lebih besar. Jadi, meskipun beberapa bintik matahari dapat melewati lubang dan dilewatkan, probabilitas/ insiden penangkapan tabir surya meningkat karena ada lebih banyak area yang tertutup.

Menangkap Cahaya
Dengan kondisi pencahayaan yang baik , seluruh daun dan daun fenestrasi akan melakukan hal yang sama. Ini berada di bawah tabir surya cahaya tersebar/ kondisi bawah bahwa daun fenestrasi mengambil lebih banyak sinar matahari daripada seluruh daun. Namun, ini hanya menguntungkan jika laju pertumbuhan tanaman menuntutnya. Karena monsteras yang lebih dewasa tumbuh lebih cepat, menjadi menguntungkan untuk memanfaatkan semua tabir surya seefisien mungkin.
Lubang-lubang di daun Monstera dipengaruhi kualitas hidup dan lingkungan di mana tempat tumbuh. Bila menginginkan tumbuh normal dan besar, biarkan saja tumbuh. Monstera membuat daun fenestrasi mengikuti usia dan ukuran. Seperti aroid lainnya, morfologi daun (bentuk) berubah seiring usia tanaman. Ketika mereka masih muda, daun Monstera mirip dengan aroid lain, yaitu daun hijau berbentuk hati dengan tangkai daun panjang (tangkai daun) dan batang berkurang. Ketika monstera mencapai rentang sekitar satu meter, proses pembersihan daun (fenestrasi) dimulai. Yang berarti mereka mulai menumbuhkan daun dengan lubang. Jika Anda memotong daun yang lebih tua, lebih kecil yang berasal dari pangkalan, ini akan mendorong Monstera untuk menghasilkan daun yang lebih besar, dan memfasilitasi fenestrasi.
Begitulah cerita lebih dekat dengan Monstera yang lagi hype saat ini. Dengan mengetahui seputar asal, dasar, dan bagaimana ia berkembang, akan membuat kita bisa menempatkan Monstera dalam desain yang lebih tepat penempatannya. –sa