Rimpang kunyit putih memiliki kandungan yang berkhasiat mencegah dan mengobati penyakit kanker dan menjaga kesehatan liver.
Surabayastory.com – Di kalangan awam, nama kunyit putih memang masih terasa sangat asing. Bahkan kalangan ibu-ibu yang setiap hari memasak di dapur kebanyakan hanya mengenal kunir/ kunyit merah. Karena kunyit merah (jingga) inilah yang biasanya digunakan sebagai bumbu masakan.
Namun di kalangan para peracik obat tradisional, kunyit putih sudah tidak asing lagi. Kunyit putih banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat jamu atau obat tradisional melalui berbagai ramuan. Nama kunyit putih semakin berkibar di kalangan ini ketika berbagai hasil penelitian menemukan bahwa kunyit putih ternyata mengandung senyawa kimia yang berkhasiat mencegah berkembangbiaknya sel-sel kanker.
Secara fisik dan rasa, kunir dan kunyit putih memang berbeda. Kunyit merah memiliki warna daging jingga/ oranye. Ukurannya pun cenderung lebih besar dibanding kunyit putih. Sedangkan dalam hal rasa, rimpang kunyit putih lebih getir ketimbang saudaranya. Namun aromanya lebih khas dan kuat lantaran kandungan minyak atsirinya yang lebih banyak.
Yang perlu diperjelas adalah bahwa tidak semua kunyit putih memiliki khasiat menangkal kanker. Di tengah-tengah masyarakat sejak lama dikenal tiga jenis kunyit putih; yaitu kunyit putih gombyok atau kunyit putih pepet (Kaempferia rotunda), Curcuma zedoaria, dan Curcuma mangga. kunyit jenis pertama hanya bermanfaat untuk therapi penyakit diare dan disentri saja, seperti yang ditulis dalam buku Obat Asli Indonesia karangan Prof. Dr. Seno Sastroamijoyo. Jenis kedua dan ketiga memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk kanker dan tumor.
Kunyit putih pepet mempunyai ciri: umbinya berwarna putih, berbentuk bintil-bintil, air ekstraknya lengket dan pekat dan bila dijadikan bubuk akan berwarna putih. Sementara Curcuma mangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: bentuk umbinya seperti umbi jahe dan berwarna kuning muda (krem). Dalam keadaan segar baunya seperti buah mangga kweni. Bila telah diekstrak atau dijadikan bubuk warnanya tetap kuning muda (krem). Jenis kunir inilah yang benar-benar bisa mencegah dan mengobati kanker.
Kandungan Kunyit Putih
Dibanding dengan dua jenis kunyit putih lainnya, kunci pepet memiliki khasiat yang terbatas. Rimpang ini antara lain dapat berfungsi sebagai anti-inflasi (peradangan), anti-piretika dan membangkitkan selera makan.
Dalam masyarakat, secara tradisional rimpang kunci pepet ini digunakan sebagai obat sakit perut dan disentri. Umbi-umbinya yang kecil dan berair mempunyai khasiat mendinginkan. Karenanya, tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai bahan bedak, campuran jamu ibu melahirkan dan penambah nafsu makan. Selain itu Kaempferia rotunda digunakan dalam pembuatan harum-haruman, anti serangga, serta dijadikan bahan makanan sebagai sayuran atau lalapan.
Jenis kunyit putih yang lain, Curcuma zedoaria sinonim dengan Curcuma paliida (Lour Heyne, 1987). Di Indonesia juga dikenal dengan nama temu putih. Di kalangan masyarakat Sunda, rimpang ini disebut koneng tegal atau koneng bodas. Di Jawa disebut temu pepet. Nama asing rimpang ini adalah White Tumeric (Inggris). Di India disebut Ambhalad, dan di Spanyol namanya Cedoaria dan di China namanya Er-chu.
Curcuma zedoaria masuk klasifikasi, divisio : Spermatophyta, subdivisio : Angiospermae, kelas : Monocotyledonae, bangsa : Zingiberales, suku : Zingiberaceae, marga : Curcuma, jenis : Curcuma zedoaria. (Backer and Van den Brink, 1968).
Curcuma zedoaria kaya akan komponen senyawa kimia yang antara lain terdiri dari concole, camphene, borneol, camphor, curemin, zedoarin, gum, resin hingga tepung. Rimpang kunyit putih jenis ini mengandung 1-2,5% minyak atsiri yang sebagian besar berupa seskuiterpen dan terdiri dari tak kurang dari 20 komponen antara lain zeadorane, epicurminol, dan lainnya. Kandungan kimia lainnya adalah: cineole, zingeberene, curcumin, curcumol dan curdione.
Secara tradisional rimpang ini digunakan sebagai anti-mikroba dan anti-fungal. Dalam rimpang ini terkandung senyawa cyclopropanosesquiterpene, curcumenone dan 2 spirolactones, curcumanolide A dan curcumanolide B. Pada shoots muda dari C. zedoaria terkandung (+)-germacrone-4,5-epoxide, sebuah intermediet kunci pada biogenesis a germacrone-type sesquiterpenoids.
Curcuma zedoaria juga memiliki kandungan kimia: kurkuminoid (diarilheptanoid), dan polisakarida serta golongan lain. Diarilheptanoid yang telah diketahui meliputi : kurkumin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, dan 1,7 bis (4-hidroksifenil)-1,4,6-heptatrien-3-on.
Di dalam minyak atsiri Curcuma zedoaria, yang berupa cairan kental kuning emas terkandung : monoterpen dan sesquiterpen. Monoterpen terdiri dari: monoterpen hidrokarbon (alfa pinen, D-kamfen), monoterpen alkohol (D-borneol), monoterpen keton (D-kamfer), dan monoterpen oksida (sineol).
Seskuiterpen terdiri dari: golongan bisabolen, elema, germakran, eudesman, guaian dan golongan spironolakton. Kandungan lain meliputi : etil-p-metoksisinamat, 3,7-dimetillindan-5-asam karboksilat. Penelitian lain menyebutkan kandungan minyak atsiri pada Curcuma zedoaria berupa zat cineol (18.5%), cymene (18.42%), -phellandrene (14.9%).
Golongan seskuiterpen yaitu -Turmerone dan ar-turmeron yang diisolasi dari rhizoma Curcuma zedoaria menghambat produksi prostaglandin E2 terinduksi lipopolisakarida (LPS) pada kultur sel makrofag tikus RAW 264.7 dengan pola tergantung dosis. Senyawa ini juga menunjukkan efek penghambatan produksi nitric oxide terinduksi LPS pada sistem sel (Hong, 2002)
Senyawa yang beraksi sebagai antioksidan kemungkinan adalah 5-isopropylidene-3,8-dimethyl-1(5H)-azulenone (Mau, 2003).
Nama dan Khasiat Lain Kunyit Putih
Tunas muda Curcuma zedoaria sering dibuat sayuran dan umbi mudanya bisa dibuat lalap, sedangkan daunnya dipakai sebagai bumbu masak. Di India rimpangnya sering digunakan untuk bahan parfum. Di negara Brazil, rimpang tanaman ini digunakan sebagai obat penurun panas. Aktivitas ini dikarenakan adanya senyawa curcumenol.
Selain itu, untuk bahan obat dikenal juga kunyit putih jenis Curcuma mangga. Rimpang ini juga disebut Curcuma alba L. atau Curcuma mangga Val. Temu mangga diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi: Spermatophyta, Sub Divisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Zingiberales, Famili: Zingiberaceae, Genus: Curcum, Spesies: Curcuma alba L, Sinonim: Curcuma mangga Val.
Tanaman ini dikenal dengan nama daerah temu mangga atau temu putih. Di Yogyakarta disebut kunir putih yang berbeda dengan kunyit putih (Kaemferia rotunda L) yang biasa disebut temu gombyok. Tanaman ini juga dikenal dengan sebutan temu bayangan, temu poh (Jawa), temu pao (Madura), temu mangga, temu putih (Melayu), koneng joho, koneng lalap, koneng pare (Sunda).
Temu mangga kaya akan kandungan kimia seperti tanin, kurkumin, gula, minyak atsiri, damar, flavonoid, dan protein toksis yang dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker (Hariana, 2006). Kandungan kimia yang sudah diketahui dalam temu mangga ini antara lain saponin, polifenol, curcumin, 2-norbomane, 3-methylene, caryophylen oxide, cyclopentaneacetaldehyde, caryophylen, dan cinnamyltiglate.
Sejak zaman dulu nenek moyang kita mengonsumsi perasan rimpang kunyit putih ini selama masa nifas untuk membersihkan organ-organ yang berhubungan dengan persalinan. Namun ada saran kunyit putih sebaiknya tidak digunakan pada masa kehamilan karena dapat mengakibatkan keguguran.
Sebagian masyarakat Indonesia juga menggunakan kunyit putih sebagai pereda masuk angin. Kandungan minyak atsiri yang tinggi membuat kunyit putih berkhasiat untuk mengatasi masuk angin.
Caranya sederhana. Dengan kunyit putih 200 gram yang telah dicuci dan dikupas, parut, dan peras untuk diambil airnya. Setelah itu panaskan dan minum hangat-hangat. Jika terasa agak getir dapat ditambahkan madu secukupnya.
Para peneliti obat tradisional memang mengakui khasiat kunyit putih telah dikenal turun-temurun. Prinsipnya segala jenis akar rimpang memiliki khasiat yang hampir serupa. Rata-rata tanaman rimpang semacam jahe, kunyit, temu kunci memiliki kandungan minyak atsiri yang bagus untuk pencernaan, misalnya sebagai pereda perut kembung, mual, dan sakit perut.
Namun sejauh ini uji klinis khasiat kunyit putih baru dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan minyak atsiri untuk gangguan pencernaan. Sementara khasiat untuk kanker belum sampai pada tahap uji klinis dan saat ini penelitian lanjutan sedang dilakukan.
Meskipun belum semua khasiat kunyit putih ini terbukti lewat uji klinis, tak sedikit orang yang telah merasakan khasiatnya. Konsumsi perasan air kunyit putih dalam porsi wajar meskipun setiap hari terbukti tidak memberikan efek merugikan. Justru kunyit putih mampu mengatasi keluhan-keluhan pasien seperti gangguan pencernaan tersebut.
Kunyit putih juga diketahui mempunyai khasiat sebagai penurun kadar kolesterol darah, asam urat dan pencegahan pengeroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis.
Berbagai penelitian menunjukan kunyit putih memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Percobaan aktivitas ekstrak rimpang kunir putih terhadap mencit yang ditekan sistem imunnya dengan siklofosfamid menunjukan kunir putih mampu memperbaiki sistem imun yang ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas lisozim eksudat peritoneal, jumlah leukosit total dan anti bodi primer dan sekunder secara bermakna Hasil uji pada mencit normal, kunir putih dapat meningkatkan indeks fagositik dan jumlah leukosit secara bermakna. Penelitian itu dilakukan Departemen Farmasi ITB pada tahun 2002.
Sementara dari Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta dua tahun sebelumnya melakukan penelitian pengaruh pemberian perasaan rimpang kunyit putih terhadap regenerasi sel hati tikus. Hasilnya, kunyit putih berefek hepatoprotektor dan mempercepat regenerasi sel hepar tikus yang terangsang karbon tetraklorida (CCl4).
Hasil penelitian lainnya, adalah dari Balitbangkes Departemen Pertanian RI dalam Jurnal Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Volume XVI, Nomor 1 Tahun 2006. Ditemukan bahwa jus temu putih atau kunyit putih bersama dengan temu mangga mampu mengatasi berbagai keluhan pada perut seperti sakit perut, diare, mual, sebah dan kembung. Uji coba telah dilakukan pada tikus putih jantan.
Hasil percobaan yang terlihat pada feses tikus tersebut membuktikan bahwa kunyit putih mampu mengatasi diare serta berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif). Di samping itu kunyit putih juga mempercepat penyembuhan luka dan memar.
Berdasarkan catatan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Ditjen POM, penelitian tentang kunyit putih atau kunir putih atau temu putih secara modern telah dilakukan di Cina sejak tahun 1988. Di sana disebutkan kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang terdiri atas curdione dan curcumol. Senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang dapat menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker, anti-inflamasi (peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah.
Rimpang kunyit putih yang masuk dalah khasanah jamu tradisonal Nusantara, telah lama menjadi bagian dalam kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Besar manfaatnya dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Bila kita sejak masa lampu sudah mempunyai pengobatan sendiri yang terbukti ambuh selama berabad-abad, mengapa tidak terus mengekplorasinya? Mengapa pula kita bergantung dengan pengobatan Barat? –drs, dari berbagai sumber.