Surabayastory.com – Udin kini sedang sibuk mencari pacar. Ia sudah nggak tahan lagi jomblo. Sudah enam bulan sejak putus cinta, ia masih juga belum punya pacar baru. Sekarang cewek yang sedang ia taksir bernama Sholehah. Cewek ini memang hanya anak seorang tukang becak. Tapi wajahnya, amit-amit cantik bener. Belum lagi bodinya, sedap gila! Selain itu Sholehah rajin beribadah, suka membantu orangtua di rumah, dan biasa ngemong adik-adiknya. Benar-benar cewek yang punya kelebihan komplet. Itulah yang ia tahu tentang Sholehah setelah sekitar 3 bulan melakukan pendekatan.
Suatu hari di rumah Sholehah, setelah berbasa-basi Udin melancarkan tembakan.
“Sholehah, aku serius, aku sayang sama kamu. Kamu mau kan jadi kekasihku. Kita jadian yuk!” rayu Udin.
“Apaan sih kamu? Kita belum kenalan lama tapi kamu sudah bilang I love you? Aku belum mengenal pribadimu dan kaupun belum tahu aku secara dalam. Jangan buru-buru deh, nanti kamu nyesel!” sahut Sholehah
“Walau baru sebulan kenal kamu, aku merasa sudah mengenal dengan baik kepribadianmu. Kalau kamu mau jadi pacarku asyik, lho. Setiap malam minggu pasti aku ajak kamu jalan. Mau makan di restoran atau ke tempat-tempat wisata, pasti aku turuti semua keinginanmu,” bujuk Udin.
“Eh aku kan masih terlalu muda, nggak boleh pacaran sama orangtuaku,” ucap Sholehah
“Kita main backstreet sajalah.” ujar Udin.
“Udahlah Din, kita berteman saja”, jawab Sholehah
“Ayolah Sholehah. Aku butuh pacar, bukan teman. Temanku tuh sudah kebanyakan. Sampe rasanya mau muntah……,” rajuk Udin.
“Kamu salah milih aku.. aku ini anak orang miskin yang nggak modis dan nggak gaul,” jawab Sholehah.
“Kamu salah paham. Aku milih kamu bukan karena harta. Aku ini anak orang kaya nggak butuh harta lagi. Aku tuh sayang kamu karena kamu gadis sholehah dan baik hati..,” kejar Udin.
“Sudah..sudah! Pokoknya aku nggak mau! Titik! Cari cewek yang lain saja!” tegas Sholehah.
Udin terdiam sejenak. Rasanya ia sudah kehilangan akal dan hatinya jadi pecah berkeping-keping. Tapi ia kembali memecahkan kesunyian.
“Tolong, beri alasan yang masuk akal kenapa kamu menolak aku?” pinta Udin dengan suara sedih.
“Denger ya, aku memang bener-bener nggak bisa terima kamu, karena kamu tuh terlalu baik untukku.”
“Waduh, alasannya kok gitu sih. Mestinya karena aku orang baik, kamu terima dong!”
“Kasihan kamu nanti,” sahut Sholehah.
“Plakk!!” Udin langsung menampar muka Sholehah.
Gadis itu terkejut dan meringis kesakitan. Ia memegangi pipinya dan menatap Udin dengan marah dan mata berkaca-kaca.
“Jahat banget kamu Udin!” ucap Sholehah sambil menangis.
“Haha.. Berarti sekarang sudah nggak terlalu baik, kamu sudah nggak ada alasan lagi buat nolak aku. Aku udah jahat sama kamu. Kita jadian yuk!” –din