Tidak ada seorang wanita dalam sejarah Amerika Latin yang memiliki kekuasaan dan pengaruh seperti Evita Peron di Argentina. Bangkit dari masa suram menuju prestise internasional. Inspirasi bagi setiap wanita untuk mewujudkan cita-citanya.

Surabayastory.com – Bagaimana seorang wanita yang memiliki keterbatasan sumber daya mampu mencapai sukses dan menjadi inspirasi bagi para wanita di dunia? Bagaimana ia mampu menembus masyarakat politik Argentina yang terpecah dan dikuasai oleh orang-orang yang memiliki hak-hak istimewa?
Jawabannya adalah ia melakukannya dengan kekuatan keinginan yang dalam dan hasrat untuk menjadi orang yang dibayangkannya sendiri. Evita Perón berusaha menyadari aspirasi besarnya dengan menciptakan image dan mitos publiknya sendiri. Ia benar-benar seorang wanita yang diciptakannya sendiri dan menemukan dirinya sendiri di mata publik. Evita membuat dirinya sendiri menjadi idola masyarakat umum dengan menunjukan dirinya sendiri ke dunia dengan cara yang bisa membangkitkan kekaguman dari audiennya.
Setelah separo abad kematiannya, Evita Peron yang dijuluki Red Rose from Argentina (Mawar Merah dari Argentina), tetap dianggap sebagai tokoh penting dalam sejarah Argentina. Dalam sebuah wawancara telepon pada 14 Nopember tahun 2000, Maria Lagorio, spesialis informasi publik untuk
Kedutaan Besar Argentina di Washington DC memberikan kesannya tentang dampak yang terus berlangsung terhadap kehidupan dan politik di Argentina. Lagorio belum dilahirkan ketika Evita meninggal pada tahun 1952. Namun demikian, ia sangat mengenal dengan baik kisah kehidupan Evita.
“Evita Peron mungkin orang paling populer dalam sejarah negara kita. Ia menjadi seseorang seperti Abraham Lincoln atau George Washington bagi kita. Dan sebagaimana Lincoln dan Washington, banyak dari apa yang kita pikirkan tentang Evita mungkin lebih banyak mitos daripada kenyataan.”
Lagorio percaya bahwa Evita memiliki dampak yang besar terhadap kesadaran rakyat Argentina. Ia memberikan kekuatan kepada massa dengan menjadi simbol kemenangan terhadap kemiskinan dan tekanan terhadap tatanan sosial lama. Kehidupannya selamanya mengubah lingkungan politik Amerika Latin dengan menunjukan kepada rakyatnya bahwa orang yang paling terpinggirkan sekalipun dapat bangkit pada level pengaruh tertinggi, dan dapat melakukan begitu dari dalam sistem dan bukan dengan revolusi.
“Ia pernah menciptakan seluruh basis kekuatan politik terbaiknya di sisi kelas pekerja. Saat ini, semua dari politisi kita ingin dipandang sebagai populis. Namun jalannya selalu tidak benar. Sebelum Evita, orang-orang dengan ambisi politik selalu merapat ke barisan elit militer dan para birokrat yang mapan.”
Namun sayang sekali wanita yang sangat berbakat dan telah mampu menciptakan sejarah yang gemilang ini hanya berumur pendek. Dalam usia 33 tahun dia meninggal karena penyakit kanker, di puncak kejayaannya. Ini banyak membuat orang penasaran. Jika Evita memiliki umur yang lebih panjang, apa yang akan terjadi pada dirinya?

Rahasia Kemampuan Evita
Mungkinkan Evita akan bisa terus memelihara dukungan dari kelas pekerja, sementara ekonomi Argentina terus memburuk. Mungkinkan ia bisa menduduki jabatan presiden dengan basis dukungan yang telah digenggamnya. Dan kalau dia berhasil meraih jabatan presiden, apakah dia mampu mendulang sukses seperti ketika dia berada di luar kekuasaan.
Dengan kemampuannya menggalang dukungan dari kelas pekerja, meskipun dalam keadaan sakit parah, tampaknya Evita bakal mampu meraih sukses dengan jabatan publik. Apalagi kalau pencalonannya sebagai wakil presiden sukses. Ini akan menjadi semacam proses magang. Karena bagaimanapun juga dia tak memiliki pengalaman dengan birokrasi dan pendidikannya juga tak mendukung.
Tapi tak sedikit yang meragukannya.Bagi mereka tampaknya kualitas karismatik pribadi Evita, yang paling dikenal darinya, tidak akan cukup untuk membawanya melewati intrik dan hantaman kehidupan politik yang nyata. Pendapat seperti itu dinyatakan oleh Lagorio. Tanpa ragu dia mengatakan Evita sangat mungkin tidak akan pernah mendapatkan jabatan politis tinggi atas namanya sendiri.
“Evita memiliki dukungan rakyat yang luas. Akan tetapi banyak sarjana percaya bahwa populisme Argentina belum sampai pada titik kekuasaan yang mapan akan mengizinkan Evita untuk mendapatkan kekuasaan seperti itu. Ia masih orang luar elit kekuasaan. Mereka akan mendiskreditkan Evita dan legalitasnya pasti akan sangat berbeda degnan apa yang pernah dialaminya.”
Lalu apa yang terjadi bila Evita berhasil menduduki jabatan Presiden? Affair cinta Evita dengan orang-orang dijamin tidak akan terjadi. Bukan karena ia tidak akan mencoba. Tapi itu akan menyebabkan dia menjadi tidak cakap. Ia sangat ahli mengkomunikasikan ide-idenya pada audiens. Akan tetapi ia tidak memiliki pendidikan dan pengalaman untuk melaksanakan perubahan sosial dan ekonomi yang nyata. Ia tidak memiliki pengetahuan tentang birokrasi untuk menjadi pemimpin yang efektif. Tambahan lagi ia kekurangan pendukung penting dalam pemerintahan. Jadi mungkin banyak janji-janjinya yang tidak dapat dipenuhi sehingga rakyat akhirnya sangat kecewa. Akhirnya mereka akan berbalik menentangnya.
Evita Perón memperoleh sukses popularitas yang sangat besar dengan menghadirkan kepada rakyat suatu image yang hidup tentang impian dan fantasi mereka sendiri. Ia menunjukan kepada mereka kemenangan rakyat kebanyakan yang sempurna terhadap kemiskinan. Akan tetapi tampak bahwa rahasia keberhasilannya adalah kemampuannya dalam membentuk imagenya tanpa peduli terhadap realitas kehidupan politik yang nyata. Karena Evita tidak pernah menduduki jabatan pemerintahan yang resmi, ia tidak benar-benar akuntabel terhadap persoalan-persoalan negaranya. Statusnya sebagai istri presiden memberikan kesempatan kepadanya suatu program yang sangat visibel dari sisi pemikiran dan kharismanya.
Kalau Evita sendiri yang menjadi presiden, mungkin ia tidak akan menikmati kesetiaan tanpa syarat dari rakyat kebanyakan. Evita dapat mengembangkan reputasi dan pengaruhnya melalui pengembangan kultus pribadinya sendiri. Ia tumbuh di atas landasannya sendiri. Akan tetapi kekuatan politik yang nyata, akan memaksanya keluar dari landasan itu, dan akan membawanya pada saluran got dunia politik, pengamatan kritis pers, dan realitas yang keras yang membuat citi-citanya harus dikompromikan.
Sebagai istri seorang presiden dalam suatu era yang condong pada laki-laki daripada wanita, Evita menikmati kekebalan dari semua kritik serius. Akibatnya, ia dapat mengembangkan untuk dirinya sendiri suatu legalitas yang mentrasendensikan realitas tentang siapa sebenarnya dia dan dari mana dia berasal. Evita, kenyataannya nyaris tidak memiliki kualifikasi kepemimpinan nasional, selain kekuatan kepribadiannya sendiri. Semua yang membentuk Eva dan semua yang menempatkan dirinya dalam sejarah Argentina saat ini, adalah hasil dari kehendaknya sendiri ke dalam apa yang oleh orang lain dilihat sebagai kemuliaan.
Salah satu penulis dan pengamat politik, Dr. Pillar juga meragukan kemampuan Evita untuk menjadi presiden. Menurut dia, dengan cinta kasih yang tak rasional seperti ditunjukan Evita, dia bisa bertahan lama dengan posisinya seperti sekarang. Tapi apabila dia menjadi presiden, itu akan berbeda sekali. Orang tak akan bisa lebih lama lagi menyaksikan pesona atau daya tarik publiknya. Sebagai gantinya kita akan menemukan banyak skandal yang tak bisa dielakan lagi berkaitan dengan pemerintahannya, kegagalan kebijakan-kebijakannya, dan kompromi-kompromi terhadap ide-idenya.
Popularitas dan Kontroversi
Memang seperti yang terungkap dalam tulisan yang berjudul “Evita Peron, 1919-1952”, sejumlah tindakan Evita mungkin sangat potensial mengundang kontroversi dan kritik dari musuh-musuhnya apabila dia menjadi Presiden. Seperti misalnya kecenderungan untuk melakukan nepotisme. Ketika dia dekat dengan Peron dan sesudah menjadi istrinya, Evita telah memasukan saudara-saudaranya pada jabatan-jabatan pemerintahan. Saudara laki-lakinya menjadi sekretaris pribadi Peron. Suami-suami dan kekasih sudara-saudara perempuannya dan ibunya diberi posisi yang berpengaruh. Nepotisme ini menguntungkan keluarganya tapi itu sekaligus memungkinnya untuk mendapatkan akses di pemerintahan propinsi, senat, pengadilan, komunikasi dan jadwal sehari-hari suaminya.

Pada saat yang sama ia membelanjakan uangnya untuk memborong perhiasan, topi dan pakaian-pakaian dan sebuah gaya hidup mewah. Ini bertentangan dengan keadaan rakyat kebanyakan yang dia perjuangkan dalam pidato-pidatonya yang bersemangat.
Selain itu banyak metode yang digunakan untuk menghasilkan publisitas dirinya yang bisa menjadi amunisi bagi musuh-musuhnya. Anak-anak yang sangat miskin dirumahkan dan diberi makan. Tapi kemudian kembali lagi ke tempat lamanya dalam keadaan tetap miskin. Mereka menilai Evita terlalu banyak membuang uang secara acak pada orang-orang miskin. Sementara dananya didapatkan oleh Yayasan Eva Peron dengan pungutan yang dipaksakan pada anggota-anggota perserikatan, sebuah lotre nasional dan sumbangan-sumbangan yang diwajibkan kepada para industrialis.
Kenyataannya adalah Argentina masih diwarnai dengan perpecahan. Ada beberapa faksi dalam negara itu yang saling berebut kekuasaan dan melaksanakan agendanya sendiri, apakah itu buruh yang terorganisir, militer, kalangan industri, atau bahkan intelektual kampus. Selama perjalanan hidupnya, Evita dapat mempertahankan dirinya sendiri di atas faksi-faksi ini dan melaksanakan ide-idenya tanpa harus bertanggungjawab kepada seorangpun kecuali pada suaminya sendiri. Tapi begitu dia duduk dalam jabatan politis, ia harus mulai membuat kompromi-kompromi dan menundukan dirinya pada serangan yang terus-menerus dari oposisi. Kualitas impiannya tidak akan lagi dapat memuaskannya..
Mungkin kelemahan terbesar Evita adalah kepercayaannya yang sangat naïf terhadap kekuatan dukungan publik untuk mencapai tujuan-tujuannya dan untuk mengisolasinya dari serangan kritik. Ia memiliki keyakinan total dalam hal kemampuannya memikat publiknya. Tak pernah adadalam kamus dirinya bahwa mungkin gaya dan karismanya tidak menghasilkan sukses yang mutlak dalam semua hal yang dia coba lakukan. Ini menjadi tampak menyakitkan ketika terjadi kegagalan yang memalukan seperti terjadi di negara-negara Eropa tertentu selama Rainbow Tour-nya. Menjadi sesuatu yang benar-benar tragis ketika pada tahun 1951, Evita mengambil langkah yang paling berani dalam karir publiknya, dengan persetujuan suaminya, menawarkan dirinya sebagai calon Wakil Presiden Argentina. Untuk pertama kalinya, ia berusaha untuk mendapatkan jabatan politik. Sementara jabatan itu sendiri menawarkan sedikit kewenangan konstitusional, di sisi lain itu memberikan padanya suatu pencapaian jabatan nasional yang benar. Sebagai wakil presiden, ia selanjutnya akan berada pada jalan menuju jabatan presiden apabila suaminya meninggal. Secara signifikan dapat dibayangkan, jabatan wakil presiden akan memberikan Evita legitimasi sebagai pejabat publik tingkat tinggi, membuatnya jauh lebih mudah mendapatkan langkah selanjutnya, langkah terakhir, menjadi presiden.
Akan tetapi gerakan Evita menuju jabatan wakil presiden terbukti gagasan yang buruk. Dia mendapatkan tantangan yang hebat dari kalangan militer. Suaminya memerintahkan dirinya untuk menghentikan pencalonannya karena adanya perlawanan dan ia pun mengikutinya.
Apabila Evita tidak mati muda, dukungan popularitasnya mungkin sangat membantu membawanya ke jabatan presiden. Ketika itu terjadi peranannya pada panggung politik Argentina mungkin akan berubah secara dramatis. Ia tidak lagi memainkan peran karakter yang mendukung: penuh warna dan menghibur. Audiensnya akan mempunyai harapan yang sangat berbeda terhadapnya. Ketika ia menjadi artis baru, keahlian memikat orang mungkin tidak lagi cukup untuk menghasilkan tindakan nyata yang diperlukan. Kritik-kritik akan menjadi lebih vokal. Daya tarik massa Eva akan terkikis ketika ia dipaksa mengkompromikan ide-idenya pada pendukung posisinya yang besar. Akhirnya cap populis Evita akan ditenggelamkan oleh realitas politik, dan statusnya sebagai pahlawan seperti orang suci akan menjadi suram selamanya.
Dengan berbagai jejak dan peristiwa, Evita Peron terbukti memberi warna kuat di jagad wanita di dunia. Ia masih menjadi inspirasi bagi siapa saja hingga kini. Mekarnya Mawar Merah dari Argentina yang tidak pernah rontok oleh zaman. –drs, dari berbagai sumber