Paris mempunyai arti besar pada diri dan jejak karya Ernest Hemingway. Penerima Nobel Sastra tahun 1954 itu mempunyai kenangan serta sudut pandang berbeda tentang ibukota Prancis yang romantis itu. Mari kita nikmati….
Surabayastory.com – Paris pada musim dingin selalu ber hujan, dingin, indah dan murah. Paris juga berisik, berdesak-desakan, dan tetap saja murah. Apa pun yang Anda inginkan –dan, murah. Mata uang dollar, apakah itu Kanada atau Amerika, adalah kunci bagi murahnya Paris. Dengan kurs dollar Amerika senilai 12½ franc dan dollar Kanada sedikit di atas 11 franc, itu menjadi kunci sangat efektif.
Dengan kurs saat ini, seorang Kanada dengan pen dapatan seribu dollar per tahun bisa hidup nyaman dan nikmat di Paris. Jika kursnya normal, orang Kanada yang sama bisa kelaparan sampai mati di negerinya sendiri. Kurs memang hal menakjubkan.
Kami berdua tinggal di hotel nyaman di Rue Jacob. Hotel itu tepat di balakang Academy of the Beaux Arts dan hanya beberapa menit jalan kaki dari Tuileries. Kamar kami tarifnya 12 franc per hari untuk dua orang. Kamarnya bersih, terang, hangat, punya air panas dan dingin, dan kamar mandi di lantai yang sama. Total ongkos sewanya cuma 30 dollar per bulan.
Untuk sarapan pagi, kami cukup mengeluarkan 2½ franc. Berarti, total 75 franc sebulan, atau setara enam dollar tiga atau empat cent. Di sudut pertemuan Rue Bo naparte dan Rue Jacob, ada restoran bagus dengan harga ala carte. Sup harganya 60 centimes, seekor ikan harganya 1,20 franc. Makanannya daging sapi panggang, potongan daging sapi muda, daging domba, da ging kambing, dan steak tebal, yang disajikan dengan ken tang dengan ramuan yang hanya orang Prancis bisa memasaknya. Harganya 2,40 franc satu order. Kecambah Brussels dalam mentega, bayam krim, kacang polong, kacang diayak, dan kembang kol bervariasi cuma di hargai dari 40 hingga 45 centimes. Salad harganya 60 centimes. Sajian penutup 25 centimes tapi kadang sam pai 1 franc. Wine merah 60 centimes per botol, bir 40 centimes per gelas.
Saya dan istri bisa menikmati makanan sangat dahsyat, setara dalam kualitas dan pemasakan atas makanan di restoran-restoran terbaik di Amerika, dengan hanya 50 cent seporsi. Setelah makan malam, Anda bisa pergi ke mana saja dengan kereta bawah tanah dengan hanya 4 cent uang Amerika atau naik bus ke bagian terjauh kota dengan ongkos sama. Rasanya tak dapat dipercaya, tapi itu kasus tentang harga yang tidak ikut naik secara proporsional seiring naiknya kurs dollar.
Meski demikian, tidak semua yang di Paris bisa di nikmati dengan harga murah. Hotel-hotel besar di sekitar the Opera dan the Madeleine menarik ongkos lebih mahal daripada sebelumnya. Kami sempat bertemu dua gadis dari New York pada suatu hari di Luxembourg Gar dens. Kami menyeberang di perahu yang sama, tapi mereka pergi ke salah satu hotel besar dan diiklankan mahal. Kamar mereka ongkosnya 60 franc per hari, dan lainnya seharga setara. Dalam dua hari tiga malam di hotel itu, mereka mendapat tagihan 500 franc atau 42 dollar.
Mereka sekarang pindah dan tinggal di hotel di tepi kiri sungai Seine, di mana 500 franc bisa untuk dua minggu dan bukannya cuma dua hari, dengan kenyamanannya tak kalah dengan hotel wisata. Hanya dari wisatawan yang tinggal di hotel-hotel besar lah datang laporan bahwa tinggal di Paris itu butuh biaya sangat tinggi. Memang, para pengelola hotel besar meminta ongkos atas apa saja yang mereka pikir bisa ditanggung lalu lintas wisatawan. Tapi, ada beberapa ratus hotel lebih kecil di berbagai penjuru Paris di mana orang Amerika atau orang Kanada bisa hidup nyaman, makan di restoran atraktif, dan menemukan hiburan dengan total pengeluaran 2½ – 3 dollar per hari. Dan jadilah, Paris sebagai metropolitan paling murah di dunia. (*)