Nusantara menunjukkan betapa kayanya hayati wilayah ini. Dunia Barat kini mulai kembali mencoba menggali kekayaan herbal dunia Timur. Kemangi adalah salah satunya.
Surabayastory.com – Pernah tahu khasiat kemangi? Tumbuhan yang diambil daun-daunnya ini berharga murah dan gampang ditemui di Indonesia. Jarang yang mengetahui, bila tanaman ini punya khasiat dan manfaat, yang telah dibuktikan secara ilmiah. Khasiat kemangi terbukti bukan hanya sekadar rekaan orang-orang zaman dulu.
Berbagai penelitian yang dibuat untuk mengevaluasi pengobatan tradisional membuktikan bahwa kemangi memang mengandung berbagai senyawa yang memiliki manfaat kesehatan. Sebagian percobaan yang dilakukan terhadap hewan maupun manusia juga membuktikan bahwa daun kemangi memiliki khasiat obat.
Para peneliti dari Center for New Crops and Plant Products, Purdue University, Amerika Serikat, berhasil membuktikan bahwa daun kemangi berpotensi membantu meredakan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan, gangguan ginjal, sakit maag, perut kembung, masuk angin, kejang-kejang, dan badan lesu.
Sebuah tinjauan pada Edisi Desember 2009 dalam Indian Journal of Physiology and Pharmacology menyatakan bahwa manfaat Tulsi atau Kemangi suci sebagai obat herbal tradisional terbukti pada ujicoba binatang ataupun penelitian di laboratorium. Penelitian itu melaporkan adanya banyak khasiat dalam kemangi termasuk anti-inflammatory, memperkuat kekebalan tubuh dan efek perlindungan syaraf seperti yang ditunjukan dalam eksperimen-eksperimen sebelumnya.
Satu kritik yang disampaikan dalam tinjauan itu adalah langkanya data yang berdasarkan ujicoba pada manusia. Setelah beberapa tahun tinjauan itu dibuat, beberapa studi terhadap manusia diam-diam diterbitkan dalam literatur kesehatan.
Percobaan paling akhir melibatkan sekelompok beranggotakan 150 sukarelawan yang sebagian diberi obat artificial (placebo) dan sebagian lagi diberi 1,200 mg/hari ekstrak kemangi suci. Setelah enam bulan, para peneliti membuat penilaian apakah herbal itu lebih efektif daripada placebo dalam mengurangi rasa stress pada para peserta eksperimen. Hasilnya menunjukan mereka yang diberi asupan ekstrak kemangi suci 39% lebih rendah dalam hal gejala stres. Temuan penting lainnya bahwa kemangi memiliki:
- Potensi menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh, yang dibuktikan dengan bukti yang menyehatkan pada tingkat interleukin 4, sel pembunuh alamiah dan sel T-helper;
- Kemampuan menenangkan kegelisahan, stress dan depresi pada pria maupun wanita muda;
- Kemampuan mengurangi tingkat gula darah sebelum dan sesudah makan di kalangan penderita diabetis masing-masing sebesar 17.6% dan 7.3%. Temuan-temuan yang meyakinkan dalam penelitian ini cenderung mendukung pandangan-pandangan historis dari penggunaan kemangi dan beratus-ratus studi modern yang dilaksanakan dalam bentuk eksperimental.
Hasil Penelitian
Menurut hasil penelitian New Pharmacy Research Kemangi Suci memiliki manfaat untuk memperlambat proses penuaan. Penelitian yang disampaikan pada Koferensi Farmasi Inggris itu menemukan bahwa ekstrak kemangi suci efektif menemukan dan menghilangkan molekul-molekul yang bersifat merusak dan melindungi dari kerusakan yang disebabkan radikal bebas dalam organ tubuh manusia.
Para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Vaibhav Shinde dari Poona College of Pharmacy, Maharashtra, India, melakukan penelitian tersebut dengan tujuan mengungkapkan sifat-sifat anti oksidan dan anti penuaan herbal tersebut.
Dr Shinde mengatakan: “Studi itu seolah mengesahkan penggunaan herbal sebagai obat untuk awet muda dalam sistem pengobatan Ayurveda. Itu juga membantu menggambarkan bagaimana herbal itu bekerja pada tingkat sel.”
Walaupun studi itu hanya meneliti ekstrak kemangi, meminum teh kemangi setiap hari dapat juga mengurangi stress. Dunia tanaman organik India memiliki daftar panjang teh kemangi suci organik dengan 18 rasa yang berbeda, disajikan dingin maupun panas. Dengan banyaknya tersedia makanan sehat dan tanaman di toko, memungkinkan anda menciptakan ramuan sendiri.
Penelitian yang dilakukan di sekolah Farmasi ITB membuktikan bahwa kemangi mungkin berguna untuk penderita diabetis karena kemampuannya menurunkan kadar gula darah. Penelitian yang berjudul “Kajian Aktivitas Antidiabetes Fraksi Air Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) pada Mencit Swiss Webster Jantan” itu dilakukan pada tahun 2001 oleh tim peneliti yang terdiri dari Siti Anfaliah, Andreanus A. S, dan Irda Fidrianny.
Penelitian dilakukan dengan dua mekanisme berbeda. Dengan metode toleransi glukosa, pemberian fraksi air herba kemangi terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah bermakna (p<0,05) pada dosis 250 mg/kg bb terhadap kontrol mencit sebesar 37,2%, 51,7%, 35,5% dan 27,1% masing-masing pada 60, 90, 120, 150 menit setelah pemberian obat uji.
Dengan metode diabetes aloksan, fraksi air herba kemangi 500 mg/kg bb menunjukkan kemampuan menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes aloksan bermakna (p<0,05) terhadap kontrol sebesar 39,9%, 42,5%, dan 41,4% pada hari ke-6, 9, dan 12 setelah pemberian berulang obat uji. Fraksi air herba kemangi dosis tinggi (500 mg/kg bb) diduga lebih mampu meregenerasi sel-sel β pankreas yang rusak akibat induksi diabetes oleh aloksan.
Simplisia diekstraksi secara refluks dengan pelarut air dan dikeringbekukan. Larutan air difraksinasi dengan n-heksana dan etil asetat secara ekstraksi cair. Dilakukan pemilihan fraksi dengan kandungan flavonoid tinggi menggunakan serbuk magnesium, amil alkohol, dan asam klorida:alkohol (1:1).
Metode diabetes aloksan dilakukan terhadap mencit normal, diberi fraksi air herba kemangi 250 dan 500 mg/kg bb sebagai bahan uji dan akarbose 6,5 mg/kg bb sebagai pembanding secara oral. Setelah 30 menit semua mencit diberikan glukosa 3 g/kg bb. Kadar glukosa darah diukur pada 60 menit selama 150 menit setelah pemberian obat selang 30 menit menggunakan alat ukur glukosa darah Smart Scan.
Metode diabetes aloksan terhadap mencit induksi aloksan, diberi fraksi air herba kemangi 250 dan 500 mg/kg bb dan glibenklamid 0,65 mg/kg bb sebagai pembanding diberikan berulang setiap hari sekali selama 12 hari. Kadar glukosa darah diukur tiap 30 menit selama 2 jam setelah pemberian obat dan pada hari ke-1, 3, 6, 9, dan 12 setelah perlakuan menggunakan alat ukur glukosa darah Smart Scan.
Parameter dan Metode
Pada kedua metode, parameter yang digunakan adalah kadar glukosa darah dan persentase penurunannya. Data diolah secara statistik menggunakan ANOVA dan t-student (p<0,05) dan membandingkan terhadap kelompok kontrol (tanpa obat).
Sebuah penelitian yang dilakukan di Balai Besar Laboratorium Makassar pada Juni – Juli 2011 menunjukan ekstrak daun kemangi suci dapat menurunkan mikroba pada saluran akar gigi nekrosis. Penyakit gigi ini disebabkan oleh bakteri penyebab gigi berlubang. Gigi nekrosis yang tidak ditangani dengan baik biasanya berakhir dengan pencabutan gigi.
Hasil penelitian selengkapnya menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi memiliki pengaruh terhadap mikroba saluran akar, yang ditandai dengan penurunan jumlah mikroba sebesar 26,2 x 104 CFU/ml pada konsentrasi 2% dan makin meningkat pada konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10% dengan waktu kontak 1 menit, 2 menit, 4 dan 6 menit.
Hasil di atas sesuai dengan beberapa penelitian in-vitro lainnya yang meneliti efek berbagai sediaan daun kemangi yang dapat menghambat berbagai jenis mikroba seperti bakteri golongan Streptococcus, Lactobacillus casei, dan Candida albicans. Demikian juga daun kemangi telah diteliti efek penghambatannya terhadap bakteri plak gigi.
Mikroba saluran akar merupakan komunitas polimikrobial yang terdiri dari bakteri berbentuk kokus, basil, spiral dari bakteri gram (+), gram (-), anaerob, anaerob fakultatif, Makin ke apikal saluran akar didominasi oleh bakteri anaerob obligat. Bakteri ini dapat dieliminasi dengan baik oleh bahan herbal yang mempunyai senyawa fenol yang mempunyai efek antiseptik. Seperti diketahui, daun kemangi memiliki kandungan utama eugenol yang juga adalah senyawa fenol. Ini mungkin dapat menjelaskan kemampuan daun kemangi dalam menurunkan jumlah mikroba saluran akar dalam penelitian ini.
Secara umum bahan herbal dengan komponen aktifnya dalam menghambat aktivitas mikroba melalui beberapa mekanisme antara lain mengganggu senyawa penyusun dinding sel, meningkatkan permeabilitas membran sel, menginaktifasi enzim metabolik dan merusak fungsi bahan genetik.
Senyawa antimikroba tersebut dapat melekat atau berdifusi ke dalam sel menyebabkan perubahan berupa kerusakan ataupun kematian dari sel bakteri tersebut. Perubahan meliputi perubahan morfologi, ultrastruktural, ukuran, kebocoran membran sel, dan penampakan sitoplasma sel.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kombinasi antara waktu kontak dan konsentrasi ekstrak daun kemangi dapat mempengaruhi aktifitas mikroba saluran akar pada gigi nekrosis. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya konsentrasi maka kadar bahan aktifnya akan semakin besar. Demikian juga, peningkatan waktu kontak akan meningkatkan reaksi kimia antimikroba sehingga mikroba semakin berkurang. Meskipun demikian, perlu dilakukan penelitian dengan sampel saluran akar yang lebih besar dan dari berbagai jenis gigi untuk mengamati konsistensi pengaruh ekstrak daun kemangi terhadap mikroorganisme saluran akar.
Penelitian lain juga menunjukkan daun kemangi dengan pelarut hexane memiliki efektifitas yang lebih baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lain dengan menggunakan pelarut hexane untuk ekstraksi sehingga bisa digunakan sebagai perbandingan efektivitas ekstrak daun kemangi yang menggunakan pelarut etanol dan methanol.
Dengan banyaknya penelitian terhadap khasiat kemangi, baik yang berupa penelitian laboratorium, ujicoba pada hewan maupun manusia, diharapkan akan mampu memberikan sumbangan bagi dunia medis. Tentu saja masyarakat juga berharap dari penelitian ini bisa dihasilkan rujukan bagaimana memanfaatkan kemangi untuk meningkatkan kesehatan dan juga untuk pengobatan tradisional yang lebih meyakinkan. –drs, dari berbagai sumber