Beras merah besar manfaatnya. Tetapi tak banyak yang menyadarinya. Ini adalah makanan istimewa (superfood) yang masih belum digemari.
.
.
Surabayastory.com – Di beberapa bagian dunia, kata makan berarti makan nasi. Semua jenis beras tersedia sepanjang tahun untuk memasok separo dari kalori harian penduduk dunia. Di negeri kita, orang merasa belum makan, kalau belum makan nasi, dalam hal ini nasi putih. Sayangnya, kebiasaan makan nasi merah, tidak populer. Padahal nasi ini jauh lebih sehat daripada nasi putih.
Memang banyak informasi yang simpang siur tentang beras merah ini. Beberapa tulisan Barat menyamakan beras merah dengan beras coklat. Menurut pandangan ini, beras coklat adalah beras biasa yang hanya dihilangkan sekamnya, sehingga kulit arinya tetap bertahan dan warnanya coklat. Beras ini baru menjadi beras putih, kalau sudah mengalami pemolesan.
Di Indonesia beras coklat ini kemudian diterjemahkan sebagai beras merah. Padahal beras merah benar-benar ada dan berbeda dengan beras putih. Beras putih yang tidak dipoles dapat disebut sebagai beras utuh sebagai persamaan dengan gandum utuh. Tapi beras merah meskipun dipoles tetap berwarna merah.
Beras coklat dan beras putih memiliki kandungan kalori, karbohidrat, protein dan lemak yang hampir sama. Yang membedakan hanyalah dengan proses penggilingan beras dan alat pemoles, lapisan aleuron beras akan hilang sehingga beras coklat akan menjadi beras putih.
Definisi seperti ini diungkapkan dalam situs whfoods.com. Website ini menyatakan dalam menciptakan beras coklat, padi hanya dibuang lapisan gabahnya saja sedangkan kulit arinya tetap bertahan. Penggilingan dan pemolesan yang lengkap akan mengubah beras merah menjadi beras putih.
Nutrition.about.com juga menyebutkan bahwa beras coklat (brown rice) adalah beras putih juga, tapi yang lapisan dedaknya tidak dibuang, Beras merah ini bisa disejajarkan dengan gandum. Kebanyakan orang lebih memilih nasi putih karena dengan tidak adanya dedak beras putih menjadi pulen dan lebih cepat masak daripada beras merah.
Situs lokal gasolpertanianorganik.blogspot.com menerjemahkan beras coklat (brown rice) sebagai beras merah. Menurut situs ini, beras merah umumnya beras tumbuk atau pecah kulit. Beras pecah kulit hanya dibuang lapisan gabahnya saja, sehingga kulit arinya tetap bertahan. Kulit ari beras mengandung zat-zat gizi yang penting bagi tubuh. Kulit ari beras kaya akan kandungan serat dan minyak alami.
Sementara dalam paparan situs Wikipedia, setelah gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dan tinggallah isinya. Bagian isi ini terdiri dari
- Aleuron,
Lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
- Endosperma,
Tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
- Embrio,
Yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
- Amilosa,
Pati dengan struktur tidak bercabang
- Amilopektin,
Pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
.
Macam Beras di Indonesia
Warna beras yang berbeda-beda merupakan akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
- Beras “biasa”yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
- Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
- Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
- Ketan(atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
- Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
Jadi menurut Wikipedia, beras merah adalah varietas padi tersendiri, yang berbeda dengan padi putih. Berdasarkan warnanya ini ada padi putih, merah, dan hitam yang memiliki khasiat yang berbeda-beda bagi kesehatan manusia.
Manfaat beras merah itu banyak sekali. Di antaranya adalah:merupakan sumber serat. Bagi orang yang mengkhawatirkan resiko kanker usus, beras ini dapat menjadi solusi yang baik karena mengandung selenium yang dapat berfungsi mereduksi resiko kangker usus.
Manfaat lain dari beras merah adalah dapat menurunkan kadar kolestrol jahat karena kandungan seratnya. Bagi orang yang memiliki kolestrol tinggi bisa mulai mengkonsumsi beras ini agar kolestrolnya cepat turun.
Seperti halnya beras merah yang merupakan varietas yang berbeda dengan beras putih, beras coklat, memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang lebih besar dibanding dengan beras putih. Beras coklat hanya dihilangkan bekatulnya saja, tapi kulit arinya tetap bertahan karena tanpa dipoles.
Manfaat Sehat Beras Merah
Beras merah dari varietas yang berbeda dengan beras putih, diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal).
Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg). Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung. Dalam keadaan kekurangan tiamin yang parah bisa menyebabkan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Meskipun menurut pakar kesehatan dunia, beras merah merupakan salah satu makanan yang paling menyehatkan di dunia.namun beras ini kurang diminati masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat yang selalu mengkonsumsi beras putih sebagai makanan pokok. Ditambah lagi harga beras ini lebih mahal sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi beras putih.
Lalu ada lagi sebutan beras coklat atau merah organik. Ini adalah beras coklat yang dalam penanamannya tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang mengandung arsen, yang merupakan zat karsinogenik. Zat arsen bila dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat berpengaruh buruk pada berbagai organ tubuh termasuk kulit, sistem respirasi, kardiovaskular, sistem imun, sistem genitalia, sistem reproduksi, gastrointestinal, dan sistem syaraf.
Mendapatkan menu makanan yang menggunakan beras merah sebagai bahan juga tak mudah. Jika masuk restoran dan rumah makan anda akan kesulitan menemukan menu yang menggunakan beras merah sehingga untuk mendapatkannya anda harus membeli di toko atau pasar dan memasaknya sendiri di rumah. Para petani juga jarang yang mau menanam beras merah seperti halnya beras ketan, dan beras hitam. Padahal padi beras merah memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap hama. Di masa depan beras merah ini diharapkan akan lebih banyak dikonsumsi dari pada beras putih. Beras merah sebagai superfood belum banyak dimanfaatkan. Penggemarnya masih sangat sedikit alias langka.
Cukup banyak dilakukan budidaya beras merah, kini sudah tidak lagi. Di Cianjur semakin sulit ditemukan petani yang mau menanam padi jenis itu mengingat selain karena pangsa pasar yang kurang, masa tanamnya pun terlalu lama. –drs