Ada yang terjadi berulang di Surabaya dalam satu bulan terakhir: kebakaran. Perlu waspada dan pencegahan mengapa ini justru terjadi di awal musim penghujan.
Surabayastory.com – Musim kemarau sudah lewat. Awal musim penghujan sudah datang yang ditandai dengan beberapa kali turuh hujan deras di seluruh wilayah Surabaya. Namun, risiko terjadinya kebakaran yang acap terjadi saat terpapar musim kemarau, justru terjadi di awal musim penghujan. Ada apa? Warga Surabaya patut waspada.
Kebakaran yang terjadi di Surabaya akhir-akhir ini didominasi oleh kebakaran rumah tinggal. Selanjutnya ada ruko, dan lahan kososng yang ditumbuhi semak belukar. Untuk penyebabnya belum dipetakan dengan pasti, namun dari berbagai informasi yang dihimpun oleh Surabayastory.com, rata-rata disebabkan karena hubungan arus pendek listrik (korsluiting). Juga rata-rata terjadi di kawasan padat penduduk.
Sementara itu, jika menilik catatan data Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, bulan Januari hingga Juli 2018 terdapat sebanyak 222 kejadian, yang terdiri dari kebakaran bangunan 58 kejadian, kebakaran non-bangunan 155 kejadian dan kebakaran kendaraan 9 kejadian.
Di tahun 2017 ada 589 kejadian, yang terdiri dari kebakaran bangunan 153 kejadian, kebakaran non-bangunan 400 kejadian, dan kebakaran kendaraan ada 32 kejadian.
Memasuki bulan September-Oktober-November 2018, kejadian kebakaran di Surabaya meningkat drastis. Dari hari ke hari, berita tentang kebakaran di Kota Pahlawan ini terdengar. Yang terbaru adalah kebakaran yang terjadi di Kutisari Selatan XV, Selasa (20/11/2018). Kebakaran rumah terjadi pagi buta pukul 04.20 WIB. Ada enam unit mobil pemadam kebakaran yang tiba di lokasi kebakaran 10 menit kemudian, namun api sudah telanjur membesar dan membakar habis tempat tinggal itu.
Banyaknya mobil yang diparkir di badan jalan serta sisa acara malam sebelumnya di sekitar lokasi, membuat mobil pemadam sulit mengakses lokasi dengan cepat. Diperlukan jalan memutar dan itu membuang banyak waktu. Warga sudah mencoba melakukan pemadaman awal dengan peralatan seadanya pada api yang bermula dari belakang rumah tersebut. Namun tak banyak membantu. Api baru bisa benar-benar dipadamkan sekitar pukul 07.30 WIB. Dari kasus kebakaran ini menyebabkan seorang kakek meninggal dunia. Dugaan sementara, api muncul dari percikan korsluiting lisrik.
Hanya selang sehari sebelumnya, tiga rumah di Kampung Lawas Maspati Surabaya terbakar. Kampung yang saat ini dijadikan destinasi wisata kota lama ini terjadi kepanikan ketika kebakaran dilaporkan sekitar pukul 02.00 WIB. Setelah berjibaku dengan api, sekitar pukul 03.12 WIB pemadaman dan pembasahan selesai. Dari data yang dicacat PMK, tiga rumah yang terbakar itu terdiri dari rumah nomor 65, 67 dan 69. Dari tiga rumah itu, salah satu rumah habis sedangkan lainnya terbakar hingga 70 persen.
Sedikitnya 13 unit mobil PMK diterjunkan untuk memadamkan tiga rumah yang terbakar tersebut. Permasalahan akses juga sama terjadi. Mobil pemadam yang dikerahkan sempat kesulitan masuk ke titik kebakaran. Sebab kampung tersebut memang memiliki gang sempit. Namun, upaya pemadaman tetap dilakukan dengan berbagai cara termasuk mengulur selang panjang. Penyebab kebakaran juga belum diketahui.
Di Tengah Kota
Empat hari sebelumnya (15/11/2018), kebakaran menimpa sebuah butik di tengah kota Surabaya. Sebuah rumah penjualan baju muslim di kawasan Ruko Landmark Kayoon di Jalan Kayoon terbakar. Api yang berasal dari lantai 2, menghanguskan semua isi bangunan. Awal kebakaran terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Kebakaran ini disertai dengan suara ledakan, hingga akhirnya kawasan sekitar lokasi di sterilkan, dan Jalam Kayoon ditutup dua arah.
Kebakaran juga terjadi di selatan Surabaya Rabu (7/11/2018). Kali ini kebakaran terjadi di salah satu ruangan di gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Bhayangkara Polda Jatim. Syukurlah proses pemadaman pun berlangsung cukup cepat.Belum diketahui penyebabnya.
Kebakaran besar juga sempat terjadi lahan parkir di motor di Karang Rejo Timur I, Wonokromo, Surabaya. Kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, dan membakar habis 80 sepeda motor dan sebuah mobil boks yang tengah diparkir. Api bermula dari sebuah rumah kos yang terbakar, lalu merembet ke sebuah gudang yang dijadikan tempat parkir milik SMKN 1 tersebut. Sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkot Surabaya turun untuk memadamkan api, namun seluruh kendaraan yang terparkir di sana sudah berubah menjadi abu.
Kembali ke timur, kebakaran terjadi di Jalan Kapasari Pedukuhan 11 No 41, Simokerto, Surabaya. Di awal Oktober (02/10/2018) itu, ketika siang sedang di atas kepala api membakar sebuah rumah permanen. Api berasal dari lantai dua rumah tersebut. Beruntung, api segera bisa dikuasai lima unit mobil pemadam kebakaran yang meliputi 2 unit tempur rayon Tambak Rejo, 1 unit tempur Balai Pemuda, 1 unit tempur Pos Pegirian, dan Tim Orong-orong untuk melaksanakan pemadaman. Api pokok berhasil dipadamkan pukul 12.10 WIB lalu dilakukan pembasahan di wilayah sekitar. Penyebabnya, lagi-lagi diduga karena korsluiting listrik.
Banyak Kejadian dan Langkah Pencegahan
Banyaknya kejadian kebakaran di Surabaya sudah mulai dirasakan sejak Agustus-September 2018, lalu berlanjut hingga Oktober-November 2018. Banyak upaya yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya untuk meredam tingginya angka kebakaran di Surabaya akhir-akhir ini. Salah satu yang dilakukan adalah upaya sosialisasi bahaya kebakaran dan antisipasi kebakaran.
Kegiatan sosialisasi itu dilakukan dengan berbagai macam pelatihan pemadam kebakaran, baik di kantor kelurahan, kecamatan hingga sekolah dan kampus-kampus di Surabaya.
Masyarakat pun sudah mulai sadar akan bahaya kebakaran, sehingga seringkali Dinas Pemadam Kebakaran menerima undangan untuk melatih memadamkan kebakaran di berbagai instansi. Jajaran Dinas Pemadam Kebakaran pun melayani undangan dan permintaan itu dengan senang hati.
Sosialisasi bahaya kebakaran di kantor pemerintahan dan sekolah hingga kampus itu sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Hal ini supaya semua lapisan masyarakat mengerti dan bisa mengantisipasi bahaya kebakaran.
Porsi tersendiri diberikan kepada para pelajar, karena berdasarkan pengalaman, kaum ibu dan anak adalah yang paling sering menjadi korban. Tak kurang dari 70 sekolah mendapat penyuluhan tiap tahunnya. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan agar para siswa memahami penyebab kebakaran, serta langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh apabila harus berhadapan dengan si jago merah di rumahnya dan lingkungannya masing-masing.
Dalam sosialisasi itu, biasanya Dinas Pemadam Kebakaran melatih memadamkan api dengan karung goni basah, tabung semprot dry powder dan tabung gas CO2. Biasanya, para peserta diajak memadamkan langsung kebakaran itu. Untuk cara pemakaian tabung dry powder maupun CO2, pertama tarik pin pengaman. Kemudian pegang ujung selang semprot dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang tuas penekan. Setelah itu, semprotkan titik api dengan jarak paling dekat empat meter.
Melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi ini, maka diharapkan dapat menekan angka kebakaran di Kota Surabaya, karena warga sudah banyak mengetahui cara mencegah kebakaran di lingkungannya masing-masing. Ketika ada kebakaran, warga bisa melakukan pemadaman awal sebelum datangnya petugas Dinas Pemadam Kebakaran di lokasi. Pemadaman awal ini dapat menekan angka kerugian dalam setiap kebakaran.
Kebakaran bisa datang kapan saja tanpa adanya peringatan terlebih dulu. Untuk itu, perlu kesigapan dan penanganan yang benar dapat membantu mengendalikan kebakaran. –sa