Ada teh hitam, ada teh hijau. Bila sehari-hari banyak minum teh hitam, coba teh hijau untuk kesehatan. Siap-siap tanpa gula untuk manfaat yang optimal.
Surabayastory.com – Dalam bayangan kita, orang Jepang mungkin minum teh seperti yang kita minum. Yang sebenarnya terjadi, tradisi minum teh orang Jepang dengan kita di Indonesia sangat berbeda. Kalau yang kita “sruput” umumnya teh merah/hitam, orang Jepang biasa meminum Ocha, sebutan untuk teh hijau.
Selain dominan di Jepang, teh hijau menjadi teh paling popular di daratan Tiongkok, Vietnam, Taiwan, Hong Kong, dan Timur Tengah. Orang barat yang umumnya menjadi konsumen teh hitam juga mulai melirik teh hijau.
Sampai saat ini teh merah memang masih mendominasi pasar teh global. Selain karena rasa dan aromanya yang enak, harganya juga jauh lebih murah dibanding teh hijau. Reputasi teh hijau jadi meningkat di dunia ketika banyak penelitian membuktikan manfaatnya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa jumlah penyakit kanker, jantung, dan aneka penyakit akibat gaya hidup modern yang begitu rendah di Jepang ternyata sangat terkait dengan teh yang sehari-hari mereka minum.
Beberapa penelitian epidemologi telah menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan terhadap kelebihan teh hijau dalam mencegah kanker, kardiovascular dan penyakit syaraf. Keunggulan teh hijau bagi kesehatan ini didukung ujicoba pada hewan dan manusia seperti pengaruhnya terhadap cancer chemoprevention, hypercholesterolemia, artherosclerosis dan penyakit Parkinson, Alzheimer dan penyakit degeneratif lainnya.
Berbagai hasil penelitian menjelaskan tentang bioavailability polyphenol catechin aktif terutama epigallocatechin-3-gallate (EGCG), yang merupakan katekin paling aktif di antara yang lainnya. Katekin inilah yang berperan dalam memerangi radikal bebas yang menyebabkan terjadi nya berbagai penyakit degeneratif.
Katekin ini tergolong dalam kelompok antioksidan yang secara alamiah juga ada di sayur dan buah. Juga ada pada minuman teh dan anggur. “Kalau minum anggur, kita bisa mabuk. Nah, daripada minum anggur, tentu saja kita pilih teh,” kata Prof Dr Ali Khomsan, guru besar pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bila dibandingkan dengan jenis teh lainnya, teh hijau ternyata lebih banyak manfaatnya. Ini karena dalam teh hijau, berbagai kandungan senyawa kimianya relatif lebih utuh dibanding dengan teh merah maupun teh Oolong. Minuman ini bisa mencegah atau membantu penyembuhan penyakit ringan sejenis influenza hingga yang berat macam kanker. Jenis tehnya juga bisa dipilih menurut selera masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Teh dan Kina, pada setiap 100 gram teh hitam terkandung 19,4 gram protein, 10,9 gram serat, 2,5 gram lemak, dan 32,1 gram gula. Jadi tanpa menambahkan gula pun, teh hitam sudah cukup mengandung gula.
Kandungan teh hijau beda lagi. Dalam setiap 100 gram terdapat 24 gram protein, kandungan serat 10,6 gram, lemak sebanyak 4,6 gram, dan kandungan gulanya 35,2 gram. Meski kadar lemaknya lebih tinggi dari teh hitam, jangan takut mengkonsumsinya. Soalnya, dalam teh hijau ada zat penetralisirnya yakni, vitamin C. Untuk setiap 100 gram teh hijau, terkandung 250 mg vitamin C. Bahkan, pada 100 gram teh hijau Sencha sebanding dengan 700 gram jeruk mandarin.
Bagi Anda yang memiliki masalah jantung atau tekanan darah tinggi, Anda bisa mencoba ekstrak teh hijau, karena sudah tidak memiliki kandungan kafein lagi. Namun bagi Anda yang sudah terkena risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi akut, ada baiknya juga untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter atau pakar kesehatan, sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi teh hijau. –drs