Sarapan itu penting. Tapi apa yang membuat milenial malas untuk sarapan? Ayo lihat cara membuat sarapan sederhana.
Surabayastory.com – Kaum milenial termasuk generasi yang banyak maunya, tinggi impiannya, praktis, sekaligus ingin semuanya serba cepat dan instan. Kaum milenial juga sangat peduli dengan penampilan sekaligus berat tubuhnya. Mereka juga kerap meninggalkan makan pagi alias sarapan, dengan harapan proporsi tubuh tetap terjaga. Namun siapa sangka, bila jarang sarapan malah bisa membuat berat badan menjadi naik?
Mungkin ini tampaknya agak aneh dan tidak logis. Bagaimana mungkin orang tidak sarapan bisa gemuk. Bukankah orang yang tidak sarapan telah kehilangan satu kali makan utama, sehingga kalau tidak sarapan seharusnya tubuhnya makin kurus? Teorinya memang bisa begitu. Tetapi faktanya, orang yang tidak sarapan justru memiliki risiko menderita obesitas (kegemukan). Sedangkan orang yang sarapan justru cenderung lebih ramping. Ini yang kaum milenial patut ketahui. Kaitan antara sarapan dengan berat badan ini ditunjukan oleh hasil The Australian National Nutrition Survey yang menyatakan:
- Orang yang sarapan memiliki rencana diet lebih baik daripada orang yang berhenti sarapan.
- Orang yang sarapan dengan teratur lebih mungkin untuk bisa memenuhi asupan yang berefek diet.
- Orang yang secara teratur sarapan memiliki asupan lemak yang lebih rendah dan umumnya memiliki asupan serat diet yang lebih tinggi.
Senada dengan hasil survey di atas, Dr. Gourmet yang focus tentang diet mengungkapkan bahwa sarapan terbukti dapat mengurangi berat badan. Banyak studi yang dilakukan menunjukan bahwa orang yang tidak sarapan memiliki BMI (Body Mass Index) yang lebih tinggi. Di samping itu, ada penelitian yang bagus yang menunjukan bahwa orang dengan BMI yang lebih rendah memiliki kemungkinan makan secara teratur setiap hari.
Pertanyaannya adalah, “Apakah orang-orang yang makan lebih teratur akan lebih banyak ngemil sepanjang hari?” Kita semua telah mendengar tentang bagaimana ‘menjumput’ makanan-makanan kecil sepanjang hari mungkin lebih baik.
Komposisi Sarapan Milenial
Mungkin sebagian besar dari kita memiliki kebiasaan sarapan. Tapi berapa banyakah orang yang sadar bahwa kita perlu memilih bahan sarapan yang baik dan bergisi lengkap. Sebab hanya dengan komposisi makanan yang tepat dan lengkap, sarapan bisa menjadi aktivitas yang benar-benar bermafaat.
Lalu bagaimana sarapan kaum milenial bisa memenuhi kebutuhan gizi? Idealnya sarapan pagi harus dapat memenuhi sepertiga bagian dari konsumsi makanan per orang setiap harinya. Atau 20-25% kebutuhan kalori setiap hari. Sarapan yang baik bukan hanya ditujukan untuk mengenyangkan tapi terlebih harus bergizi lengkap dan seimbang.
Karbohidrat berkadar tinggi dalam menu sarapan dibutuhkan untuk memberikan energi yang cukup bagi tubuh dan otak hingga makan siang. Sebuah survei yang dilakukan pada anak-anak dan remaja menyebutkan anak yang sarapan dengan makanan yang kaya karbohidrat komplek lebih bisa mencurahkan perhatian terhadap pelajaran, perilaku lebih positif, ceria, dan kooperatif. Sedangkan yang tidak sarapan tidak dapat berfikir dengan baik dan selalu terlihat malas.
Sarapan dengan makanan yang mengandung karbohidrat komplek dan serat, akan memenuhi kebutuhan glukosa dalam tubuh untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Salah satunya gandum utuh memiliki karbohidrat komplek, serat dan protein sebagai bahan bakar tubuh sehingga akan memberikan cukup energi bagi yang mengkonsumsinya.
Unsur lemaknya harus ditambahkan dalam menu makan pagi kita tapi dengan kadar yang rendah. Lemak rendah yang sehat akan membuat kenyang hingga waktu makan siang. Unsur makanan ini akan membantu menjaga kestabilan kadar gula darah, sehingga Anda terhindar dari keinginan untuk makan sebatang cokelat atau ngemil donat saat rehat minum kopi sebelum makan siang.
Dalam menu sarapan juga harus terdapat protein yang cukup dan banyak serat. Kombinasinya akan membantu memuaskan rasa lapar dan akan menjaga perasaan kita tetap tenang hingga makan siang. Protein untuk sarapan sebaiknya berasal dari daging rendah lemak, telur, kacang atau susu. Makanan berserat tinggi yang terdapatdalam buah-buahan, sayuran dan whole grain dapat mencegah terjadinya obesitas.
Dalam buah-buahan dan sayur juga terdapat berbagai vitamin sehingga kalau ditambahkan akan menambah lengkap menu sarapan kita. Sayur dan buah-buahan adalah komponen yang esensial untuk pengendalian berat badan. Vitamin dan zat gizi yang ada di dalamnya membantu tubuh manusia berfungsi secara layak dan tetap sehat.
Namun ada beberapa jenis makanan yang disarankan untuk tidak disantap pada waktu sarapan. Misalnya saja yang mengandung gula, sodium, lemak jenuh dan kalori dengan kadar yang tinggi. Kurangi sereal mengandung gula (lebih dari 5 gram per porsi), kue kering kalori tinggi, dan daging dan saus yang kadar lemak jenuh dan sodiumnya tinggi. –sa, dari berbagai sumber