Surabaya punya mimpi baru yang spektakuler: membangun Kebun Raya Mangrove Terbesar.
Surabayastory.com – Pantai timur Kota Surabaya tak habis-habisnya menyimpan potensi yang luar biasa. Surabaya patut bersyukur masih mempunyai garis pantai yang panjang dengan beragam tampilan. Di salah satu sudut timur Surabaya itu menyimpan kekayaan hayati. Suasananya tenang, damai, dan mengesankan meski tak jauh dari hiruk-pikuk kota. Di sini, di waktu-waktu khusus (ketika musim migrasi burung-burung pantai) kita bisa bertemu burung-burung langka dari penjuru dunia. Burung-burung itu sedang singgah dari perjalanan panjang dari Eropa-Amerika menuju Australia. Di petak-petak kolam tambak Wonorejo ini burung-burung itu akan berdiam beberapa hari.
Dari cerita para pemerhati burung di sini, ada sekitar 148 spesies burung yang pernah dilihat di kawasan mangrove Wonorejo ini. Sekitar 84 spesies burung adalah penghuni tetap dengan 12 spesies diantara masuk sebagai jenis yang dilindungi. Sementara burung-burung pantai yang singgah ada 44 jenis setiap tahunnya. Dari kajian Nol Sampah tahun 2012, tercatat sebagai habitat berbagai jenis burung, tujuh spesies mamalia diantaranya monyet ekor panjang (macaca fascicularis) dan musang (paradoxurus sp).
Di sana juga masih ada 53 spesies serangga, 18 spesies ikan, dan 7 spesies kelompok udang (crustaceae), serta beberapa jenis hewan melata (reptil). Keanekaragaman hayati yang asli sangat kental di kawasan ini. Di kabarkan pula sempat terlihat burung Bubut Jawa (centropus nigrorufus) yang terancam punah. Pantai timur ini juga masuk dalam kawasan penting untuk burung-burung yang perlu dilindungi oleh Lembaga Birdlife Internasional.
Kawasan pantai timur Surabaya sebagai kawasan seru bagi pengamat burung (bird watcher) sudah sejak lama terjadi. Namun dengan makin derasnya pembangunan kawasan perumahan, lingkungan komersial, serta perubahan-perubahan ekologi, membuat kawasan ini terdesak dan kelangsungannya mengkhawatirkan. Langkah Pemerintah Kota Surabaya untuk segera merehabilitasi kawasan bibir pantai timur ini adalah langkah yang lama ditunggu. Pantai timur Surabaya ditetapkan sebagai kawasan konservasi seluas 2500 hektar. Pemerintah Kota Surabaya secara tertulis telah menetapkannya dalam peraturan daerah Kota Surabaya No 3 Tahun 2007 dengan kawasan konservasi meliputi di enam kelurahan: Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Medokan Ayu, Wonorejo, Keputih, Dukuh Sutorejo dan Kejawan Putih Tambak.
Pantai timur ini memang menjadi wilayah penting untuk mencegah kerusakan lingkungan Surabaya di tahun-tahun mendatang. Sebagai kota di tepi laut (selat), Surabaya sangat rentan dengan intrusi air laut. Pembangunan yang berat juga menyebabkan turunnya level tanah dan semakin memperbesar air laut untuk masuk kota. Adalah hutan mangrove si pantai timur juga penjaga ekologi sebagai pertahanan untuk intrusi air laut, abrasi pantai, menyerap polutan. Hutan mangrove di Pamurbaya, juga memiliki fungsi penting sebagai habitat hidup satwa liar. Ada 20 jenis tumbuhan mangrove sejati dan 17 mangrove asosiasi (ikutan) yang sangat disukai satwa liar. Hutan mangrove sekaligus sebagai habitat bagi biota air maupun daratan (nursery ground) bagi kawasan kota Surabaya.
Oase di Timur Surabaya
Pantai timur Surabaya adalah kawasan di Surabaya menyimpan keindahan unik yang harus dipertahankan keasliannya. Salah satu langkah penyelamatan sekaligus menjadi oase yang mempunyai efek manfaat besar, Pemerintah Kota Surabaya akan membangun Kebun Raya Mangrove di kawasan pantai timur Surabaya.
Kebun Raya Mangrove ini direncanakan akan menjadi yang pertama di dunia, dengan luasan luar biasa: 100 hektar. Titik pusat lokasinya terletak di wilayah Gunung Anyar Tambak. Proses pelaksanaannya mulai berjalan 2018 ini dengan mulai pemetaan wilayah, pematangan konsep, dan pembebasan lahan. Wilayah yang telah dipunyai pemkot saat ini masih 30 hektar, kemudian secara bertahap melakukan perluasan pembebasan.
Dalam mewujudkan mimpi ini, Pemerintah Kota Surabaya akan bekerja sama dengan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaha Rakyat. Perencanaan pembentukan kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya ini juga berjalan seirama dengan upaya rehabilitasi mangrove di pantai timur.
Rencana ini akan semakin cepat terwujud jika stake holder kota (masyarakat) turut peduli dan aktif di dalamnya. Bagaimana tidak, kondisi hutan mangrove di pantai timur ini dalam kategori kondisi kritis. Sebagian besar ketebalan hutannya tidak sampai 100 meter. Diharapkan ketebalan hutan mangrove itu bisa lebih dari dua kali lipatnya untuk bisa ‘menjaga kota’. Berkurangnya hutan mangrove lebih banyak disebabkan karena kurangnya perhatian. Pembalakan liar kayu-kayu pohon mangrove yang bernilai ekonomis juga banyaknya lahan yang berubah fungsi.
Upaya lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah menjaga kebersihan dalam arti tidak membuang sampah sembarangan di kawasan ini. Meski mulai banyak yang peduli (perusahaan, komunitas, atau perorangan) yang melakukan aksi penanaman mangrove, namun jika sampah plastik masih menutup kawasan, maka mangrove itu juga tidak akan tumbuh. Padahal, mangrove termasuk tanaman dengan tingkat pertumbuhan yang lambat.
Tahapan Kebun Raya Mangrove
Kebun Raya Mangrove sendiri nantinya akan membentang sepanjang bibir pantai dari Mulyorejo hingga Gununganyar. Dalam tahapan perencanaan Kebun Raya Mangrove, saat ini desain sedang dimatangkan bersama tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Konsep sederhananya, kebun raya ini akan diformat seperti Kebun Raya Bogor, namun dengan mangrove materi utamanya. Dalam proses ini, dalam sekali dayung, juga dilakukan penanaman kembali mangrove seluas 4.450 hektar. Setiap tahunnya, kawasan konservasi tersebut akan ditanami 250 ribu bibit mangrove sampai akhirnya luasan lahan 4.450 hektare itu terpenuhi.
Dalam proses persiapan ini, pemerintah kota akan didukung sepenuhnya oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam membuat zonasi mangrove, menentukan jenis, usia, serta yang ditanam nantinya. Keberadaan Kebun Raya Mangrove juga akan sinergi dengan Mangrove Information Center (MIC) Wonorejo. Akan ada jembatan bambu yang melintas di atas bozem (waduk buatan).
Dalam pengoperasian Kebun Raya Mangrove ini sepenuhnya akan ditangani pemerintah kota. Pengelolaannya ada di bawah pemerintah daerah. Kawasan Kebun Raya Mangrove tidak hanya menjadi obyek wisata baru bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Di sana akan dibangun beberapa fasilitas seperti jogging track, pendukung untuk wisata air, dan wahana bermain untuk anak-anak. Selain itu juga sebagai kawasan konservasi, observasi, serta penelitian dan pengkajian keilmuan. Pastinya, yang berkaitan dengan mangrove serta ekosistem pantai.
Rencana Kebun Raya Mangrove di sepanjang bibir pantai timur Kota Surabaya ini, sebenarnya tidak membuat sesuatu yang benar-benar baru. Tetapi lebih ke arah konservasi, mengembalikan ke bentuk aslinya. Wilayah ini jauh-jauh hari sebelumnya adalah hutan mangrove yang luas dan lebar. Kemudian mulai digerus dan berubah peruntukan. Alihfungsi mangrove sebagai tembok pertahanan alami dari air laut pasang mengalami degradasi dan semakin mengkhawatirkan.
Rencana selanjutnya adalah mengembangkannya dan mengemasnya menjadi lebih baik, lebih cantik, dan mengikuti perubahan zaman. –sa