Sebentar lagi tahun ajaran baru dimulai. Sudah menjadi hal yang lumrah para orang tua galau ketika sang anak takut dan malu masuk sekolah. Bagaimana cara menyelesaikannya?
Surabayastory.com – Bapak atau Ibu rasanya banyak orangtua yang berharap-harap cemas saat mengantarkan anak-anak mereka masuk sekolah untuk pertama kalinya. Namun banyak pula orangtua yang tidak punya kesempatan untuk itu. Namun, saya dan para orangtua lainnya punya kesamaan: harap-harap cemas!
Kemudian sederet pertanyaan muncul. Bagaimana caranya agar anak tak malu bersekolah? Bagaimana nantinya bergaul di sekolah? Bagaimana kalau diganggu oleh teman-temannya? Dan seterusnya.
Perihal anak-anak mereka yang pemalu memang harus bisa dijelaskan. Dari sejumlah saran, ada diantaranya yang bisa dicoba. Pertama-tama, kalau si kecil agak pemalu dan menarik diri dari teman-temannya, maka itu tidak apa-apa. Itu normal. Itu biasa. Ada anak-anak yang memang “lambat panas”. Mereka membutuhkan waktu lebih banyak untuk bisa menyesuaikan diri dengan situasi baru saat pertama kali masuk pra-sekolah. Langsung mencabut keluar anak saat menderita malu, itu tentu bukan jawaban yang pas. Anda justru harus bersiap untuk memberi anak pertolongan ekstra saat menghadapi situasi baru. Bantu anak sampai ia benar-benar merasa nyaman dan tenang saat berada dalam lingkungan yang baru ia kenal.
Masuk ke playgroup (kelompok bermain) bisa menjadi masa transisi yang baik sebelum anak masuk TK. Saat di playgroup, ia bisa bercampur dengan anak-anak lainnya sambil tetap mengetahui Anda masih ada di dekatnya. Ia bisa belajar bergaul dengan teman-teman baru sambil tetap mendapatkan perasaan aman karena ada Anda. Maka, carilah playgroup dalam komunitas Anda yang punya sejumlah kecil anak sebaya anak pemalu Anda. Dalam playgroup komunitas ini, Anda juga bisa bergaul membina hubungan dengan pembimbung dan para orangtua anak-anak lainnya.
Kalau pada awalnya anak pemalu Anda masih tetap menyendiri, jangan cemas. Mungkin ia tergolong anak seperti mesin diesel yang lambat panas –bukan mesin turbo yang cepat panas. Yang penting adalah ia mau bermain. Sepanjang ia mau menjajal permainan dalam playgroup itu, it’s okay. Sesekali Anda boleh dengan lembut mendorong ia untuk berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Tapi, biarkan ia sendiri yang menciptakan suasananya. Jangan paksa.
Ciptakan Suasana, Beri Dukungan
Ingat baik-baik, dalam hari-hari pertama di sekolah, anak pemalu butuh lebih banyak dukungan daripada anak yang tidak pemalu. Maka, sebelum hari pertama masuk, ada baiknya mengunjungi sekolah itu bersama anak Anda sesering mungkin. Tujuannya agar anak pemalu Anda merasa lebih mengenal calon lingkungan barunya. Dengan semakin mengenal, ia akan lebih tenang. Sebagai tambahan, sebelum hari pertama masuk, tanyai guru-guru di sekolah itu apakah ada calon murid lain yang rumahnya dekat rumah Anda. Lalu, ajak anak pemalu Anda berkunjung ke calon teman sekolah itu. Lebih banyak teman diperkenalkan, lebih baik bagi anak pemalu Anda. Saat hari pertama berlangsung, anak pemalu Anda sudah mengenal banyak orang dan mengenal lebih banyak keadaan sekitar. Dengan demikian, ia bisa tidak terlalu tegang dan malu karena sudah tidak terlalu banyak lingkungan asing dan baru di hari pertama masuk sekolah.
Saat hari pertama masuk sekolah, temani anak Anda. Namun, cek dulu aturan di sekolah; apakah guru membolehkan atau tidak membolehkan orangtua hadir di dalam kelas atau di sekitar kelas. Kalau dibolehkan, Anda lebih baik masuk. Jangan lupa beri salam dan sikap manis pada guru –supaya anak pemalu Anda meniru. Lalu, bantu anak segera mendapatkan satu, dua atau lebih teman. Bantu ia berkenalan. Jika tampak tidak tertarik bermain dengan teman-teman baru, jangan paksa. Namun, upayakan anak pemalu Anda sibuk dengan permainan baru.
Jika tidak dibolehkan masuk, ada baiknya Anda mencari posisi yang gampang dilihat anak sehingga ia merasa tetap nyaman. Jika tidak diperbolehkan masuk, atau boleh masuk namun sudah tiba waktunya bagi Anda untuk pergi, jangan lupa untuk pamit pada anak pemalu Anda. Jika Anda pergi secara diam-diam saat perhatian anak tertuju pada kelas, itu justru akan berakibat menyusahkan. Anak mungkin akan jadi marah karena merasa ditinggalkan sendiri di tempat yang ia tidak banyak kenal. Ia bisa marah karena merasa ‘dikhianati’ Anda. Bisa jadi, ini merusak kepercayaan ia pada Anda. Karena itu, pamitlah kalau Anda mau pergi dan beritahu kapan Anda menemuinya lagi atau menjempunya (misalnya; saat waktu bermain di halaman atau saat kelas telah usai). Setelah pamit, segeralah pergi. Mengulur-ulur waktu pergi bisa mempersulit Anda sendiri dan si anak. Karena terlalu lama mengulur-ulur waktu, anak akan jadi ragu apakah Anda benar-benar jadi pergi atau tidak. Anda harus tegas sehingga ia juga bisa belajar tegas. Menjelang pergi, minta tolonglah pada guru supaya segera mengalihkan perhatian anak Anda pada aktivitas lain.
Orang Tua Perlu Berbesar Hati
Jika Anda betul-betul mempercayai sekolah itu, dan yakin pada kualitas guru-gurunya, tinggalkan tempat itu dengan berbesar hati. Jangan terlalu fikirkan anak pemalu Anda. Mungkin ia memang butuh beberapa waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pra-sekolah. Namun, lama-kelamaan, ia akan bisa menyesuaikan diri dengan rutinitas di situ lalu segera membentuk ikatan yang lebih kuat dengan guru-gurunya dan teman-teman barunya. Jadi, masa pra-sekolah anak Anda harus dijalani dengan menyenangkan dan sesedikit mungkin dicemari kecemasan. Playgroup dan TK adalah titik masuk menuju tahun-tahun pendidikan sekolah yang akan harus dihadapi anak pemalu Anda.
Anda tentu ingin anak pemalu Anda menjadi lebih antusias tentang saat-saat pertama masuk sekolah. Namun, Anda jangan terlalu berharap berlebihan untuk bisa seperti itu –apa lagi saat anak pemalu Anda masih di pra-sekolah. Pada tahun-tahun pra-sekolah, anak-anak baru belajar bagaimana berinteraksi dengan teman-teman sebaya di sekitarnya dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas kelompok. Banyak anak era playgroup yang masih suka bermain sendiri. Kalau toh sudah mau bermain dalam kelompok, kebanyakan masih merasa lebih nyaman melakukan sesuatu secara paralel di samping anak lain, mengamati dan meniru permainan anak lain. Jarang ada anak yang bisa bermain secara langsung dan interaktif dengan teman-teman lain. Di TK, kebanyakan anak sudah bisa bermain secara interaktif satu sama lain meski umumnya masih harus banyak belajar tentang hal-hal baru. Dalam era playgroup dan TK, anak-anak memang mengetes arena baru dan mempelajari aturan-aturan baru dalam bersekolah. Ini adalah proses yang kadang membutuhkan waktu cukup lama dan kesabaran.
Karena tidak ada satu kepribadian pun yang sama, anak-anak juga bereaksi berbeda terhadap kondisi di sekolah. Ada yang pemberani seperti singa, ada yang jinak-jinak merpati, tapi ada juga yang malu-malu seperti koala. Beberapa anak membutuhkan waktu lebih lama daripada anak-anak lain dalam menyesuaikan diri pada rutinitas dalam kelas, namun pada akhirnya mereka bisa. Ada juga yang terus-menerus menunjukkan perasaan malu. Jika yang terakhir ini terjadi pada anak Anda, jangan panik. Malu yang normal bukanlah masalah yang perlu langsung direparasi. Pendiam itu bukan masalah. Pemalu itu bukan masalah. Ia masih sangat muda. Justru, biarkan anak mengembangkan sendiri apa yang ia rasa nyaman. Anda bisa membantu ia sekadar meredakan rasa malu. Meski sedikit, bantuan itu saja sudah cukup untuk membuat ia merasa dunia persekolahan adalah pengalaman yang lebih bisa dinikmati. Ini bisa meningkatkan proses belajar. –est