Tingkat stres dan kegelisahan kini telah mencapai tahap wabah, dan tak dapat diragukan lagi bahwa hal ini menunjukkan suatu masalah besar di dalam masyarakat modern. Mengapa ini bisa terjadi?
Surabayastory.com – Bagi sebagian besar dari kita, stres dan kegelisahan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup sehari-hari, dan dalam beberapa kasus benar-benar menghancurkan kehidupan orang-orang tertentu. Apapun penyebabnya –hari-hari berat di kantor, teriakan anak-anak, perjalanan pulang ke rumah, daftar pekerjaan yang tak pernah habis- stres mengakibatkan persoalan baik dari sisi emosional dan fisik sekaligus mengurangi kemampuan kita untuk menikmati hidup secara maksimal.
Baru-baru ini saya menghadiri kuliah yang diberikan oleh seorang psikiater yang membahas topik tersebut, dan sampailah dia pada kenyataan bahwa 95 persen stres diakibatkan dari gaya hidup modern kita. Di tempat kerja, ketika perusahaan-perusahaan merampingkan strukturnya dan persaingan usaha makin intensif, maka jam kerja setiap pegawai menjadi lebih panjang, tetapi keamanan pekerjaan tetap saja mengkhawatirkan, dan ancaman PHK menghantui banyak orang. Teknologi mungkin telah menyisihkan tugas-tugas rutin dan membosankan, namun hal ini juga mengakibatkan peningkatan tekanan untuk suatu respons seketika, dan efek akumulatifnya adalah orang-orang ini tiba di rumah dari kantor dalam kondisi stres berlebih dan lekas marah setelah bekerja seharian. Dengan semakin banyaknya kaum perempuan bekerja penuh waktu saat ini, masyarakat telah meningkatkan kepedulian mengenai keseimbangan antara pekerjaan mereka dengan kehidupan di rumah, dan bahkan anak-anak masa kini pun telah menunjukkan tanda-tanda hidup dalam tekanan-tinggi. Semua hal ini dapat menghasilkan pengaruh yang merusak hubungan di dalam keluarga, mengakibatkan ketidakbahagiaan, perpisahan, dan bahkan perceraian.
Sejujurnya, hidup tanpa stres bisa jadi sangat membosankan, dan dalam kadar positif tertentu stres dapat menguntungkan. Tetapi saat-saat kapan situasi menjadi sangat buruk sehingga mempengaruhi kita dengan segala kemungkinan, kemudian kita harus dapat memusatkan perhatian dengan berusaha menemukan aspek dari hidup kita yang memiliki pengaruh merusak kesehatan kita.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Stres?
Ketika stres muncul, seluruh tubuh mulai mengaktifkan alarm reaksi. Mayoritas orang telah mengenal baik reaksi dramatik tubuhnya dalam keadaan darurat. Jantung berdebar, otot mengejang dan paru-paru mengembang, dan sementara ini terjadi kita memiliki kemampuan lebih dibandingkan kekuatan dan kecepatan normal. Reaksi ini adalah cara tubuh yang memungkinkan kita menyelamatkan diri kita sendiri ketika menghadapi keadaan darurat. Kita tidak perlu memikirkannya untuk membuatnya terjadi – hal ini terjadi secara otomatis.
Reaksi fisik serupa terjadi dalam situasi yang disebut sebagai suatu reaksi stres kronis. Contohnya dalam hal ini, stres adalah suatu reaksi psikologis dan fisik atas tuntutan hidup sehari-hari yang melampaui kemampuan seseorang untuk mengatasi masalah secara tuntas. Apakah di tengah terjebak kemacetan, akan berpidato di depan kelompok, antri di ruang tunggu dokter atau cemas akan kemungkinan kehilangan pekerjaan, reaksi stres manusia terjadi secara otomatis. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa reaksi tubuh dalam kondisi darurat memulai dan mengakhiri dirinya sendiri dengan segera. Sedangkan atas ancaman kehilangan pekerjaan mungkin tidak sesegera itu.
Dalam situasi darurat, kelenjar adrenalin (yang terletak di atas ginjal) mengeluarkan hormon kortisol hingga situasi darurat ini berlalu. Kemudian tubuh kembali pada fungsi normalnya. Namun, stres kronis lebih kompleks dan berlangsung lebih lama. Ketika tubuh dikondisikan pada keadaan kortisol tingkat tinggi untuk jangka waktu yang lama, kesehatan kita akan terganggu. Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa peningkatan produksi kortisol yang disebabkan oleh stres kronis jangka panjang dapat merusak keseluruhan sistem syaraf dan menekan kemampuan sistem kekebalan tubuh.
Bukti telah cukup menunjukkan bahwa gaya hidup yang memungkinkan stres tingkat tinggi dapat merusak jantung, meningkatkan tekanan darah dan menimbulkan masalah pencernaan. Tidaklah mengejutkan, stres juga dapat merusak otak, bahkan mengakibatkan penuaan dini pada sel otak. Stres juga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan, mengganggu fungsi tulang, otot dan syaraf, dan meningkatkan kadar racun di dalam tubuh.
Ketegangan oleh stres juga dapat mengakibatkan masalah serius, walaupun juga menarik diketahui bahwa sebetulnya ketegangan adalah keadaan alamiah. Ketegangan adalah faktor penting dalam kehidupan fisik dan ia bertanggung jawab dalam mengendalikan keseimbangan distribusi energi menuju semua bagian tubuh. Sebutlah hidup, kesehatan, atau apapun yang anda inginkan, ketegangan adalah faktor yang mencegah molekul-molekul beterbangan lepas ke udara bebas. Tetapi, ketegangan yang telah kita kenal seperti dalam konteks ketegangan otot, ketika ia terjadi secara terus menerus akan dapat dengan segera melarutkan kalsium di dalam aliran darah ke dalam tulang sendi. Hasil dari proses ini di antaranya adalah rematik, encok, dan penyakit persendian lain.
Ketika kita memandang tiga bagian tubuh manusia –fisik, mental dan emosional- maka dapat dengan jelas terlihat bagaimana stres dapat sangat merusak begitu kita terjebak dalam lingkaran setan. Ada banyak faktor pemicu keadaan stres emosional, termasuk kemarahan di dalam pekerjaan, kecemburuan, kekecewaan emosional, pernikahan yang tidak bahagia, kegelisahan, kecemasan, sifat lekas marah, kemurungan, kurangnya kebahagiaan di dalam hidup, kesepian –banyak problem yang saya telah tuliskan di dalam buku ini. Secara fisik, hal ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti badan lemah, pusing, badan gemetar, kram, ketegangan otot, tekanan tinggi pada darah, keresahan, sakit kepala, insomnia, kekurangan energi, mulut kering, gugup, dan telinga berdenging. Gejala-gejala tersebut di atas dapat berakibat pada madalah yang lebih serius seperti perilaku kompulsif, kekerasan yang disebabkan kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, merokok, kecanduan, sikap agresif, bekerja melampaui batas, lekas marah, dan ketidaksabaran…daftarnya akan terus berlanjut. Secara mental kita sering melihat bahwa stres dapat mengakibatkan masalah ingatan, kondisi kritis, atau sikap berlebihan, ide-ide terdistorsi, dan masalah-masalah sikap, dan semua hal ini dapat mempengaruhi kesehatan kita dengan migrain, sakit kepala, sindrom susah buang air besar, borok, serangan jantung, angina, asma, masalah kulit, menurunnya sistem kekebalan tubuh, disorder pencernaan, dan radang pada dinding lambung, usus dua belas jari, atau perut.
Dengan demikian kita dapat melihat bahwa stres berpengaruh bukan saja pada mekanisme tubuh, tetapi juga secara mental dan emosional, dan situasi semakin menjadi absurd, yaitu ketika stres menghasilkan stres. Hasilnya adalah peningkatan akibat yang sangat besar seperti pada kanker, penyakit-penyakit degeneratif, ME (myalgic encephalomyelitis; sindrom kelelahan kronis –Encarta Dictionary Tools), osteoporosis, sindrom postviral (semacam kelelahan kronis), dan lain sebagainya.
Sepanjang karir saya telah menyaksikan efek stres jangka panjang yang dapat diderita oleh seseorang dan hal ini tidak dapat dilihat lebih jelas lagi seperti di Irlandia Utara dan Republik Irlandia. Saya telah melakukan banyak pekerjaan di Belfast dan sangat mengagumi orang-orang Irlandia. Tetapi selama tahun-tahun saya bekerja di sana, saya tidak mungkin mengabaikan kenyataan laju peningkatan penyakit degeneratif dan penyakit-penyakit lain, dan saya percaya bahwa ini diakibatkan oleh stres yang begitu hebat daripada yang dapat ditangung oleh seseorang selama didera Masalah. Saya menjumpai situasi serupa di Dublin, suatu tempat dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat yang memungkinkan membawa bukan saja kenaikan tingkat kemakmuran tetapi juga menempatkan masyarakat di bawah kondisi stres negatif ketika mereka berjuang mengatasi masalah-masalah di tengah laju pembangunan yang cepat ini. Telah 40 tahun berlalu sejak kuliah pertama saya di Republik Irlandia di Trinity College. Ketika saya mengunjungi tempat tersebut saat ini, saya menyaksikan berbagai macam konsekuensi yang disebabkan dari masalah-masalah dahsyat yang telah timbul di sana.
Kisaran masalah-masalah terkait stres mulai dari taraf ringan hingga parah, dan dalam beberapa kasus, gabungan keduanya dapat berkembang dan psikosis serta neurosis selanjutnya dapat menjadi suatu kemungkinan. Untuk beberapa orang, kegelisahan dan stres terjadi secara terus menerus dan berlebih-lebihan, dan dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Suatu bentuk disorder yang disebut disorder kegelisahan secara umum dapat menyebabkan penderitaan-penderitaan semacam rasa cemas yang bersifat konstan, selalu berharap yang terburuk akan terjadi, dan merasa tegang sepanjang waktu. Penderitanya tidak dapat ‘mengubah sikap dalam sesaat’ karena disorder ini disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi di dalam otak.
Kabar baiknya adalah bahwa penyesuaian di dalam sistem syaraf pusat dan sistem kekebalan dapat dikembalikan fungsinya ketika stres dihilangkan. Kuncinya adalah belajar berdamai dengan stres sehari-hari sehingga memungkinkan tubuh kembali kepada keadaan normalnya. Kita harus melihat bukan hanya pada kondisi fisik tetapi juga keadaan mental dan emosional kita, dan kemudian menemukan keseimbangan yang benar. –jan vries