Bagaimana cara bertahan ketika covid-19 tak kunjung usai? Ada lima strategi bagi para karyawan dan pengelola bisnis. Keputusan cepat menjadi kunci.
Surabayastory.com – Saat ini adalah masa-masa kelam dari semua sudut ekonomi. Putaran ekonomi seakan berhenti berputar. Tak berhenti total, tetapi geraknya nyaris berada di ambang terbawah. Semua omzet terjun bebas. Semua strategi bisnis yang telah disiapkan sejak akhir tahun lalu, akhirnya harus dibongkar total. Yang ada sekarang adalah bagaimana untuk bertahan, selamat dari badai yang tak tentu.
Bertahan di tengah ketidakpastian seperti ini adalah masa yang paling tidak mengenakkan. Namun mau tidak mau itu yang harus dilakukan.
Usaha-usaha rintisan (start-up) yang selalu dengan semangat suka-cita, kali ini juga didera efek domino yang tak tahu kapan akan berakhir. Dan diramalkan tak banyak yang bisa bertahan hingga tahun depan, kecuali harus vakum dulu.
Bisnis yang sudah menggelinding pun turut terantuk-antuk. Berhenti atau tidak adalah sebuah pilihan sulit. Bukan rahasia lagi omzet perusahaan kali ini tinggal 10-20 persen. Tentu saja, ini membuatnya lebih sulit ketika harus membuat pilihan: pembekuan usaha, pemotongan gaji, cuti bersama, hingga PHK. Namun PHK adalah pilihan paling akhir, dan sangat terakhir. Karena mengumpulkan orang dengan membuat tim terbaik sangat sulit dan butuh waktu lama. Dengan pandemi global Covid-19 seperti ini, pilihan-pilihan harus diambil.
Diantara jurus-jurus baru yang disiapkan, dari sederet teori yang mungkin sudah Anda koleksi, tulisan pendek ini mungkin bisa mempersingkat pemikiran untuk bisa bertahan di saat ekonomi tak pasti saat ini. Lima langkah ini adalah sari pati dari sekian banyak langkah. Langkah-langkah ini bisa dilakukan oleh para karyawan atau pemilik bisnis.
1. Penghasilan adalah Segalanya
Pertama, ingat, saat ini kondisinya tak normal. Jangan berpikir dan berharap normal. Di tengah pasar yang lesu, bongkar semua rencana pencapaian pribadi atau perusahaan. Bagi perusahaan, bila sebelumnya menargetkan ada investasi masuk, lupakanlah. Investasi mengering. Investor juga tengah sibuk dengan dirinya sendiri.
Inilah saatnya untuk fokus pada pendapatan. Ada layanan atau produk baru yang dapat Anda tawarkan? Bila ada, lakukan dalam jangka pendek, dan tidak bergantung pada siklus bisa mencapai titik optimal produk di 12 atau 24 bulan. Perlindungan terbaik bagi perusahaan adalah dengan menambah penghasilan dari berbagai sector. Kecil-kecil dikumpulkan.
Bagi pribadi, Anda juga harus melindungi diri dengan pendapatan sebanyak mungkin. Bila Anda karyawan, amankan gaji Anda. Bila kondisi perusahaan tidak mampu membayar gaji Anda secara penuh, berusahalah untuk bertahan. Anda juga harus memahami jika perusahaan sedang mengalami kesulitan penjualan. Kalaupun Anda memaksa untuk keluar dan pindah kantor, situasinya pasti juga tak berbeda.
Cara untuk menambah penghasilan adalah mengoptimalkan kemampuan Anda, secara material maupun jasa. Maksudnya, Anda bisa bekerja dengan berdagang (online dan offline) yang cepat menghasilkan uang tunai tanpa modal besar. Anda juga bisa memberikan jasa, seperti memperbaiki komputer, menawarkan perbaikan taman, reseller produk tertentu, dan sebagainya. Keterampilan softskill kali ini akan sangat berarti.
Dengan menambah penghasilan dengan segala jalur, akan membuat gaji Anda utuh, dan pertahanan finansial Anda berlangsung lebih lama.
2. Stop Rekrut Karyawan dan Pembelian
Efektif dan efisien adalah kunci. Stop semua hal yang berujung pada pengeluaran. Stop semuanya yang tidak penting. Stop dengan ide-ide baru yang nantinya bisa berujung pada pembelian. Jeda dulu, tunda dulu. Pembelian untuk perusahaan bisa dilakukan apabila untuk pekerjaan yang bisa menghasilkan pembayaran dalam tempo pendek. Bila pembayaran jangka menengah atau jangka panjang, jangan terima dulu. Cashflow is a king, but cash is kingkong (putaran keuangan yang baik bisa jadi raja, namun pegang uang tunai bisa jadi rajanya raja).
Rencana-rencana lain seperti rekruitmen karyawan juga stop. Tidak perlu menambah orang di tengah ketidakpastian. Apalagi menambah orang pasti akan menambah pengeluaran.
Bagi karyawan, stop melakukan pembelian tak penting. Hidup irit, sederhana, beli yang hanya diperlukan dalam waktu dekat. Apabila ada uang sisa jangan dihabiskan hari ini, simpan, karena di depan situasi ekonomi serba tak pasti.
Lakukan semuanya sendiri, tak perlu buang uang untuk keperluan yang seharusnya bisa dilakukan sendiri, seperti laundry, bersih-bersih rumah, makan di restoran, dan lain-lain. Lakukan semuanya sendiri dengan sederhana.
Stop dulu keinginan untuk membeli barang-barang, apalagi untuk hal yang tak menghasilkan. Stop juga untuk kredit apapun. Meskipun iming-iming menggiurkan seperti bunga rendah, bebas cicilan tiga bulan awal, hadiah-hadiah dan sebagainya, jangan dulu. Amankan tabungan pribadi dulu untuk hidup di hari-hari ke depan.
3. Potong Gaji, Tetapi Lakukan dengan Hati-hati
Pemikiran dasar yang perlu ditegakkan adalah perusahaan harus tetap berdiri dan tetap berjalan. Tak perlu tinggi hati dan seakan bisa menghadapi semuanya. Ketika keuangan perusahaan sudah di ambang batas terbawah dimungkinkan untuk memotong gaji dengan cara yang benar. Yang perlu ditekankan adalah membangun pengertian sambil menjaga moral tetap tinggi.
Langkah pertama, kumpulkan tim kepemimpinan (manajer ke atas). Lalu letakkan kebutuhan keuangan pribadi semua karyawan di atas meja. Berapa kebutuhan riil masing-masing orang untuk bertahan hidup? Dari sana dihitung, berapa banyak yang Anda butuhkan dari bulan ke bulan? Selanjutnya potong gaji bisa dilakukan dengan berpijak pada kebutuhan pribadi yang paling dasar.
Katakan kepada seluruh anggota tim bahwa inilah yang harus dilakukan agar bisa selamat. Sisihkan ego pribadi. Sampai kapan? Sampai keadaan bisa membaik. Berikan waktu agar informasi terserap. Ini untuk membangun kepercayaan. Gaji pimpinan yang cenderung lebih tinggi, dipotong lebih banyak untuk melonggarkan sejumlah besar keuangan perusahaan.
Tapi itu mungkin tidak akan cukup. Setelah beberapa hari atau seminggu -situasi ini berubah dengan cepat- kembali jelaskan mengapa pemotongan tambahan diperlukan. Biarkan karyawan tahu bahwa Anda berusaha mempertahankan perusahaan, sekaligus melihat siapakah karyawan yang bertahan ketika situasi perusahaan sedang tidak baik.
Setelah itu, berjanjilah bahwa ketika waktu kembali baik, gaji akan naik kembali. Bila nanti perusahaan Anda selamat, hasilnya bisa luar biasa. Ketika Anda menciptakan mentalitas kebersamaan yang kuat. Dan tim Anda akan semakin kuat setelah krisis.
Bagi para karyawan, intinya adalah potong pengeluaran. Misalnya, untuk pengeluaran belanja bulanan perlu Rp 1 juta, potong hingga setengahnya jadi Rp 500 ribu. Bila masih bisa, potong lagi. Tidak bisa? Pasti bisa. Tidak enak? Ya, situasi krisis pasti tidak enak. Tetapi lebih baik tidak enak daripada Anda mati sia-sia.
4. Cuti – Solusi Terbaik Diantara yang Terburuk
Ini adalah solusi terbaik diantara yang terburuk, yaitu memberhentikan perusahaan sejenak waktu. Misalnya bisa diawali dengan mengurangi jam atau waktu operasional perusahaan. Dengan begitu biaya tetap perusahaan (fixed cost) akan berkurang seperti pemakaian listrik, air, transportasi, dan pengeluaran harian langsung drop.
Bagi karyawan, cuti sejenak itu sulit. Tetapi itu lebih baik daripada harus keluar dari perusahaan tanpa tahu apa yang dikerjakan kemudian. Bicaralah dengan perusahaan dan menawarkan apa yang bisa dikerjakan di rumah sehingga masih bisa memperoleh pendapatan. Selain itu mulai melakukan ketrampilan pribadi yang bisa menyumbang pendapatan.
5. Ketika Harus Memotong, Bersikaplah Besar
Ini sebenarnya lebih pada sikap mental dan kebesaran hati secara psikologis. Anda harus siap untuk menerima kenyataan yang tidak enak. Ketika harus mengumumkan pemotongan gaji, jangan berkecil hati. Bersikaplah besar. Maksudnya, bukan meminta belas kasihan, tetapi ini adalah tindakan untuk selamat.
Pemotongan gaji dalam jumlah besar lebih baik daripada potongan kecil, terutama ketika Anda menjelaskan situasinya dengan jelas. Pemotongan gaji sebenarnya adalah tindakan untuk mempertahankan karyawan, bukan untuk mengurangi pendapatannya.
Sebaliknya, bagi pribadi karyawan, ego pribadi harus dipupus. Bisa gaji dipotong, ya pengeluaran pribadi harus dikurangi. Berapa banyak? Sebanyak yang dipotong perusahaan. Belajarlah hidup minimalis. Secukup uang gaji yang ada.
Pengendalian emosi pribadi akan menjadi kunci Anda dan perusahaan Anda untuk bertahan. Jika ego sudah bisa ditekan, kita akan tetap focus pada pekerjaan, dan terus berusaha untuk kembali ke situasi sebelumnya. — inc, sa