Masker sekarang wajib dipakai saat di luar rumah. Yang sehat, apalagi gejala sakit, wajib pakai masker.
Surabayastory.com – Gejala penyebaran virus covid-19 (penyakit corona) yang tak kunjung menurun, upaya yang lebih tegas terus dilakukan. Banyaknya masyarakat yang tak memahami betapa bahayanya virus ini. Ini bisa terlihat dengan masih banyaknya kerumunan, bergerombol di warung-warung, hingga bersikap masa bodoh dengan keadaan.
Virus ini sangat mematikan, dan belum ada obatnya. Setiap sore hari pemerintah pusat selalui memperbarui (update) data pasien terjangkit, meninggal, dan sembuh akibat virus ini. Setiap hari terus melonjak, mengikuti deret ukur.
Dari informasi yang dirilis WHO pada Februari 2020, vaksin virus covid-19 baru siap dalam 18 bulan lagi. Meskipun nanti setelah diujicoba dan berhasil, masih perlu waktu lagi untuk pendistribusian secara merata. Inilah yang membuat imbauan memakai masker itu penting. Ini juga karena social distancing maupun kerja dari rumah kemungkinan tak dapat diterapkan dalam jangka panjang karena dampaknya yang akan sangat besar terhadap perekonomian dunia.
Melihat gejala ini, Dinas Perhubungan Kota Surabaya, semakin giat melakukan gerakan untuk memotong mata rantai penyebaran virus ini. Salah satu upaya yang dilakukan alah mengubah imbauan menjadi tegas: harus atau wajib. Upaya sosialisasi tentang masalah ini sudah di lakukan di berbagai tempat, terminal-terminal, stasiun, bandara, dan lain-lain.
Upaya yang baru adalah penerapan protokol transportasi kesehatan dilakukan di 14 terminal yang ada di Kota Surabaya. Sopir dan penumpang angkutan kota wajib menggunakan masker. Tidak ada alas an, tidak ada kecuali. Yang tidak menggunakan masker dilarang naik angkot. Sementara saling menjaga jarak antar-penumpang tetap dijalankan.
Sebagai langkah yang lebih tegas minggu ini, Dishub Kota Surabaya akan memberikan sanksi kepada sopir yang ketahuan tidak menggunakan masker. Sanksi tersebut berupa larangan menjalankan angkot. Ini sebagai langkah tegas karena mereka sudah diberi masker tapi tidak dipakai.
Mengapa Harus Pakai Masker?
Banyak yang tak menyadari bila masker punya arti besar dalam penularan virus. Sebuah studi dari Komisi Tetap Penyakit Menular dan Ancaman Abad 21 di Amerika Serikat menyebutkan, mengapa mereka yang sehat pun perlu gunakan masker. Ini untuk mencegah penularan infeksi virus tersebut masuk ke tubuhnya. Dari studi terbaru yang dipublikasikan di Academy of Science Engineering Medicine itu menyebutkan bila virus corona bisa menular melalui percakapan dan pernapasan normal dengan orang yang terpapar. Kesimpulan studi dan menjawab pertanyaan resmi Gedung Putih itu secara tegas menyebut bahwa virus corona bisa menyebar hanya melalui percakapan dan pernapasan.
Masker diperlukan bagi setiap orang agar tidak saling menulari virus. Interaksi yang mungkin tak sadar dilakukan, tak sadar pula terjadi penularan secara langsung. Batuk dan bersin dapat membuat percikan liur (doplet) terlontar lebih jauh daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dan masker adalah pelindung diri yang efektif.
Kembali ke Surabaya. Penerapan protokol kesehatan ini akan terus dijalankan dan dievaluasi. Sosialisasi juga terus dilakukan di semua terminal, utamanya terminal antar-kota Terminal Purabaya, Terminal Intermoda Joyoboyo, dan Terminal Tambak Osowilangon. Sebagai pintu masuk kota Surabaya, tiga terminal ini menjadi perhatian utama. Di sini intens dilakukan pengecekan suhu, imbauan cuci tangan, pembagian masker. Juga dilakukan penempelan stiker (imbauan) di angkot-angkot.
Langkah lainnya adalah penyemprotan dengan disinfektan juga rutin dilakukan secara berkala. Di terminal, suhu tubuh sopir dan penumpang dicek secara ketat. Sudah dibagikan 9.745 botol hand sanitizer di angkutan umum, bus, hingga ojek online. Sebanyak 965 lembar masker juga telah dibagikan. Hingga hari ini sudah satu pekan protokol percepatan penanganan Covid-19 di sektor transportasi disosialisasikan.
Pemkot Surabaya mewaspadai kedatangan warga dari luar kota. Karena data yang ada menyebutkan, 99 persen penderita corona di Surabaya masuk lewat jalur luar kota/ luar negeri. Hingga saat ini belum ada data persebaran di area transportasi publik.
Dengan protocol baru yang lebih tegas seperti ini diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli. Membuat masyarakat lebih mengetahui bahaya corona sebagai penyakit menular yang mematikan. –sa