Di tiga lokasi yang berdekatan terjadi penyempitan jalan,
rawan terjadi kemacetan. Perlu diwaspadai.
Surabayastory.com – Pusat Kota Surabaya yang sibuk dengan arus lalu lintas yang padat, akan mendapat hambatan tambahan. Di tiga jalur utama kota terjadi pengurangan badan jalan karena adanya proyek pembangunan. Tiga lokasi yang terganggu arusnya adalah di Jl Basuki Rahmat, Jl Pemuda, serta belokan Jl Gubernur Suryo menuju Jl Yos Sudarso. Tiga jalur itu ada di jantung kota Surabaya.
Kota Surabaya yang terus giat membangun, memperbaiki kelengkapan infrastruktur kota, dalam minggu ini, entah sudah diprediksi atau belum, jalur-jalur utama kota terjadi penyumbatan secara bersamaan. Biasanya saja, ketika tidak ada pengurangan badan jalan, kemacetan sudah tak terhindarkan. Tingginya volume lalu lintas menjadi penyebut pertama. Selain itu, persimpangan atau dua jalur lalu masuk menjadi satu juga turut menjadi pendukung kepadatan.
Sudah satu minggu ini, arus lalu lintas di tiga lokasi di jalan-jalan utama Kota Surabaya yang terganggu. Karena itu warga kota pemakai jalan di tengah kota Surabaya perlu waspada. Jangan kaget juga ada apa hingga terjadi antrean. Di mana saja penyempitan jalan itu terjadi?
Jl Basuki Rahmat (Depan Hotel Bumi)
Jalan ini adalah jalan protokol di Surabaya. Jalan lurus dari pintu masuk utama Surabaya dari selatan. Selepas jalan Ahmad Yani, Jl Darmo, Jl Urip Sumoharjo, langsung ketemu Jl Basuki Rahmat. Sudah dipastikan, pergerakan kendaraan dari selatan Surabaya yang menuju utara sebagian besar melintasi jalan ini. Tinggal di Sidoarjo dan bekerja di Surabaya tengah atau utara, dipastikan akan lewat sini. Di jam berangkat kerja dan pulang kerja arus lalu lintas sangat deras. Beban jalur masuk ini bertambah berat dengan masuknya arus lalu lintas dari Jl Panglima Sudirman yang belok kanan masuk Jl Basuki Rahmat.
Di akhir pekan, volume lalu lintas yang masuk ke jalan ini juga sering melebihi batas untuk ke mall atau wisata kota. Kemacetan panjang tak terhindarkan.
Karena itu, adanya proyek pembangunan di Jl Basuki Rahmat akan menimbulkan hambatan baru. Proyek ini terletak persis di bawah jembatan penyeberangan Basuki Rahmat, menjelang pintu masuk Hotel Bumi Surabaya. Bila dari arah selatan, maka proyek itu ada di sisi kiri. Lebar jalan yang “termakan” hampir sepertiga bagian dengan panjang sekitar 10 meter. Tentu saja ini cukup signifikan mengurangi lebar jalan.
Sebagai pengaman, telah dipasang garis bahaya (kuning-hitam) dengan separator guard di ujung-ujungnya. Tanda pengamanan ini cukup jelas, namun akan lebih baik kalau sepanjang proyek yang digali itu dipasang separator guard secara berjajar. Karena jika hanya dengan pita plastik, rawan terjadi roda sepeda motor tergelincir ke sana.
Proyek ini adalah proyek pembuatan gorong-gorong dan persiapan pondasi untuk jembatan penyeberangan orang yang direvitalisasi. Jembatan penyeberangan ini akan memakai lift sebagai pengganti tangga, sebuah program pemerintah Kota Surabaya dan swasta.
Untuk mengantisipasinya, selepas tikungan Urip Sumoharjo, pilihlah lajur tengah atau merapat ke kanan. Belum ada komplain yang berarti dari pengguna jalan, namun para pengemudi harus lebih waspada dan sedikit bersabar ketika memasuki lajur ini.
Tikungan Balai pemuda
Hanya berjarak sekitar 500 meter dari penyempitan pertama, penyempitan jalan kembali terjadi ketika akan memasuki Jl Yos Sudarso dari arah Gubernur Suryo. Badan jalan di sekitar persimpangan Bundaran Air Mancur Pemuda ditutup sebagian. Jalan di tikungan Taman Air Mancur yang sebelumnya 10 meter menyempit menjadi 8,5 meter.
Efeknya, tentu saja akan terjadi kemacetan. Waktunya sama, di jam-jam sibuk seperti pagi saat berangkat kerja atau mengantar anak ke sekolah dan selepas pulang kerja. Penyempitan itu ditandai dengan pelebaran pagar proyek yang berwarna merah muda, dimulai dari komplek Balai Pemuda Jalan Gubernur Suryo (sisi kiri), hingga jalur mobil (sisi kiri) sebelum Balai Budaya.
Informasinya, telah melakukan simulasi arus lalu lintas untuk mengetahui dampak dari penyempitan badan jalan itu. Jalur yang sebelumnya bisa dilalui dua mobil dan satu motor, berkurang menjadi hanya tinggal dua mobil.
Penyempitan jalan ini adalah untuk kepentingan kelancaran pembangunan lanjutan dari revitalisasi Kompleks Balai Pemuda. Setelah pengerjaan ruang parkir, kini dilakukan perluasan basement Balai Pemuda. Di titik ini diperkirakan pengguna jalan harus bersabar lebih lama, karena penyempitan jalan itu diperkirakan terjadi hingga akhir Desember 2018.
Bagaimana untuk meresponnya, tentu saja harus sabar lebih banyak untuk antre. Untuk mempermudah gerak kendaraan, ketika memasuki Jl Gubernur Suryo, jika jalan yang dipilih nantinya adalah Jl Yos Sudarso, akan lebih baik selepas SMA Trimurti harus ambil jalur kiri. Tenang saja ikuti lajur yang bergerak merambat. Jika Anda zig-zag dengan asumsi mencari celah yang kosong, akan sangat kesulitan untuk menikung ke kiri di ujung jalan dekat Air Mancur Pemuda. Dan yang pasti, Anda harus lebih konsentrasi karena jarak dengan kendaraan sebelah pasti akan mepet.
Jl Pemuda (depan RRI)
Titik ketiga, juga relatif sangat dekat dengan titik penyempitan kedua. Hanya beda satu blok, sekitar 400 meter saja. Tepatnya di Jl Pemuda yang hendak belok ke jalan tembus Plaza Boulevard menuju jembatan WTC, depan RRI Surabaya.
Di lokasi ini memakan hampir sepertiga badan jalan. Apalagi penyempitan ini terjadi di kanan-kiri jalan Pemuda. Bisa dibayangkan, jika arus lalu lintas sedang deras-derasnya. Dalam kondisi normal saja, Jl Pemuda ini sudah sangat merambat. Efek tiga lajur jalan (dipisahkan dengan tiga traffic light) yang menyatu menjadi satu ke Jl Pemuda membuat jalan ini selalu padat merayap.
Untung alat transportasi online sudah banyak yang ditertibkan dari depan Surabaya Plaza, karena kalau tidak lalu lintas akan semakin amburadul. Jalan menyempit, volume lalu lintas padat, kendaraan online (mobil maupun sepeda motor) berhenti di tepi-tepi jalan. Lengkap sudah penyempitan jalan itu. Di kala pagi atau sore hari adalah waktu yang paling padat. Jika ini terjadi, ekor kemacetannya bisa sampai traffic light. Mengekor ke Jalan Gubeng, Jl Walikota Mustajab sisi timur, juga Jl Kusumabangsa.
Penyempitan jalan ini juga karena ada proyek pengerjaan peningkatan mutu jembatan penyeberangan orang di Jl Pemuda (depan RRI). Pemerintah Kota Surabaya memang sedang merevitalisasi jembatan penyeberangan agar lebih beradab dan memudahkan pemakai jalan. Jembatan penyeberangan baru ini akan dilengkapi lift, jadi tidak perlu lelah naik tangga.
Untuk keperluan itu dilakukan galian untuk saluran dan pondasi untuk perletakan lift dan kaki-kaki jembatan penyeberangan. Dengan kemudahan yang ditawarkan jembatan penyeberanganan diharapkan masyarakat tidak lagi sembarang menyeberang yang bisa menyebabkan kecelakaan dan kemacetan.
Solusi untuk penyempitan Jl Pemuda ini juga relatif sama, harus sabar mengantre dan tidak mengambil jalur terlalu ke kanan. Proyek-proyek yang menyebabkan penyempitan jalan ini perlu diawasi, terutama soal waktu pengerjaan serta tanda-tanda pengamannya. Karena kalau tidak, pengguna jalan akan kembali menjadi korban. –sa