Kompetisi yang terus berlangsung dalam kehidupan ini bisa menekan siapa saja. Tekanan yang tak terkendali bisa membuat kita terdesak, dan jatuh dalam kubangan depresi.
Surabayastory.com – Cerita tentang pengalaman dan kehidupan setiap orang, akan dipenuhi dengan drama dan tragedi. Kegembiraan dan kesedihan, Emosi dan tekanan, hingga terdesak pada sudut kecil bernama depresi. Tekanan hidup yang berlebihan, tak mampu dikontrol, bisa menjadi sebuah ancaman yang bernama depresi.
Hampir setiap orang punya potensi menjadi depresi. Setiap orang memiliki perubahan suasana hati yang tidak menyenangkan. Terkadang diawali dari emosi tingkat rendah lalu kembali ke normal, atau dari level tinggi turun ke normal. Namun demikian, yang paling memprihatinkan adalah orang yang keadaan jiwanya menyentuh dasar terbawah dan tetap berada di sana.
Ada beberapa sebab yang membuat seseorang bisa terjatuh pada kolam depresi. Tetapi paling tidak, ada tiga garis akhir yang perlu diwaspadai sebelum terjebak, terjatuh pada iklim depresi yang menyesakkan. Depresi bisa membuat Anda berada dalam tekanan besar dan sulit keluar. Untuk itu, inilah ‘signal garis akhir’ sebelum Anda benar-benar terjatuh pada depresi.
Menyalahkan Diri
(news-medical)
Jika Anda terus-menerus mengecam diri sendiri, membenci diri sendiri, berpikir bahwa Anda adalah manusia yang paling buruk, sangat dapat dipastikan Anda akan mengalami depresi. Pencarian mengenai hal apa yang membuat Anda menyalahkan diri sama sekali tidak akan membuat perubahan. Hal ini akan tetap berlangsung lama sampai Anda bisa mengabaikannya. Mungkin ini disebabkan karena tidak mendapat promosi, atau tidak memenangkan perlombaan, atau mungkin karena seseorang lupa untuk mengatakan ‘halo’ kepada Anda. Salahkan diri Anda, maka rasa depresi pun akan melanda diri. Anda akan menjadi cukup terganggu, bisa saja merasa ingin menangis, jadi pendiam dan suka murung, dan mungkin saja Anda merasa ingin terjun ke sungai terdekat.
Kalaupun tidak terlalu menyalahkan diri sendiri, Anda tetap akan merasa tidak nyaman dan menjadi lebih murung. Kondisi ini bukanlah sebuah hal yang serius, namun dapat merusak sebuah hiburan malam, mengacaukan pesta atau kunjungan, dan membuat lingkungan di sekitar Anda terasa suram.
Mengasihani Diri
(whatwillmatter)
Penyebab kedua Anda mengalami depresi adalah merasa kasihan pada diri sendiri. Meluapkan tangisan dengan minum bir ketika diperlakukan tidak adil, akan dengan segera membuat anda mengalami depresi. Memasang muka yang sedih hanya untuk mendapat simpati adalah gejala-gejala Anda terserang depresi. Berpikir bahwa dunia berhutang kehidupan kepada Anda dan ketika mendapati betapa hidup bisa menjadi sangat tidak adil, berarti Anda depresi.
Hal ini benar-benar membuat jutaan orang terheran-heran, tetapi sebaiknya mereka belajar memahami bahwa adalah gila dan tidak mungkin bila kita bersikeras agar seseorang memperlakukan kita dengan adil, bahwa kebaikan kita juga harus dibalas dengan kebaikan, dan bahwa dunia harus menjadi tempat yang lebih baik. Jika kita percaya omong-kosong ini, kitapun akan semakin merasa tertekan, sakit hati, dan marah ketika mengetahui bahwa sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan.
Untuk menghindari depresi, Anda harus belajar bahwa perlakuan tidak adil dan tidak menyenangkan sebagai balasan dari usaha Anda adalah merupakan sebuah kebiasaan dan bukan merupakan pengecualian. Semakin cepat sadar bahwa dunia akan selalu seperti itu, maka Anda akan semakin menjadi seseorang yang lebih sehat.
Rasa Kasihan Kepada Orang Lain
Seperti halnya Anda bisa merasa depresi karena membuat kaki sendiri patah, Anda juga bisa merasa depresi jika melihat ada seseorang yang membuat kaki mereka patah. Karena selalu ada penderitaan yang tiada hentinya di dunia ini, maka akan selalu ada kesempatan yang tiada habisnya untuk mengidentifikasikan masalah-masalah dari jutaan jiwa yang malang, belum lagi musibah yang menimpa keluarga terdekat. Dan memang, masalah-masalah dan sakit hati mereka adalah nyata dan kadang menyedihkan. Tetapi jika Anda merasa kasihan pada seorang anak kecil dengan tongkat penopang, pada seorang yang rumahnya terbakar, atau seorang ibu yang anaknya gugur dalam perang, Anda akan merasa depresi seperti ketika menyalahkan dan mengasihani diri sendiri. Semua gangguan depresi akan terlihat sama, dan dapat mengakibatkan penderitaan yang mendalam pada taraf tertentu, tanpa memandang jenis penyebabnya. Satu-satunya hal yang bisa dipastikan adalah bahwa Anda sedang mengalami penderitaan yang terburuk.
Nah, itulah tiga garis batas yang menjadi alasan mengapa seseorang secara emosional terkena depresi. Tiga hal di atas adalah musuh terburuk bagi diri sendiri sebelum terjebak dalam kubangan depresi.
Karena itulah, antisipasi adalah kata yang paling tepat untuk mencegah terjebak pada kata depresi. Dengan mengetahui batas dan penyebab yang bisa menyeret Anda menuju garis depresi, dengan sadar, Anda harus dengan cepat meninggalkannya. Tindakan dan percaya untuk mengubah diri Anda percayai untuk mencegah mengalami depresi di masa yang akan datang. Jadi bacalah, bagi anda sekalian yang merasa depresi. Anda tidak akan rugi apapun, justru akan memperoleh banyak keuntungan. –vee