Tak terelakkan lagi perubahan besar telah merasuki bumi. Surabaya mempersiapkan diri, berlari, mengejar ekonomi digital.
Surabayastory.com – Hadirnya teknologi digital dalam kehidupan manusia, atau yang kini lebih dikenal dengan Revolusi Industri 4.0, telah mengubah banyak sisi dalam kehidupan manusia. Perubahan memang sebuah keniscayaan, tak bisa dihindari tetapi terus dilakukan. Dengan teknologi, manusia ingin semuanya menjadi lebih mudah, praktis, dan efisien. Meski dari sana akan melahirkan banyak perubahan, pergeseran, pergantian, hingga kehilangan.
Dari teknologi digital itu melahirkan industri digital, yang secara perlahan membentuk sebuah kehidupan digital. Semua aspek kehidupan terhubung dengan dunia digital dan terhubung tanpa kabel. Saat ini memang belum semuanya digital meniadakan yang ada sebelumnya. Industri digital dan konvensional masih berjalanan beriringan.
Namun secara perlahan nantinya digital akan semakin menggerus jalur konvensional. Kondisi ini adalah wajar dalam setiap revolusi industri baru. Ketika ada bagian-bagian baru yang datang, maka ada bagian-bagian lain yang hilang. Karena itu, warga Surabaya harus mulai peduli dengan perubahan ini. Revolusi industri digital ini akan membawa spektrum baru di bidang karir pekerjaan, sebaliknya juga akan meruntuhkan kebutuhan kerja yang telah tergantikan.
Pola industri yang mengarah ke industri digital akan terus berubah dan berkembang. Teknologi terus bergerak maju hampir secepat kedipan mata. Lowongan pekerjaan juga terus berubah, dan warga Surabaya harus cepat menyesuaikan diri. Ketika pekerjaan kasir, penjaga pintu parkir, dan penjaga toko akan hilang, datang lowongan pekerjaan baru yang namanya desainer web, content writer, buzzer, social media manager, algoritma expert, analis media online, dan lain sebagainya.
Indonesia harus segera menyiapkan edukasi kepada masyarakat, terutama generasi mudanya agar siap menghadapi kondisi ini. Ia menyarankan, agar kurikulum di kampus utamanya kampus Ekonomi, Hukum, dan Fisip, mulai mengarah ke edukasi ekonomi digital.
Ada beberapa langkah yang patut dipersiapkan agar warga Surabaya bisa berjalan beriringan dengan perubahan zaman. Yang paling pasti adalah mendekatkan dengan iklim digital dalam kegiatan sehari-hari. Untuk ini sepertinya bukan hal yang berat karena di Surabaya rata-rata tiap orang sudah memegang smartphone dan terhubung dalam jaringan. Yang menjadi pekerjaan rumah adalah bagaimana membuat smartphone tersebut menjadi lebih berarti. Bagaimana mensinergikan antara pergerakan harian yang manual menjadi dalam jaringan dan industri digital.
Perubahan-perubahan juga terjadi dalam lintasan ekonomi. Jual-beli tak lagi seseorang harus dating ke sebuah toko, antre, memilih, lalu membayar dengan uang segepok. Pulangnya juga masih ribet dengan bawaan barang. Denga teknologi digital semuanya telah berubah. Belanja bisa dilakukan lewat pemesanan melalui smartphone dan barang belanjaan akan sampai di depan rumah. Bayarnya juga sudah tak lagi pakai uang kertas, tetapi transfer lewat virtual. Secara nominal uangnya ada, tetapi secara intrinsik (fisik) uangnya tidak ada.
Persiapan Ekonomi Kerakyatan
Era yang datang dengan perubahan yang pasti ini, mau tidak mau, harus dihadapi dengan persiapan dan perjuangan. Warga Surabaya harus berpacu dengan kecepatan tinggi dan menjadi pelaku bisnis digital untuk memenangkan sebagian besar perputaran uang di Kota Surabaya yang jumlahnya diperkirakan Rp 20 triliun perhari. Jika diam saja, hanya menjadi penonton, akan ketinggalan kereta. Rezeki dunia digital itu akan diserap oleh orang-orang yang cepat dan kreatif.
Wali kota Surabaya selalu menggelorakan semangat Usaha kecil menengan (UKM) Surabaya untuk lebih giat dan mengikuti perkembangan industri digital. Warga Surabaya harus segera sadar untuk menangkap peluang dengan berwirausaha dengan mengikuti perubahan zaman. Warga Surabaya harus mandiri dan berdaya di tanahnya sendiri. Bukan hanya jadi penonton dan konsumen, sedangkan produsen dan pemain bisnisnya dari wilayah lain.
Untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan ini, di Surabaya membuat program yang bernama Pahlawan Ekonomi sejak tahun 2010. Jumlahnya naik signifikan dari tahun ke tahun. Patah satu, hilang berganti. Ada yang tutup lahir usaha-usaha baru. Saat ini lebih dari 5.000 UKM Surabaya yang masih berdaya.
Persiapan untuk mengejar ekonomi digital juga mulai digulirkan tahun 2016-2017. Ribuan Pahlawan Ekonomi ini mulai bertransformasi dalam mengelola bisnisnya dari industri offline menuju online dalam strategi pemasaran maupun sistem pengiriman barang. Peran Pemerintah Kota Surabaya untuk menumbuhkan iklim digital ekonomi sangat besar dan dirasakan langsung manfaatnya oleh para pelaku bisnis.
Dengan digital ekonomi, pemasaran menjadi lebih jauh jangkauannya. Waktu untuk bertransaksi juga tak lagi dibatasi oleh jam kerja atau jam buka-tutup toko. Kehadiran sub penjualan seperti agen dan reseller dalam digital marketing juga turut mendongkrak omzet.
Membangun Ekosistem Digital Surabaya
Dengan iklim digital ekonomi yang terbentuk ditambah dengan kepedulian para UKM Surabaya untuk bergerak mengikuti zaman, secara alamiah akan lahir kelompok-kelompok dengan tujuan yang sama. Kelompok ini kemudian secara natural membentuk ekosistem digital ekonomi. Secara perlahan ekosistem digital ekonomi di Surabaya terbentuk secara masif. Dalam lima tahun perjalanannya, telah menumbuhkan kolaborasi antar industri kreatif. Mendongkrak dengan ekonomi digital. Dengan ekosistem bisnis yang kondusif telah melahirkan usaha-usaha baru rintisan (startup) yang nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga Surabaya lainnya. Anak-anak muda Surabaya juga antusias untuk berwirausaha.
Kolam ekosestem adalah bagian penting dalam digital ekonomi. Kolaborasi akan melahirkan ide-ide baru serta usaha-usaha baru. Untuk mendorong lebih kencang lagi, Pemerintah Kota Surabaya juga membangun jaringan dengan Google dan Facebook untuk memberi pelatihan. Media sosial yang berkembang mengisi semua lini kehidupan manusia Indonesia (juga dunia) juga diasah sebagai jalur marketing dan penjualan.
Langkah lain yang dilakukan Surabaya untuk memenangkan persaingan ekonomi digital ini adalah dengan membuka pusat pengembangan dan laboratorium ekonomi kreatif yang bertempat di Gedung Siola. Dalam laboratorium ini dikembangkan beberapa gerakan ekonomi digital, mulai persiapan, membangun ekosistem, mengembangkan platform, hingga saling kolaborasi antar pelaku industri kreatif digital. Fasilitas ini sangat disukai dan warga Surabaya (terutama kaum muda) semakin tertantang untuk menciptakan hal-hal baru yang kreatif di dunia digital. –sa