ADVERTISEMENT
Minggu, Mei 25, 2025
Surabayastory.com
No Result
View All Result
  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
    • SKETSA KOTA
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA
  • Login
  • Register
  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
    • SKETSA KOTA
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA
No Result
View All Result
Surabayastory.com
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Ketika Jipang dan Sarmiler Menyerbu Surabaya

by surabayastory
15 November 2018
in Sketsa Kota
Reading Time: 3 mins read
0
A A
Penjual jipang di ujung Jl Embong Ploso Surabaya

Penjual jipang di ujung Jl Embong Ploso Surabaya

Ada yang menarik jika kita perhatikan di ujung-ujung keramaian, di perempatan jalan, atau di depan pintu masuk minimarket. Di sana kita lihat bapak-ibu sepuh yang duduk bersimpuh dengan mimik yang nelangsa. Siapa mereka?

 

Penjual jipang di ujung Jl Embong Ploso Surabaya

 

ArtikelTerkait

19 – 24 Agustus 2024, Gebyar UMKM dan Live Music di Surabaya Expo Center

Hari ini Surabaya Cerah Berawan. Potensi Hujan Ringan

“Awasi Boyo” Pengawas dan Teman Baru Koperasi Surabaya

Surabayastory.com –Mereka adalah para penjual jipang dan sarmiler. Datang jauh-jauh dari desa untuk mengadu nasib dengan pikulan. Para penjual jipang ini tampak sangat militan. Dengan semangat tak kunjung padam mereka terus menawarkan dagangannya kepada siapa saja yang melintasinya. Wajah yang sendu dan tatapan yang sayu nyaris terlihat sama setiap harinya.

Dari tengah kota Surabaya, dan kini mulai melebar ke pinggir kota. Masuk ke pusat-pusat keramaian di jalanan, duduk dan menunggu pembeli. Wilayah Surabaya Timur dan Selatan yang banyak dituju. Mungkin ini untuk sementara, ketika gelombang pedagang baru datang, sangat ,mungkin akan merambah ke Barat, Selatan hingga kota-kota lain sekitar Surabaya.

Masih ingat jipang? Jipang mengingatkan kita pada camilan masa kecil yang terbuat dari beras ketan. Jipang memang cemilan tradisional. Dulu banyak dijumpai pada Hari Raya, terutama di perkampungan atau rumah-rumah kelas rakyat. Meskipun demikian banyak orang yang masih kangen dengan jajanan ndeso ini. Rasanya gurih, manis, dan sedikit lengket karena berbalut gula karamel.

Penganan ringan dan sangat ringan ini juga banyak dijual di warung-warung, pasar tradisonal, atau di depan pintu pagar sekolah-sekolah SD. Untuk di Surabaya, lagi-lagi dulu, berasal dari pabrik di Lamongan dan Pasuruan. Namun kini yang dijajakan, jika menilik labelnya, rata-rata buatan pabrik Tulungagung atau Trenggalek.

Teman “seperjuangan” jipang adalah berondong manis. Jipang termasuk jajanan ndeso dan jadul yang bikin kangen. Rasanya manis, legit dan lengket karena berondong jagung atau beras dicampur gula merah. Camilan ini banyak disukai adalah rasanya yang unik berupa campuran manis dan lengket saat dinikmati. Bentuknya seperti bongkahan-bongkahan putih kecoklatan. Cara membuatnya adalah dengan memanaskan biji jagung hingga merekah, lalu dimasak bersama gula merah hingga tercampur rata. Setelah adonan jipang dibiarkan mengeras lalu dipotong persegi. Jipang enak dinikmati bersama teh hangat atau kopi.

Ada cerita jika jipang sudah dibuat sejak zaman nenek moyang. Bedanya, dulu jipang kacang dibungkus menggunakan daun kering, sekarang menggunakan plastik.

Produk lain yang juga dijual adalah kerupuk sarmiler. Ini adalah keripik dari singkong. Bahannya sederhana singkong yang ditumbuk, garam, bawang putih, daun bawang, dan sedikit cabai. Rasanya gurih, renyah, dan sedikit pedas.

Makanan ini juga termasuk langka di perkotaan. Jadi ketika hadir kembali, pembeli selalu ada. Karena nostalgia, atau sekadar ingin mencoba.

 

Dari Blora ke Surabaya

Penjual krupuk sarmiler di teras minimarket di Jl Pucang Surabaya

Jika ditelusuri lebih jauh, para penjual jipang dan sarmiler ini ternyata rata-rata berasal dari Blora, sebuah kota di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Nama Blora di sisi lain dikenal karena karya-karya Pramodya Ananta Toer. Di antaranya dalam Cerita dari Blora dan Arus Balik.

Tentang Blora lainnya adalah dikenal dengan makanan tradisional yang khas seperti Sate Blora, Soto Kletuk, ataupun tahu gunting yang nuansanya berbeda.

Mengapa para penjual ii menyerbu Surabaya? Alasannya klasik: tidak ada pekerjaan lagi. Mereka biasanya bekerja sebagai tani atau buruh tani. Tetapi sekarang lahan pertanian semakin terbatas dan sektor pertanian tak lagi menjanjikan kehidupan yang layak. Selain itu usia juga tak muda membuat sulit bias bekerja di sektor industry. Satu-satunya jalan yang paling gampang adalah menjadi pedagang.

Jipang memang bukan berasal dari Blora. Beberapa pabriknya ada di Tulungagung atau Trenggalek. Pabrik-pabrik ini punya distributor atau agen di Blora. Lewat agen-agen inilah para penjual Jipang dari Blora ini mengambil barang lalu menjualnya ke Surabaya.

Angkutan yang lebih banyak dipakai adalah dengan menumpang kereta api. Dari stasiun kemudian berjalan menyebar ke segala penjuru Surabaya. Mereka membawa dua pak besar yang dibungkus plastic dan dibawa dengan pikulan.. Juga buntelan tas plastik berisi baju ganti dan sarung. Mereka tidur di mana saja, dan kebanyakan menumpang di masjid atau langgar-langgar kecil.

Para penjual jipang ini bisa membawa 140 pak, dengan masing-masing pak berisi 10 kemasan kecil. Harga satu pak adalah Rp 10.000. Sementara sarmiler sebanyak 1.500 biji. Dalam menjualnya dikemas dalam platik-plastik kecil berisi 15 biji, dijual dengan Rp 10.000/ bungkus kecil.

Mereka akan kembali ke Blora ketika barang dagangannya habis, sekitar 3-5 hari. Setelah itu mereka istirahat dua hari di rumah, lalu kembali lagi ke Surabaya untuk berdagang. Berapa pendapatan mereka, bisa dihitung sendiri. Cukup lumayan untuk pendapatan kota dengan hidup di desa.

Dengan pendapatan yang lebih dari cukup ini, penampilan menjadi tidak penting. Mereka membawa kisah suksesnya ini ke desanya. Dari cerita sukses yang menghampiri desa mereka dari penjual-penjual jipang sebelumnya, kemudian berduyun-duyun para penjual baru datang ke Surabaya. Mereka mengisi ujung-ujung keramaian, di perempatan jalan, atau di depan pintu masuk minimarket.

Jipang, berondong manis, dan sarmiler telah menyerbu Surabaya. –sa

 

Bagikan tulisan ini:
Tags: berondongbipangbloraJipangmakanan kecilsarmiler
Previous Post

Mengajak Warga Surabaya Membuka Toko Online

Next Post

Tantangan Wisata Urban di Utara Surabaya

Artikel Terkait

Surabaya Expo Center akan menjadi destinasi wisata baru kota Surabaya sekaligus memberi ruang untuk UMKM serta lahan konser yang terbuka. (bangga surabaya)
Headline

19 – 24 Agustus 2024, Gebyar UMKM dan Live Music di Surabaya Expo Center

9 bulan ago
Cuaca dan suhu udara kota Surabaya hari ini cerah, berawan, dan berpotensi hujan di beberapa tempat. (BMKG)
Sketsa Kota

Hari ini Surabaya Cerah Berawan. Potensi Hujan Ringan

9 bulan ago
Prosesi peluncuran aplikasi "Awasi Boyo" di Balai Kota Surabaya. (kominfo pemprov)
Sketsa Kota

“Awasi Boyo” Pengawas dan Teman Baru Koperasi Surabaya

10 bulan ago
Fantasi menjadi kajian psikoanalisis penting meski oleh Sigmund Freud ditemukan dengan cara yang tak sadar. (rafy-a.com)
Headline

Kajian Psikoanalisis tentang Fantasi dan Fungsinya

4 tahun ago
Jalaluddin Rumi mengekspresikannya tulisannya dalam bahasa cinta yang syarat makna. Sajak, puisi, syair, dengan pendekatan cinta dan humanisme. (surabayastory.com)
Headline

Pengantar Singkat Karya dan Perjalanan Spiritual Jalaluddin Rumi

4 tahun ago
Warna merah selalu mencuri perhatian. Psikologi merah sangat kuat. (qz)
Headline

Makna Warna Merah di Bulan Februari

4 tahun ago
Next Post
Rumah abu Han di Jl Karet yang sedang direvitalisasi. (sa)

Tantangan Wisata Urban di Utara Surabaya

Rahasia Tips Cantik di Daerah Tropik

Proses Kreatif dan Gaya Sederhana Ernest Hemingway

Comments 2

  1. https://www.codeofdestiny.art says:
    2 bulan ago

    Hi! Do you know if they make any plugins to assist with SEO?
    I’m trying to get my blog to rank for some targeted keywords but I’m
    not seeing very good results. If you know of any please share.
    Thank you! I saw similar art here: Code of destiny

    Balas
  2. Laurel says:
    2 bulan ago

    I am really inspired with your writing skills as neatly as with the structure to your blog. Is this a paid subject or did you customize it your self? Anyway keep up the excellent high quality writing, it’s uncommon to look a great blog like this one nowadays. I like surabayastory.com ! My is: Stan Store

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Inilah Sistem Pencernaan Manusia yang Hebat  (info visual)

    Mengenal Sistem Pencernaan Manusia yang Hebat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sampah Kulit Kerang di Kenjeran Surabaya yang Tak Terselesaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cara Belajar Membaca Not Angka dan Tangga Nada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jamu Jawa, Tradisi Penyembuhan Nenek Moyang Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Warna Merah di Bulan Februari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Kurs

Kurs USD: Ming, 25 Mei.

RajaBackLink.com
">
Surabayastory.com

© 2024 Surabaya Story - Let's Make Story, Let's Make History

KATEGORI

  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HEADLINE
  • SURABAYA TODAY
    • SKETSA KOTA
  • CERITA KITA
  • RANA
  • FIKSI & PUISI
  • INSPIRASI PAGI
  • JEJAK
  • JENAKA
  • JELAJAH
  • LENSA
  • Login
  • Sign Up

© 2024 Surabaya Story - Let's Make Story, Let's Make History

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist