Kota tua selalu menarik. Di berbagai kota di Indonesia (juga di dunia), kota tua menghadirkan lanskap penuh eksotika. Surabaya ingin menyulap kota tua jadi wisata urban. Ini tantangan besar.
Surabayastory.com – Kota Surabaya sedang getol membangun destinasi-destinasi baru wisata kota. Setelah taman, wisata air, kebun raya mangrove, kawasan wisata Kenjeran, kini sedang menggagas wisata urban. Apa itu? Wisata di kawasan perkotaan (urban tourism). Kawasan yang akan disasar adalah wilayah kota tua di Surabaya Utara. Di sini akan ditampilkan kembali lanskap masa lalu dengan keindahan arsitektur bangunan-bangunan kota tua, serta struktur kota di masa lalu. Kawasan dengan perpaduan budaya Jawa (Melayu), Arab, China, juga kolonial Belanda. Revitalisasi pun mulai dilakukan.
Di mana pun kota di dunia, yang memiliki sejarah panjang, pasti akan memiliki kota tua. Kota tua adalah struktur kota yang dibangun lebih dulu sebelum kemudian kota berkembang ke wilayah yang lebih luas dengan struktur kawasan, gaya bangunan, hingga ornamen yang baru. Kota-kota tua di dunia biasanya dibangun tahun 1800-an hingga sebelum 1940.
Di Indonesia, tahun 1880-1910 dipandang sebagai puncak-puncaknya keindahan bangunan serta arsitektur kota yang dihadirkan. Di era ini, tampak sekali kemegahan, keangguan, kekokohan, sekaligus kerumitan desainnya. Setiap bangunan hadir dengan gaya yang berbeda namun masih menyatu dengan lanskap di sekitarnya. Detil-detil yang dihadirkan luar biasa, sejak dari fasad hingga interior di dalamnya.
Menikmati keindahan kota tua pasti sangat menyenangkan. Saat ini, Jakarta dan Semarang sudah berhasil menyulap kota tua yang mati, kumuh, dan rawan ketika malam menjadi tempat jalan-jalan yang megah.
Di Surabaya, dengan tajuk wisata urban, keindahan kota tua akan kembali dibangkitkan. Jika terwujud, betapa indahnya Surabaya Utara. Kita bisa menikmati beragam keindahan dan kemegahan bangunan-bangunan tua dari masa lampau. Surabaya termasuk kota tua di Indonesia yang kaya akan sejarah dan peninggalan-peninggalannya.
Potensi wisata kota tua di Surabaya sebenarnya sangat luar biasa. Sangat disayangkan kalau selama ini terbengkalai. Bagi para pecinta foto, banyak spot menarik di sini yang telah ditandai, seperti Jl Veteran, Jl Gula, Jl Panggung, Jl Kalimati, Jl Karet, dan sekitarnya.
Sisa-sisa keindahan kota tua Surabaya masih bisa kita lihat dengan jelas. Inilah yang kemudian akan direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Dikembalikan ke bentuk aslinya, dibersihkan, ditata, dan diberikan akses untuk jalan-jalan para wisatawan.
Rencananya ada 117 bangunan cagar budaya yang akan direvitalisasi. Lokasinya ada di sekitar Jl Karet, Jl Veteran, Jl Kalimalang, Jl Gundih, dan Jl Kalimati. Upaya ini akan dilakukan untuk semua bangunan yang masih mampu diselamatkan. Tidak hanya bangunan tua yang sudah tak terawat, juga bangunan yang masih dihuni sebagai rumah atau kantor juga akan diselaraskan.
Di kawasan ini sebenarnya sangat indah akan kekayaan arsitektur dan ornamen bangunannya. Memang ada beberapa bangunan yang berubah tapi sebetulnya ada juga masih asli dan bisa dipertahankan. Salah satunya ikon yang kuat adalah Rumah Abu Han. Di sini akan menjadi titik mula revitalisasi itu dilakukan. Program ini sebenarnya sudah ada dalam rancangan tahun 2012-2013, tapi belum bisa terealisasi karena banyak hambatan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, gayung bersambut. Warga sekitar juga menginginkan revitalisasi seperti ini dilakukan. Karena itu Pemerintah Kota Surabaya langsung melangkah dengan pasti. Yang paling awal dilakukan adalah pengecatan atau penataan warna. Beberapa bangunan yang telah dicat adalah bangunan Rumah Abu Han di Jl Karet 72; rumah di Jl Panggung 19, rumah belakang ruko di Jl Karet 63 (bantaran Sungai Kalimas) dan Toko Yanmar bekas rumah Kadin di Jl Kembang Jepun.
Surabaya Utara akan mulai dihidupkan dari Jl Karet yang kemudian terkoneksi dengan kampung Arab dan kampung China. Agar suasana jalan-jalannya lebih syahdu, jalan aspal akan diganti dengan batu alam seperti kota-kota tua di Eropa. Bangunan yang ditata pewarnaannya akan ditunjang dengan permainan lampu. Di sini juga bisa dilakukan kegiatan-kegiatan seni-budaya. Dari sini kemudian akan dikembangkan lagi menyambung hingga kawasan Sentra Ikan Bulak, Jembatan Suroboyo, kereta gantung serta lapangan tembak bertaraf internasional di Tambak Wedi.
Setelah direvitalisasi, rencananya telah dipersiapkan beberapa program untuk menata dan mempromosikan menjadi destinasi wisata heritage dan wisata belanja. Sasarannya bukan hanya warga kota Surabaya saja, namun bisa meluas hingga warga luar kota, luar pulau hingga ibu kota.
Revitalisasi destinasi wisata kota tua Surabaya dijadwalkan rampung pada awal 2019.
Hal terpenting dari program revitalisasi kawasan Surabaya Utara ini, selain memberikan destinasi wisata baru, juga bisa meningkatkan pendapatan di Surabaya Utara. Dengan semakin banyak orang yang datang, semakin banyak orang belanja, sehingga perekonomian di Surabaya juga turut meningkat.
Tantangan Revitalisasi
Untuk mencapai tujuan ini, tentu saja tantangannya begitu besar. Yang paling utama adalah pendataan awal bangunan, keadaan, serta pemilik resminya adalah tidak mudah. Kita bisa lihat, di sana banyak yang sudah terlihat tak terawat, lapuk dimakan usia. Selain itu, banyak diantaranya yang sudah dilakukan pembongkaran atau penambahan massa bangunan tanpa memperhatikan sudut arsitekturnya, Bentuknya jadi berantakan. Malah tidak sedikit bagian dalamnya yang sudah hancur dan berubah menjadi gudang.
Tantangan kedua adalah banyak bangunan yang telah berubah fungsi. Karena di sana kawasan perdagangan, maka banyak beropersi sebagai toko. Akibatnya bangunan menjadi tambal sulam. Belum lagi banyaknya perusahaan ekspedisi yang beroperasi di sana, membuat bangunan-bangunan yang di masa lalu sangat cantik dan masyur, berubah jadi rontok dan kumuh.
Tembok luar bangunan banyak yang telah terkelupas hingga ditumbuhi tanaman liar di atas bangunan. Akar-akarnya mencengkeram, merusak tembok bangunan. Jika turun hujan, bangunan itu akan makin menderita dengan air yang tercurah deras ke dalam karena atau sudah bocor merongga. Kayu-kayu bangunan yang terbuat dari jati atau kayu pilihan lainnya sudah mulai dimakan usia dan keropos akibat terendam air pada setiap turun hujan.
Dari penelusuran yang dilakukan, banyak yang tidak diketahui pemilik resminya. Kalau pun ada anak keturunannya sudah tak lagi tinggal di sana atau tak bisa dihubungi lagi. Dengan tak diketahui pemilik resminya, dan tanpa izin, sangat tidak nyaman kalau harus masuk untuk membenahi bangunannya.
Ini memang pekerjaan besar dan harus berjalan secara berkesinambungan. Pendekatan sosial yang lama perlu dilakukan pada bangunan yang tidak terurus dan ada penghuni-penghuni baru yang liar dan tak semestinya.
Belajar dari Semarang
Untuk kasus ini, Surabaya mungkin bisa belajar dari bagaimana Semarang menghidupkan kembali kota tuanya. Semarang juga butuh penanganan yang lebih untuk memoles kota lama menjadi aktif kembali. Dengan komitmen yang besar dari semua stakeholder plus ketegasan untuk menegakkan aturan, membuat langkah revitalisasi kota tua Semarang bisa berjalan. Tak bisa satu-dua tahun memang, namun dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Hasilnya, saat ini siapapun bisa menikmati kota tua Semarang yang cantik dan eksotis.
Kota lama adalah potongan sejarah yang tak bisa dipisahkan dengan kota zaman kini. Kota lama menghadirkan kemegahan, kehangatan, dan keunikan tersendiri. Sebuah gradasi yang akan menarik bila dua generasi bisa disatukan dalam sebuah garis waktu yang tak terpotong. –sa