
Ini makanan ringan yang sangat ringan. Timbang saja beratnya. Apalagi ketika menggigitnya, benar-benar tanpa beban. Lekker memang menarik, bisa dimakan kapan saja, dalam suasana apa saja. Lekker sangat dekat dengan kehidupan kita. Sejak dari kecil, ketika masih TK atau SD berpuluh tahun lalu, hingga saat ini lekker tetap dicari. Sepertinya, tidak ada yang menolak jika ditawari lekker yang renyah. Namanya legenda, terus ada yang mencari.
Lekker memang sudah menjadi bagian dari jalanan. Lekker kampung sepertinya sudah menjadi makanan khas kota Surabaya. Lekker kampong berbentuk tipis kering dan dijual dengan harga sangat murah, cuma Rp 1000 per biji.
Makanan ringan ataupun makanan jalanan (street food) banyak ada di Indonesia. Karena itu, pedagang kaki lima (PKL) tumbuh subur di negeri ini. Mereka adalah bagian dari UMKM yang menjadi penopang utama ketika didera krisis keuangan. Lekker juga menjadi bagian dari sana. Lebih banyak ada di jalanan daripada ruang ber-AC. Kalau pun ada yang tampil di tempat mewah, itu adalah jenis yang lain, bukan lekker kampung yang kita bahas kali ini.
Lekker kampung termasuk jajanan tradisional. Rasanya gurih, manis dan renyah. Terdiri dari bagian kulit yang tipis dan renyah, serta isi di bagian tengah yang terdapat potongan pisang raja disertai gula putih dan coklat meises. Begitu tipis kulitnya hingga kadang sudah rontok sebelum sampai bibir.
Kulit kue pisang tipis ini bahan dasar tepung terigu, telur, susu, air dan pengembang kue. Adonan kemudian diolah hingga bias mengembang dan disajikan encer sehingga bisa menyebar ketika dituang ke penggorengan kecil. Lekker berbentuk lingkaran sesuai dengan bentuk cetakan pemanggangnya, kemudian dilipat menjadi setengah lingkaran.
Kue lekker saat ini bisa ditemukan dengan mudah di beberapa tempat di Surabaya. Yang paling utama adalah di dekat pintu kampus-kampus di beberapa universitas. Selain itu di beberapa jalanan utama yang cukup ramai juga mudah ditemui. Kualitasnya tentu saja berbeda meski tak jauh-jauh amat. Kunci kenikmatannya tetap pada renyahnya kulit lekker dan pilihan pisangnya. Yang cukup dikenal enak ada di pojok Jl Pacar dan Jl Wijaya Kusuma, di Klampis depan SPBU, di daerah Keputih dekat pintu keluar kampus ITS, di Rungkut Menanggal seberang Yakaya, dekat sekolah Petra Manyar, di daerah Darmo Permai dekat Pasar Modern, di ujung Jl HR Mohammad, daerah Pengampon, dan sebagainya.
Secara umum kue lekker kampung mirip dengan kue crepes. Crepes mungkin lebih tampil kekinian. Maksudnya lebih beraneka bentuk dan rasa, serta menarik untuk difoto, mengikuti selera kaum milenial yang lebih mengutamakan gaya dibanding esensi. Lekker alias crepes kini menjadi satu jajanan hits yang banyak digemari kaum muda Indonesia. Jajanan tradisional ini diolah secara inovatif dengan berbagai macam topping aneka rasa. Bukan hanya berisi pisang, coklat, atau keju, saat ini punya pilihan isi ikan tuna, sosis, jamur, abon, keju, daging asap, telur, kornet, keju mozarella, jagung manis, dan masih banyak lagi. Ruang makannya juga sudah berbeda. Penyajiannya juga sangat menarik (untuk difoto).
Namun bagi para pemburu kenangan dan rasa otentik, lekker kampung tetap jadi pilihan utama. Rasa manis legit dan tekstur yang renyah dan lembut, lebih “menggigit” dan menjadi sugesti di dalam hati dan kepala.
Membuat kue leker memang gampang-gampang susah. Perlu latihan bagi pemula. Kunci utama ada pada kualitas adonan, sehingga didapatkan lekker yang renyah dan krispy.

Romantika Masa Kecil
Mari kita akan mengingat romantika masa kecil sejanak, ketika masa kanak-kanak. Ya, saat dulu. Coba kita bayangkan saat jajan di sekolah. Bukan di sekolah eksklusif seperti yang ada saat ini. Sekolah-sekolah dulu (negeri maupun swasta) sangat egaliter, terbuka, dan punya banyak cerita. Story yang akan terus terkenang hingga mungkin kita meninggalkan dunia ini. Coba diingat, kita akan sangat senang bila bisa menikmati jajanan di kantin atau dari para penjual di balik pagar sekolah. Lekker ada di sana, di samping kue rangin, agar-agar kampung, gulali, dan mie remes yang dibungkus plastik bening. Kita akan membeli lekker satu atau dua biji mungkin masih dengan harga Rp 5 atau yang lebih muda bisa Rp 25. Lekker dibungus dengan kertas.
Selain di luar pagar sekolah, lekker juga ada di ujung-ujung jalan gang kampung/ perumahan, bahkan di depan pasar tradisional. Dari dulu sampai saat ini, rasa, aroma, hingga kesan yang ditinggalkan setelah mengunyahnya tetap sama. Inilah yang membuat kerinduan itu datang lagi dan mengobatinya.
Kita bisa melihat dari kejauhan gerobak penjual lekker yang khas dengan warna mencolok. Sebenarnya kurang lebih sama dengan yang ada saat ini, namun bila dulu didorong sekarang sudah memadukannya dengan sepeda yang dikayuh.
Pengaruh Belanda

Kue lekker yang kita kenal sekarang, datangnya dari mana? Mari kita simak perlahan asal-usul penganan legit-renyah ini. Lekker adalah camilan asli Indonesia. Sangat populer di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jakarta. Konon, lekker ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Karena enak, ketika membeli dan memakan camilan ini orang Belanda masa itu sering mengatakan “lekker” yang dalam bahasa Belanda berarti sangat enak. Karena itulah kemudian orang-orang menyebut kue ini dengan nama “kue lekker”. Jadi penamaan makanan ini mendapat pengaruh dari orang-orang Belanda.
Melihat kenyataan ini berarti lekker sejak dulu sudah enak dan digemari. Bentuk dan isiannya juga sama: pisang, gula pasir, dan coklat. Lekker yang penuh kenangan dan kenikmatan sepertinya bakal lama akan bertahan sebagai makanan yang dirindukan. –sa
amiiiiiin.mudah mudahan di kasih laris manis.yang jual kue leker.
amin…
I like what you guys are up also. Such intelligent work and reporting! Carry on the superb works guys I’ve incorporated you guys to my blogroll. I think it will improve the value of my web site :).