Sarapan bubur Madura di kota Surabaya adalah sebuah kenikmatan sendiri. Menjadi pilihan dari rutinitas sarapan yang itu-itu saja. Tak terlalu berat, tapi cukup memberikan tenaga.
Surabayastory.com – Bagaimana rasanya jika kita sarapan bubur yang tak hanya gurih, tetapi juga manis dan legit. Ini adalah sebuah pilihan. Di kota besar seperti Surabaya, kita memang bisa mempunyai banyak pilihan. Bubur Madura adalah sebuah pilihan yang patut dicoba saat membuka hari.
Hakikat bubur sebenarnya adalah sesuatu yang mudah dimakan, tidak mengenyangkan, tapi cukup memberi tenaga. Bubur juga sumber karbohidrat alternatif yang ramah di lidah masyarakat Indonesia. Bubur tersedia dalam dua jenis, yaitu manis dan asin. Untuk bubur asin kita mengenal bubur ayam yang sudah lama jadi menu sarapan favorit. Sedangkan bubur manis ada banyak pilihan. Bubur manis biasaya ada di setiap daerah di Indonesia, karena sudah menjadi bagian dari tradisi dan perayaan di daerah tersebut. Kita sebut saja ada bubur sumsum yang gurih dan manis karena ada gula aren cair, bubur gendul, bubur mutiara, bubur ketan hitam, dan lain-lain. Rata-rata disajikan dengan santan yang kental (sari kelapa yang direbus).
Sebagai masyarakat dengan kebudayaan agraris, bubur sudah menjadi makanan nusantara yang sudah dikenal sejak dulu kala. Bahan-bahan utama yang tersedia seperti beras dan tepung banyak dihasilkan dari tanah Indonesia. Dari beras dan beraneka jenis tepung yang ada di seluruh wilayah nusantara kemudian memunculkan berbagai jenis bubur di seluruh nusantara dengan cita rasa dan ciri khas di masing-masing daerah. Dari nusantara kita mengenal bubur sumsum, bubur sagu, bubur ketan hitam, bubur candil, bubur baro-baro, bubur suji ayu, bubur cacah talas, bubur jali-jali, bubur ase, bubur kanji rumbi, bubur kacang hijau, bubur manggul, bubur mutiara, bubur Manado, dan bubur Madura
*****
Sebelum tahun 2000, bubur yang disajikan di jalanan Surabaya hampir tak ada. Jikalau pun ada, jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Selepas tahun 2000, masuknya para pedagang dari Bandung dan kota-kota sekitarnya membuat semakin banyak bubur ayam yang disajikan di rombong-rombong atau PKL tepi jalan. Bersamaan itu pula muncul kuliner-kuliner Sunda yang akrab di Sunda lainnya seperti siomay, batagor, serta cincau.
Saat ini bubur yang juga ramai ditawarkan di jalan umum atau depan pasar adalah bubur bayi. Dengan berbagai merek pribadi mereka telah mempunyai beberapa cabang.
Bubur Madura juga turut berkembang di Surabaya. Jumlahnya tidak sesemarak bubur ayam. Namun bagi warga Surabaya, bubur Madura memang sudah tidak asing lagi. Untuk mendapatkan bubur Madura, perlu sedikit usaha sebelum menikmatinya. Bubur Madura merupakan bubur dengan cita rasa manis yang berisi campuran beberapa bubur seperti, bubur sumsum, bubur ketan item, bubur candil, dan bubur mutiara. Bubur kemudian disiram dengan santan kental dan gula aren cair.
Yang menarik, bubur Madura yang khas memang kaya akan jenis dan warna. Di sana ada empat jenis bubur dalam satu pincuk. Di sana ada bubur sumsum, bubur mutiara, bubur candil, dan bubur ketan hitam. Kemudian diguyur santan kental plus gula aren cair. Paduan bubur yang manis, asin, gurih, legit, dan manis menjadi kekuatan rasa sekaligus gizi. Sarapan bubur Madura akan cukup untuk mengisi perut hingga datangnya siang hari. Jika masih kurang, ada jajanan pasar yang menemani seperti klanting, cenil, lupis, lupis, ketan putih, jongkong, talam, tiwul, dan biji salak. Bahannya rata-rata dari tepung tapioka, dibuat dengan tekstur kenyal dengan beraneka warna. Penjual bubur Madura dan jajanan pasar ini biasanya satu paket. Pada penjual yang lebih lengkap (biasanya pada gerobak yang mangkal) juga bisa ditemui kue putu, kue hijau dengan balutan parutan kelapa yang gurih.
Di Mana Bubur Madura itu Ada
Di kota Surabaya, di manakah bisa dijumpai penjual bubur Madura? Kalau ingin sarapan dan pagi-pagi benar, penjual yang selalu ada dan konsisten waktunya ada di Jl Walikota Mustajab depan sate klopo Ondomohen Bu Asih. Setiap hari Sulimah, perempuan Madura 50 tahun itu ada di sana. Menggelar dagangannya dalam kuali besar yang letakkan di atas kursi plastik. Sudah lebih dari 10 tahun berjualan bubur Madura dan jajanan pasar. Dulu tempat berjualannya berpindah-pindah dengan berjalan kaki, dan 7 tahun terakhir ini sudah menetap di Jl Walikota Mustajab. Sajiannya selalu lengkap, dan semuanya diolah sendiri.
Tempat lain yang juga membuka lapan bubur Madura saat pagi-pagi benar ada di dalam Pasar Pucang atau Pasar Soponyono Rungkut.
Sebenarnya bubur Madura banyak dijumpai di berbagai jalan Kota Surabaya. Namun jarang yang buka di pagi hari. Beberapa diantaranya ada di foodcourt atau dalam mall yang bukanya baru pukul 10-11.00. Penjual bubur Madura yang menarik ada di sisi timur Pasar Atom Surabaya. Sejak siang hari sekitar pukul 10.00 para buk (panggilan khas perempuan Madura), berjejer di sepanjang lorong khusus berjualan Bubur Madura. Seperti sebuah festival yang meriah.
Tempat yang lain ada di dalam Pasar Blauran. Di bagian tengah itulah tersedia berjajar makanan-minuman khas Jawa Timur, termasuk jajanan kelas jalanan (street food). Jika agak siang sedikit, bubur Madura bisa didapatkan di pertigaan Jl Kopi, depan Pasar Bong Slompretan Surabaya. Memang hanya rombong biasa yang didorong, tapi rasanya bisa membuat Anda menikmati rasa bubur Madura yang sebenarnya.
Jika Anda enggan menjelajah pasar tradisional Anda bisa singgah di Superindo. Di bagian depan kasir supermarket ini disediakan tempat untuk berjualan jajan pasar, seperti Superindo Plaza Surabaya, Superindo Kenjeran, Superindo Darmahusada dan masih banyak lagi.
Berbagai macam bubur dalam bubur Madura memang menggugah selera. Dengan harga berkisar Rp 7-10 relatif terjangkau, cukup untuk sarapan . Tekstur bubur yang amat lembut dengan santan yang kental akan memberi kesan mengejutkan pada santapan pertama. Paduan rasa manis gula aren yang tak terlalu pekat dan bubur sumsum yang gurih membuat bubur itu terasa nikmat, dan menitis menjadi kenangan rasa. –sa