Busa-busa putih itu mengapung, berjalan pelan menuju utara. Pandangan mata terusik ketika melintas di Jembatan Pemuda.
surabayastory.com – Hari masih pagi ketika melintas di Jalan Pemuda. Selepas jalan Stasiun Gubeng Lama, melewati lampu lalu lintas jembatan Pemuda, terlihat buih-buih berjalan berurutan sejak pintu air hingga beratus meter di depannya. Busa-busa itu serupa dengan air sisa cucian dengan jumlah yang sangat banyak. Tebal-tipis berurutan dan berjalan bersama-sama. ‘Bercak-bercak putih’ yang memenuhi permukaan Kalimas itu mengusik pandangan mata. Tidak sedap, tak seperti biasanya yang bersih.
SurabayaStory melihat, fenomena munculnya gelembung serta buih mengapung hampir memenuhi permukaan air yang memenuhi sekujur badan Kalimas wilayah jembatan Pemuda ini sudah sering kali terjadi.
Dari cerita yang dihimpun, air berbusa tersebut biasanya hanya muncul di pintu air yang berkekuatan tinggi. Dengan kekuatan tinggi itu, buih akan timbul sangat banyak, dan terbawa aliran sungai hingga ratusan meter. Jika laut sedang pasang, etika pompa dimatikan, air sungai yang berbusa itu mengalir kembali dari arah muara. Jika busa sudah menumpuk, sedikit desmi sedikit busa putih itu akan terpecah, dan bertumpuk rata seperti salju, namun bahaya untuk dimainkan. Jika angina datang, busa itu menghambur, lalu beterbangan.
Seperti yang diketahui sebelumnya, buih itu merupakan dampak pengoperasian rumah pompa. Ketika pintu air di sekitar Jembatan Pemuda dibuka, tekanan air yang mengalir ke Kalimas sisi utara akan sangat deras. Saat itu terjadi turbulensi air. Selanjutnya, endapan (sedimen) di dasar sungai perlahan akan terbawa. Sebenarnya, jika hanya lumpur, maka buih itu tidak akan muncul. Namun karena di dasar sungai juga ada limbah deterjen, maka tekanan turbulensi air itu menekan sisa deterjen di dasar hingga memunculkan buih yang berkelanjutan. Tidak sedap dipandang memang, namun deterjen yang ditengarai dari pembuangan limbah domestik masyarakat tersebut tak juga bisa dihindari.
Siapa Peduli?
Limbah-limbah domestik berupa deterjen ini memang tidak sebahaya limbah kimia industri. namun, perlahan, dalam jangka panjang ekosistem dalam Kalimas akan terganggu. Akibat lainnya, derajat keasaman air juga akan meningkat menjadi 8, meski batas atas pH adalah 9. Siapa yang peduli? Bukankah Kalimas adalah sumber dasar air bersih untuk masyarakat Surabaya?
Efek lainnya, dengan kondisi sungai yang tercemar, menyebabkan banyak ikan yang mati. Di sepanjang kalimas, banyak orang yang mencari ikan juga para pemancing. Ikan yang terkontaminasi ini tentu saja sangat berbahaya jika dikonsumsi.
Dengan adanya limbah ini maka kadar oksigen di dalam air akan menurun. Akibatnya ekosistem dalam air akan terganggu, dan makin lama akan terjadi kerusakan.
Kalimas adalah sungai besar yang menjadi saluran air utama Kota Surabaya. Kalimas yang membelah kota Surabaya adalah anak Sungai Brantas yang lebih dulu melewati Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto, dan Gresik.
Kondisi Kalimas yang ada di Surabaya seperti ini memang sungguh memprihatinkan. Dengan cerita di atas, jika dibiarkan akan semakin parah. Masyarakat punya tanggungjawab bersama untuk menjaga lingkungan demi masa depan bersama.
Memang kita tidak bisa menggantungkan diri pada pemerintah. Namun pemerintah yang punya tanggungjawab akan kota ini, sampai saat ini belum ada penanganan khusus. Air Kalimas yang berbusa itu sejatinya mempunyai kandungan kimia berbahaya. Ada beberapa langkah yang dinilai bisa membantu. Untuk penyadaran masyarakat agar tidak membuang deterjen ke saluran air, tentu bukan hal yang mudah. Melakukan penyaringan, langkah ini juga tipis peluang. Usulan untuk memberikan enceng gondok di sepanjang bantaran Kalimas sebenarnya menarik dan masuk akal. Eceng gondok mampu menyerap zat-zat kimia berbahaya dan menetralisir air. Namun, langkah ini juga akan menimbulkan masalah lain jika enceng gondok tidak dikendalikan. Pendangkalan, menghambat aliran air, serta jadi sarang sampah dan nyamuk bisa jadi masalah baru. Lalu? Yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan pembuangan deterjen dari rumah kita. 📌
Penyebab
Busa tersebut berasal dari endapan detergen dalam air sungai.
Busa terbentuk ketika air sungai mulai memasuki pompa, sehingga kandungan detergen yang sebelumnya mengendap teraduk-aduk dan membentuk busa.
Akibat yang ditimbulkan
- Kadar oksigen dalam air menurun
- Ekosistem air rusak
- Ikan terkontaminasi dan berbahaya untuk dimakan
- Kandungan logam berat semakin tinggi, berahaya untuk manusia
Busa sering juga terlihat di:
- Pintu air Kali Wonorejo
- Pintu air Kalimas
- Pintu air Wonokromo