Apakah cinta, penderitaan, dan kebahagiaan adalah satu untai dalam kehidupan manusia? Kita baca perlahan, kita resapi, dan nikmati kata-kata sastrawi Kahlil Gibran ini
Penderitaan dan Kebahagiaan
Kami adalah keturunan Penderitaan, dan kalian adalah
Keturunan Kebahagiaan. Kami adalah putra-putra Penderitaan,
Dan Penderitaan adalah bayang-bayang Tuhan yang
Tinggal tidak dalam wilayah jantung iblis.
Kami adalah spirit-spirit yang menderita, dan Penderitaan
Terlalu besar untuk berada dalam hati sempit.
Ketika kalian tertawa, kami menangis dan meratap; dan dia
Yang dibakar dan disucikan sekaligus dengan
Air matanya akan tetap murni selamanya.
Kalian tidak memahami kami, namun kami menawarkan
Simpati kami untuk kalian. Kalian bergegas-gegas dengan
Arus Sungai Kehidupan, dan kalian
Tidak melihat pada kami; namun kami duduk di dekat
Pantai, mengawasi kalian dan mendengar
Suara-suara asing kalian.
Kalian tak memahami tangisan kami, karena
Hingar bingar hari menyibukkan telinga kalian.
Menutupi dengan substansi padat
Ketidaktahuan kalian yang menahun pada kebenaran;
Namun kami mendengar
Lagu-lagu kalian, karena bisikan malam
Telah membuka lubuk hati kami. Kami melihat jalian
Berdiri di bawah telunjuk cahaya yang menuding,
Namun kalian tak bisa melihat kami, karena kami berlambat-lambat
Dalam kegelapan yang menerangi.
Kami adalah anak-anak Penderitaan; kami adalah penyair
Dan nabi dan pemusik. Kami menenun
Pakaian untuk para dewi dari helaian
Hati kami, dan kami mengisi tangan Bidadari
Dengan benih dari dalam diri kami.
Kalian adalah anak-anak pengejaran kesenangan duniawi.
Kalian menempatkan hati kalian dalam tangan
Kehampaan, karena sentuhan tangan
Kekosongan adalah lembut dan mengundang.
Kalian bertempat dalam kediaman Ketidaktahuan, karena
Dalam tumah ini tak ada cermin untuk
Memandangi jiwamu.
Kami mendesah, dan dari desahan kami muncul
Bisikan bunga-bunga dan desiran daun-daun dan
Gemericik anak sungai.
Saat kalian mengolok kami, olokan kalian bercampur
Dengan retakan tengkorak dan
Gemerincing belenggu dan ratapan
Jurang dalam laut. Ketika kami menangis, air mata kami jatuh ke dalam
Hati Kehidupan, waktu butiran embun jatuh dari
Kedua mata Malam ke dalam hati Fajar; dan
Ketika kalian tertawa, tawa mengejek kalian tertumpah
Bagaikan bisa upar menjadi sebuah luka.
Kami menangis, dan bersimpati pada pengelana yang
Menyedihkan dan janda yang merana; namun kalian bergembira
Dan tersenyum pada kilauan emas yang gemerlap.
Kami menangis karena kami mendengarkan pada keluhan
Si miskin dan berduka untuk si lemah yang tertekan;
Namun kalian tertawa karena tidak mendengar apapun selain
Suara bahagia dari piala-piala anggur.
Kami menangis karena spirit kami pada saat ini
Dipisahkan dari Tuhan; namun kalian tertawa karena
Tubuh kalian melekat dengan remah tanah yang tak risau.
Kami adalah anak-anak Penderitaan, dan kalian adalah
Anak-anak Kebahagiaan . . . . Ijinkan kami mengukur hasil
Penderitaan kami bertentangan dengan perilaku kegembiraan kalian
Di depan wajah surya . . . .
Kalian telah mendirikan Piramida di atas jantung
Para budak, namun sekarnag Piramida itu berdiri di atas
Pasir, mengenang Masa Keabadian kami dan
Lenyapnya kalian.
Kalian telah membangun Babilonia pada tulang belulang
Yang lemah, dan mendirikan istana-istana Nineveh di atas
Kuburan mereka yang merana. Sekarang Babilonia tidak lain adalah
Jejak kaki unta di atas pasir bergerak di gurun, dan
Sejarahnya berulang pada setiap negeri yang memberkahi
Kami dan mengutuk kalian.
Kami telah mendambakan Ishtar dari pualam yang keras,
Dan membuatnya bergetar dalam kekerasannya dan
Berbicara melalui kesunyiannya.
Kami telah menggubah dan memainkan
Lagu tenang Nahawand pada senar, dan menyebabkan
Spirit Terkasih datang melayang dalam
Cakrawala di dekat kami; kami telah memuja
Yang Maha Kuasa dengan kata-kata dan perbuatan; kata-kata
Yang menjadi kata-kata Illahi, dan perbuatan
Yang menjadi berlimpahan cinta bidadari.
Kalian mengikuti Kesenangan, yang memiliki cakar tajam
Yang telah mencabik ribuan martir di arena
Romawi dan Antioch . . . . Namun kami mengikuti
Keheningan, yang memiliki jemari teliti yang telah memintal
Illiad dan Kitab Ayub dan Ratapan Jeremiah.
Kau berbaring dengan Nafsu, yang menyimpan badai
Yang telah menyapu ribuan prosesi jiwa perempuan
Menjauh dan jatuh ke dalah lembah memalukan dan
Kengerian . . . . Namun kami memeluk Kesendirian, yang
Mempunyai bayangan keindahan Hamlet dan Dante.
Kau membumbui sesuai kesenangan Keserakahan, dan mempertajam
Pisau Keserakahan yang telah mencucurkan seribu sungai darah . . . .
Namun kami mencari kawan Kebenaran, dan
Tangan Kebenaran yang telah membawakan
Pengetahuan dari Hati yang Besar dari Lingkaran Cahaya.
Kami adalah keturunan Penderitaan, dan kalian adalah
Keturunan Kebahagiaan; dan di antara derita kami dan
Kebahagiaan kalian ada selajur jalan kasar dan sempit yang
Tidak bisa dilewati oleh kuda spiritual kalian, dan yang
Tak dapat dilalui oleh kereta kalian yang megah.
Kami mengasihani kekerdilan kalian seperti kalian membenci
Kebesaran kami; dan di antara belas kasih kami dan kebencian
Kalian, Waktu terhenti kebingungan. Kami datang pada
Kalian sebagai sahabat, namun kalian menyerang kami seperti musuh;
Dan di antara persahabayan kami dan permusuhan kalian,
Ada jurang dalam yang mengalirkan air mata dan darah.
Kami membangun istana-istana untuk kalian, dan kalian menggali
Kuburan untuk kami; dan di antara keindahan istana dan
Kegelapan kuburan, Kemanusiaan
Berjalan seperti seorang prajurit dengan senjata besi.
Kami menaburi jalan kalian dengan mawar, dan kalian menutuoi
Ranjang kami dengan onak duri; dan di antara mawar dan
Duri, Kebenaran tertidur tertegun-tegun.
Sejak permulaan dunia kalian telah
Bertempur melawan kekuatan lembut kami dengan
Kelemahan kalian yang kasar; dan ketika kalian memenangi
Kami selama satu jam, kalian berkoar-koar dan ribut bergembira
Seperti katak di air. Dan ketika kami
Menaklukkan kalian dan menundukkan kalian selama satu Abad,
Kami tetap tenang laksana Raksasa.
Kalian menyalib Yesus dan berdiri di bawahNya
Menghina dan mengejekNya; namun akhirnya
Dia turun dan mengatasi berbagai generasi,
Dan berjalan di tengah kalian bagaikan pahlawan, mengisi
Semesta dengan kemulianNya dan keindahanNya.
Kalian meracuni Sokrates dan melempari Paul dan
Menghancurkan Ali Talib dan membunuh Madhat Pasha,
Namun mereka yang kekal selalu bersama kami
Di depan wajah Keabadian.
Namun kalian tinggal dalam kenangan manusia seperti
Jasad pada wajah bumi; dan kalian
Tak dapat menemukan seorang kawan yang akan menguburkan kalian
Dalam kegelapan kematian dan yang terlupakan,
Yang kalian cari di muka bumi.
Kami adalah anak-anak Penderitaan, dan derita adalah
Awan yang kaya, menyirami banyak orang dengan
Pengetahuan dan Kebenaran. Kalian adalah anak-anak
Kebahagiaan, dan setinggi apapun kebahagiaan yang bisa kalian raih,
Oleh Hukum Tuhan itu akan dihancurkan
Di depan angin surga dan dihamburkan
Ke dalam kehampaan, karena itu bukan apapun selain
Tonggak asap yang kurus dan bergerak ragu.