Meski hari ini mendung, siap-siap Kota Surabaya kembali panas. Lusa suhu udara diprediksi kembali ekstra panas dan suasana jadi gerah sepanjang hari.
Surabayastory.com – Bagi warga Surabaya, apa yang dirasakan hari ini sedikit melegakan. Hampir di seluruh wilayah Surabaya diselimuti mendung dan berpotensi hujan rintik. Dari prakiraan cuaca yang dirilis accuweather, hari ini Surabaya berawan dengan beberapa wilayah kemungkinan bisa turun gerimis. Sementara di kota sekitar Surabaya, beberapa tempat kemungkinan akan turun hujan.
Meski hari ini sudah mendung, namun jangan terburu lega sepenuhnya. Besok sinar matahari akan kembali bersinar terang meski panas tak begitu menyengat. Dan memasuku Rabu, lagi-lagi merunut prakiraan cuaca, Surabaya akan kembali panas, terik dan gerah. Suhu udara kembali ke kisaran 36-37 derajat celcius, dan di akhir pecan bisa mencapai 29 derajat celcius. Ini akan kembali seperti yang Anda rasakan dalam dua minggu terakhir ini; udara terasa panas, berkeringat sepanjang hari.
Dua minggu ini Surabaya memang seakan “terbakar”. Suhu udara melesat dan stabil di atas angka 36 derajat celcius. Di siang hari, bahkan beberapa kali menyentuh angka 40-41 derajat celcius. Siang hari terasa terik yang menyengat. Di malam hari, gerah dan keringat seakan terus membekap. Suasana ini tentu saja tak nyaman bagi warga kota untuk beraktivitas. Keengganan untuk keluar rumah di saat siang, juga tak nyaman tanpa pendingin ruang di saat malam.
Keluhan tentang suhu yang tak bersahabat di sekitar kita juga bisa kita baca di berbagai platform media sosial. Beberapa diantaranya disertai dengan meme-meme lucu.
Sebenarnya, ketidaknyamanan ini tidak hanya dirasakan warga Surabaya, udara yang terasa semakin panas dan menyengat juga menimpa banyak warga di berbagai wilayah. Panas ekstra dan rasa kegerahan juga dirasakan seluruh wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Kegerahan juga tak hanya terjadi di Surabaya saja, tetapi kota sekitarnya seperti Gresik dan Sidoarjo. Suhu pada siang hari berkisar 33-35 derajat celcius. Sementara suhu pada malam hari berkisar 25-28 derajat celcius.
Jika kita menilik putaran waktu di masa lalu, di bulan Oktober musim biasanya sudah berganti menjadi musim hujan. Kalau kita masih mengingat cerita nenek-nenek kita dulu, di bulan-bulan dengan akhiran “ber” berarti sudah berada di musim penghujan dan puncaknya ada di bulan Desember (gedhe-gedhene sumber/ puncak-puncaknya hujan). Jadi di bulan September-Oktober seharusnya sudah datang hujan dan suasana menjadi dingin.
Namun putaran alam sudah berubah total. Adakah ini karena ulah manusia sendiri? Entahlah. Kehidupan harian sudah banyak berubah. Makanan panas kini banyak disajikan di siang hari, dan makanan dingin banyak dijajakan di malam yang dingin. Banyak yang terbalik-balik. Hanya matahari yang masih setia terbit dari Timur.
Saat ini, di bulan Oktober, di Surabaya suhu udara juga berbalik. Justru sedang panas-panasnya. Dari prakiraan suhu udara yang dirilis accuweather, hingga akhir minggu ini uhu udara di Surabaya tetap stabil panas. Jika kita perhatikan, hari Senin ini ada kemungkinan untuk dingin sejenak. Namun Rabu-Sabtu, angka suhu mulai merangkak naik dan sangat panas. Coba lihat grafik prakiraan suhu di atas. Ada apa sebenarnya?
Suhu udara yang panas dan membuat suasana menjadi gerah memang tak bisa dihindari. Tak bisa dikatakan wajar namun masih dalam rentang toleransi. Jika kita mengulik catatan sejarah suhu di Jawa, suhu udara luar maksimum di wilayah Pulau Jawa dan sebagian Indonesia rata-rata juga masih di angka itu dalam 30 tahun terakhir. Letak geografis Indonesia yang tropis dan berada dalam lintasan matahari membuat panas adalah sebuah keniscayaan.
Penjelasan sederhananya, posisi matahari berada tepat di wilayah bumi selatan. Hal ini sangat berpengaruh pada Indonesia. Dan saat ini matahari berada tepat di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak. Penyinaran yang di terima oleh Indonesia secara langsung terjadi.
Selain itu, kondisi ini juga memberi pertanda jika pergantian musin tengah terjadi. Panas yang menyengat dirasakan ini umum terjadi pada masa pancaroba. Ini bisa berarti kita saat ini tengah memasuki awal musim hujan. Pengumumpulan awan hujan sedang aktif membekap langit. Fenomena ini yang membuat masyarakat merasa begitu kegerahan ini juga berkaitan dengan posisi matahari.
Dengan masuk masa pancaroba, ada kemungkinan hujan bisa datang tiba-tiba. Ketika cuaca sedang panas-panasnya, hujan bisa saja turun secara tiba-tiba disertai angin. Pada masa transisi seperti ini perlu waspada untuk menyiapkan daya tahan diri dan antisipasi air tiba-tiba di lingkungan.
Udara dengan kelembaban yang rendah menjadi faktor pengaruh lainnya. Ketika kelembabannya rendah, proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujannya lebih kecil, sehingga potensi hujannya jadi relatif lebih kecil, dan suhu udara jadi panas.
Angin yang mengalir ini dari Australia melalui Indonesia bagian selatan khatulistiwa, yang mengakibatkan udara terasa lebih panas. Aliran udara ini membuat kelembaban udara rendah, kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.
Begitulah tentang apa yang terjadi dengan udara yang ekstra panas dan gerah di Surabaya. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan jika udara panas ini masih “aman”. –sa