Bagaimana kita bisa bekerja sambil bersenang-senang? Mari belajar dari Jeff Bezos, orang terkaya di dunia.

Surabayastory.com – Mungkin Anda sudah mengenal Amazon.com, situs belanja online terbesar di dunia. Situs ini diluncurkan pada tahun 1995 oleh Jeff Bezos, yang pernah dinobatkan sebagai Person of the Year 1999 (versi majalah Time). Pada tahun 2008 dia juga terpilih menjadi salah satu America’s Best Leaders (versi US News & World Report). Dia adalah sosok yang tak mau bertahan menggeluti bidang yang bukan menjadi bakat terbesarnya
Sejak kecil Bezos dikenal sebagai anak yang superaktif, yang membuat guru-gurunya kelelahan menghadapinya. Ketika SMA, dia mengubah garasi rumah menjadi ‘laboratorium pribadi’. Kamar Jeff dilengkapi dengan berbagai jebakan, alarm anti pencuri untuk memberitahu kalau adik-adiknya akan masuk kamarnya. Untungnya keluarganya, khususnya ibunya, tidak marah. Ia malah mendukung dan menyemangati Jeff untuk mengembangkan kemampuannya.
Meskipun menyukai computer, tapi di luar dugaan ternyata Bezos malah bercita-cita menjadi ahli fisika, bukan ahli komputer. Untuk itu ia masuk ke Universitas Princeton. Namun dia segera sadar di kelasnya ternyata ada anak lain yang lebih pintar darinya. Anak-anak itu dengan mudah memahamai pelajaran yang diberikan kepada mereka sedangkan Jeff harus bekerja keras dan meluangkan waktu lebih banyak untuk menyamai mereka.
Jeff mulai sadar fisika bukanlah bakatnya dan akhirnya ia berpaling pada apa yang selama ini ia tekuni: komputer dan teknik elektronika. Jeff pindah jurusan dan lulus dengan gelar summa cumlaude. Di sini ia menemukan talentanya yang kemudian menghantarkannya sebagai webmaster.
Candaver Awal Amazon.com
Ketika memulai Amazon, awalnya Bezos hendak menggunakan nama “Cadaver”. Tapi karena menyadari nama itu tak akan populer, Jeff berpikir keras untuk mendapatkan nama lain yang lebih mengena. Ia mulai dengan huruf A sebagai awalan. Tak lama kemudian tercetuslah nama Amazon yang kemudian ditambahkan di belakangnya .com. Walaupun “.com” terasa konyol saat itu ternyata sekarang menjadi sebuah ide yang cerdas. Amazon.com adalah yang pertama.
Pendirian Amazon.com terinspirasi angka-angka statistik tahun 1994, dan ia menyadari bahwa penggunaan web sudah meningkat sebesar 2300%. Itu bukan hal biasa, Jeff segera memikirkan sebuah bisnis yang bisa berhasil yang berbasis pada pertumbuhan internet ini. Jeff benar-benar pandai membaca medan dan cuaca. Sayangnya saat itu tak ada seorangpun mau mendukungnya kecuali dirinya sendiri. “Hanya dirimu dan kamu bisa berhenti kapan saja karena tak ada yang peduli,” ucap Jeff dalam hati.
Tanpa kenal putus asa Jeff mulai merancang sebuah rencana bisnis dalam suatu perjalanan di mobil. Ia hanya menulis idenya di kertas. Seiring berjalannya waktu ia mengubah dan memodifikasi ide-idenya agar bisa mengambil keuntungan dari setiap situasi. Tapi tetap saja tak ada pemodal yang tertarik untuk mendukung ide bisnisnya.
Kenapa tak ada investor yang tertarik dengan ide-ide Bezos? Ternyata dalam business plan-nya, Bezos tidak mengharapkan perusahaannya bisa meraih keuntungan dalam 4-5 tahun kemudian. Hal ini tentu saja tidak menarik bagi investor. Amazon.com dianggap tidak prospektif dan sempat dijuluki amazon.toast. Bahkan pers meramalkan perusahaan ini akan jatuh. Ini sempat membuat Wallstreet dan karyawan amazon.com terpengaruh. Bahkan harga saham amazon.com sempat jatuh dari 100 dollar AS menjadi 6 dollar AS.
Saat itu perusahaan-perusahaan website mulai bermunculan. Tapi ketika mereka bertumbangan, amazon.com justru semakin kuat. Bahkan bisa menghasilkan keuntungan pertamanya 5 juta dollar AS. Dan siapa pernah menyangka gagasan bisnisnya yang hanya dituangkan dalam coretan di kertas itu telah mengantarkan Jeff dengan amazon.com-nya ke jajaran 30 website top dunia.
Tahukah Anda bahwa saat merintis amazon.com, Jeff sudah memiliki posisi mapan sebagai Wakil Direktur di DE Shaw & Co. Saat itu ia bisa mendapatkan penghasilan 1 juta dollar AS pertahun. Tapi demi mengembangkan amazon.com dia memilih mundur dari perusahaan itu. Ia meyakini masa depan ada dalam amazon.com.
Ya, begitulah kegigihan Jeff mengeksplorasi bakat terbaiknya telah berhasil membawa dirinya ke dalam posisi pucak dalam bisnis belanja online. Bayangkan seandainya saja ia terus menekuni minat awalnya menjadi fisikawan. Karena di sini bukan kemampuan terbaiknya, mungkin ia tak akan dikenal seperti sekarang. –drs
I am continually invstigating online for ideas that can aid me. Thank you!