Surabayastory.com – Sisa hujan semalam belum kering ketika dini hari hingga menjelang subuh hujan kembali mengguyur Surabaya. Dengan intensitas yang sedang, hujan membuat basah tanah dan jalanan lebih dalam. Hujan datang perlahan, dan kemudian mengguyur rata.
Setelah dua hari lalu hujan mulai turun pertama di Surabaya Barat dan perbatasan Sidoarjo, hujan untuk pertama kali membasahi Surabaya Pusat dan Surabaya Timur semalam. Hujan tidak lebat, bermula dari gerimis dan kemudian berubah menjadi rintik. Dari tengah kota di sekitar Jl Tunjungan, Jl Genteng, hingga Jl Walikota Mustadjab, air mulai turun perlahan. Hujan makin deras mengguyur. Dari tengah kota, kemudian hujan juga mulai membasahi jalanan di timur Surabaya. Sejak dari Jl Kertajaya Indah, kompleks ITS, hingga ujung Keputih. Hujan turun dengan intensitas sedang dan berlangsung hingga pukul 21.30.
Setelah kemarau panjang yang terjadi di Surabaya dan wilayah Indonesia, hujan di Surabaya untuk pertama kalinya di tahun 2018 terjadi di wilayah Surabaya Barat Selasa (6/11/2018) sore. Beberapa wilayah yang mulai “dicium air dari langit” terjadi di Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo. Hujan pertama ini langsung deras disertai angin kencang. Dampaknya, sebuah bangunan permanen yang tengah direnovasi roboh.
Pagi ini
Dari hujan dini hari tadi menyebabkan jalanan Surabaya basah dengan aspal yang terlihat hitam pekat. Air hujan terserap juga membasahi tanah di sepanjang tepi jalan. Pohon-pohon rata tersiram air hujan, basah merata. Hujan pertama dan mulai merata di seluruh wilayah Surabaya. Komentar warga Surabaya di radio rata-rata mensyukuri hujan yang dinantikan telah datang. Harapannya, memberikan kehidupan bersemi kembali.
Hujan yang datang ini kurang lebih sama dengan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda di Sidoarjo sebelumnya. BMKG di akhir bulan Oktober menyatakan sebagian wilayah Jawa Timur akan memasuki musim hujan pada awal bulan November mendatang. Ini berdasarkan hasil analis data serta mempertimbangkan kondisi fisis dan dinamika atmoster lautan.
Kondisi El Nino lemah terbentuk di kwartal IV tahun 2018. Anomali SST Indonesia juga berangsur menghangat dan angun Monsun Asia menguat mulai bulan Oktober 2018. Ini menandakan awal musim hujan 2018/2019 segera datang di wilayah Serabaya dan sekitarnya. Sementara di wilayah Jawa Timur lainnya, seperti Probolinggo bagian timur, Situbondo, Bondowoso utara, Situbondo bagian timur, dan Banyuwangi bagian timur dan selatan hujan mulai mengguyur Desember nanti.
Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2019, dengan hujan yang berlangsung normal. Namun di awal-awal musim hujan diperkirakan disertai angin kencang di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto.
Gelombang laut untuk sementara diperkirakan normal. Di Laut Jawa (Bawean, Gresik, Ketapang, Banyuwangi) gelombang tinggi diperkirakan paling tinggi hanya mencapai dua meter.
Fenomena Hujan Pertama
Dari fenomena hujan pertama kali turun, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, ada akibat lain yang ditimbulkan. Yang menyenangkan adalah suhu udara terasa lebih dingin dan bersahabat. Akibat lain yang terjadi pagi ini adalah jalanan menjadi licin. Dikabarkan, banyak sepeda motor selip dan terjatuh. Aspal jalanan belum sepenuhnya bisa menyerap air, bahkan sedikit mengeluarkan minyak setelah lama terpapar panas.
Fenomena lazim lainnya adalah karena hujan deras yang turun dini hari hingga pagi tadi membuat aliran listrik dipadamkan. Memang dengan berbagai pertimbangan yang utama dengan alasan keselamatan.
Hujan akan terus mengguyur Surabaya dan sekitarnya hingga beberapa bulan ke depan. Puncaknya diperkirakan Desember 2018-Januari 2019. Persiapan menyambut puncak musim hujan tetap perlu dilakukan untuk meminimalkan akibat buruk yang ditimbulkan.
Selamat datang hujan 2018/ 2019 di Surabaya. –sa